Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Popularitas Begal Lampung dalam Jagad Kriminalitas Tanah Air

Muhammad Fajar Ismail Nasution oleh Muhammad Fajar Ismail Nasution
17 Desember 2020
A A
begal lampung mojok

begal lampung mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika Anda mendengar Lampung di televisi, maka apa yang pertama kali melintas di benak Anda? Saya bertaruh sebagian besar akan menjawab begal ataupun tindak kriminalitas sejenis lainnya. Hal ini sebenarnya menyedihkan sekaligus memalukan bagi saya yang sedari kecil hingga dewasa tinggal di provinsi ini. Tapi, mengapa dan bagaimana begal asal Lampung dapat menjadi begitu populer dalam jagad kriminalitas di negeri ini?.

Sejarah begal di Lampung

Berdasarkan riset (baca: googling) yang saya lakukan, saya menemukan sebuah fakta yang menarik. Sejarah dimulainya begal Lampung sebenarnya tidak dimulai oleh warga Lampung itu sendiri, melainkan para buronan begal dari luar daerah yang kabur menuju Lampung sekitar 30 tahun yang lalu. Para buronan yang kabur menuju Lampung itu kemudian banyak mendiami suatu wilayah yang dinilainya aman dari kejaran aparat.

Beberapa wilayah di Lampung memang banyak yang dikenal sebagai “kampung begal”. Sebagian wilayah-wilayah ini ada yang sudah insyaf dan melepaskan cap negatif itu tetapi sebagian yang lain juga masih banyak yang setia menyandang predikat tidak membanggakan itu. Saya tidak dapat menyebutkan nama-nama daerah tersebut karena khawatir akan menyinggung perasaan penduduk di wilayah-wilayah itu, tetapi jika anda benar-benar ingin tahu maka di internet banyak info mengenai nama-nama wilayah itu (saya tidak menjamin info itu seratus persen akurat).

Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah mengapa para buronan itu memilih Lampung? Saya tidak menemukan jawaban pasti terkait hal ini, tapi menurut analisa saya terdapat setidaknya dua faktor yang menyebabkan Lampung menjadi destinasi favorit para begal kala itu. Pertama, posisi Lampung sangat strategis, dekat dengan Pulau Jawa sekaligus menjadi pintu gerbang masuk Pulau Sumatra, para pelaku kriminal dapat dengan mudah memindahkan hasil curiannya. Kedua, wilayah Lampung khususnya di pedesaan yang tergolong sepi kala itu memudahkan para buron itu untuk bersembunyi.

Mengapa begal Lampung begitu populer?

Jika kita menelisik lebih dalam maka sebetulnya saat ini para pelaku kejahatan begal ini tidak hanya berasal dari Lampung saja bahkan saya yakin sebagian besar pelaku bukan orang Lampung. Tetapi begal Lampung merupakan pembegal paling populer di media massa. Pembegal Lampung terkenal nekat dan tidak segan melakukan aksi sadis ke para korban yang melawan dan pantang mundur dalam melakukan aksinya. Juga karena adanya kesamaan asal daerah serta pola operasi membuat para pelaku nampak terorganisir.

Poin terakhir dari paragraf di atas lah yang menurut saya paling menarik. Pembegal asal Lampung kerap melakukan aksi dengan pola yang mirip satu sama lainnya. Terkesan sudah ada standar operasional prosedurnya. Di daerah asal saya, masyarakat mengenal seorang pria tua yang dikenal (dulunya) sebagai gembong berbagai komplotan pencuri dan pembegal, sehingga ini semakin meyakinkan saya bahwa sebagian dari para begal itu memang terorganisir. Tetapi, saya juga yakin bahwa ada juga yang melakukan aksinya secara mandiri tidak terkait dengan komplotan manapun.

Oleh karena aksi para begal yang nekat dan nampak terorganisir itulah yang menjadikan berita tentang komplotan begal asal Lampung memiliki nilai jual tersendiri. Saya rasa tidak berlebihan komplotan begal Lampung patut diangkat menjadi sebuah film bertemakan aksi-kriminal dengan Ray Sahetapy sebagai gembong begalnya.

Begal Lampung di Lampung

Di daerah luar Lampung seperti di Pulau Jawa misalnya, begal terkenal cukup menakutkan dan harus selalu diwaspadai setiap saat khususnya ketika berkendara pada malam hari dan di daerah yang sepi. Tapi, di Lampung sendiri yang dikenal sebagai sarang begal, aksi pembegalan khususnya di wilayah perkotaan tidak setiap hari terjadi. Hal ini seolah ada polanya, saya mengamati pada momen-momen tertentu seperti menjelang lebaran dan menjelang tahun baru biasanya kasus pembegalan akan melonjak dibanding hari biasanya.

Baca Juga:

Saya Kaget Beli Pecel Lele di Bandar Lampung: Sambalnya Mentah, Lelenya Dua Ekor

Dear Pemerintah Bandar Lampung, Banyak Hal yang Lebih Urgent Dibanding Membangun Kereta Gantung

Lonjakan kasus pada momen-momen tertentu tersebut disebabkan karena pada saat itu biasanya orang membutuhkan dana dalam jumlah besar untuk dapat turut merayakan momen-momen itu. Sehingga di luar momen-momen itu biasanya warga Lampung lebih santai karena memang aksi pembegalan di wilayah perkotaan tidak begitu marak terjadi. Singkatnya, warga Lampung sudah memahami bahwa memang ini kondisi yang sulit diubah dan satu-satunya jalan adalah dengan melahirkan berbagai strategi dan taktik untuk mencegah pembegalan. Ibarat komik Marvel, Lampung adalah New York yang banyak dihuni para penjahat jalanan, perbedaannya adalah Lampung tidak punya Daredevil yang keluyuran malam-malam.

BACA JUGA Susahnya Jadi Mahasiswa Sastra Jawa, Nembang Macapat Malah Dikira Manggil Hantu dan tulisan Muhammad Fajar Ismail Nasution lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2020 oleh

Tags: begalkriminalitaslampung
Muhammad Fajar Ismail Nasution

Muhammad Fajar Ismail Nasution

Mahasiswa nirprestasi.

ArtikelTerkait

Klitih di Lamongan: Fenomena Baru yang Jangan Sampai Dianggap Biasa Saja!

Klitih di Lamongan: Fenomena Baru yang Jangan Sampai Dianggap Biasa Saja!

16 November 2023
Menebak Alasan Begal Kebanyakan Bonceng Tiga Terminal Mojok

Menebak Alasan Begal Kebanyakan Bonceng Tiga

26 Juni 2022
Jalan Baru Palembang (Jalan HM Noerdin Pandji), Jalan Paling Mencekam yang Jadi Sarang Begal

Jalan Baru Palembang (Jalan HM Noerdin Pandji), Jalan Paling Mencekam yang Jadi Sarang Begal

2 April 2024
Pengalaman Saya Praktik Lapangan di Rumah Tahanan terminal mojok dipenjara kriminal rutan

Pengalaman Saya Praktik Lapangan di Rumah Tahanan

20 Desember 2020
Lampung Bukan Tempat Merantau untuk Orang Lemah

Lampung Bukan Tempat Merantau untuk Orang Lemah

11 Januari 2025
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas?

9 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.