#2 Kebanyakan motor plat M punya model motor yang aneh-aneh
Sebenarnya tidak sulit mengenali pengendara motor plat M. Selain cara berkendaraan yang agak lain dari pengguna jalan di Surabaya, mereka bisa dikenali dari bentuk motornya yang dimodifikasi hingga tidak memenuhi standar SNI. Bagi mereka, modifikasi ini adalah bentuk kreativitas. Tapi bagi banyak orang, termasuk saya sebagai pengguna jalan, modifikasi yang mereka lakukan sebetulnya meresahkan. Lha bagaimana tidak, perusahaan motor telah mendesain knalpot agar nyaman dikendarai, mereka malah ganti dengan knalpot busuk yang menusuk di telinga (baca: knalpot brong).
Bukan hanya knalpot. Saya juga sering mendapati beberapa bagian motor mereka seperti ban, veleg, setang, dan jeruji yang dimodifikasi sesuka hati. Bahkan, ban motor mereka juga mereka ganti dengan ukuran yang sangat kecil. Mereka biasa menyebutnya sebagai ban cacing. Belum lagi setang mereka yang sengaja ditekuk. Jujur, saya nggak tahu alasannya apa. Yang saya tahu, ukuran ban yang sangat kecil itu berpotensi menimbulkan selip yang besar. Begitu pula setang yang ditekuk, tentu akan menambah risiko kecelakaan karena motor jadi susah dikendalikan.
#3 Ancaman bagi pengendara motor di Surabaya
Tentunya, kondisi ini jika dibiarkan akan membahayakan bagi semua pengendara. Bukan hanya berbahaya bagi mereka sendiri, pengendara plat M juga berbahaya bagi pengendara lain. Edukasi yang tepat dan akurat menjadi kunci agar keselamatan dan risiko kecelakaan di jalan raya menjadi berkurang. Masak iya kita akan terus membiarkan, pengendara motor berplat M sering tertangkap mata berkendara melawan arus dan menyalip dari sisi yang tak bisa diduga.
Seperti dikatakan kawan saya sebelumnya, mungkin saja pengendara plat M barangkali belum terbiasa dengan sistem lajur yang ketat seperti di Surabaya. Sehingga sering kali saat berkendara mereka berpindah-pindah lajur secara tak terduga. Namun, bagi saya itu bukan suatu alasan dan nggak perlu lagi dilanggengkan.
Saya bukannya sinis dengan mereka. Saya selalu menghormati siapa saja yang awas saat berkendara. Sebab tujuannya adalah keselamatan bagi semua. Hal ini harus dipahami bahwa setiap keamanan, keselamatan, dan kenyamanan di jalan adalah hak setiap pengendara.
Sejujurnya saya nggak mau pengendara plat M masuk ke daftar pengendara paling meresahkan di Indonesia. Biarkan saja hanya plat K, plat F, dan plat lainnya yang dianggap mengganggu itu terus memiliki stigma yang buruk. Akan tetapi, kalau memang plat M nggak bisa berubah dan diubah, ya, terpaksa mereka masuk saja ke barisan sana. Bukan apa-apa, saya takut, bahwa plat M nanti malah akan jadi ketua dari plat-plat paling meresahkan ini.
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Wisata Kota Lama Surabaya, Tempat Ikonik yang Baru Diresmikan Itu Sudah Diwarnai Komentar Rasis
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.