Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Anime

Plankton “SpongeBob Squarepants” Adalah Gambaran Suram Masa Depan Kita yang Selalu Gagal Soal Cinta

Habib Muzaki oleh Habib Muzaki
5 Februari 2023
A A
Plankton SpongeBob Squarepants Adalah Gambaran Gelap Masa Depan Umat Manusia yang Selalu Gagal Soal Cinta

Jangan-jangan Plankton SpongeBob Squarepants Adalah Gambaran Suram Masa Depan Kita yang Selalu Gagal Soal Cinta (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sosok Plankton dalam SpongeBob Squarepants digambarkan memilih untuk menikahi Karen yang merupakan AI. Jangan-jangan, di masa depan nanti manusia memilih hal serupa?

Patah hati memang membuat dada terasa pedih dan sesak. Tapi, mau gimana lagi. Tak jarang, karena bingung harus ngapain, yang bisa kita lakukan saat patah hati hanyalah nge-scroll media sosial. Semakin digeser ke bawah, biasanya makin banyak konten yang mewakili isi hati. Jumlah like, comment, dan share di konten-konten itu pun nggak sedikit. Ini menunjukkan bahwa ternyata banyak orang yang merasakan kondisi serupa.

Hal ini membuat saya akhirnya berpikir, jangan-jangan di masa depan nanti akan ada banyak model relasi percintaan seperti yang dijalani sosok Plankton dalam serial animasi SpongeBob Squarepants. Seperti yang kita tahu, alih-alih membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan warohmah dengan perempuan dari spesiesnya, Plankton lebih memilih menikahi Karen yang berupa kecerdasan buatan (AI).

Saya jadi curiga, jangan-jangan selain istikamah untuk gagal mencuri resep krabby patty, Plankton juga sering gagal dalam urusan asmara seperti kita. Sehingga untuk menemani sisa hidupnya, dia akhirnya menciptakan Karen, sebuah kecerdasan buatan yang memiliki kesadarannya sendiri.

Bukan hal mustahil kalau kecerdasan buatan suatu hari bakal sempurna

Melihat perkembangan zaman hari ini, bukan hal mustahil kalau kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan sempurna menyerupai manusia kelak. Kita sudah terbiasa melihatnya di banyak film, termasuk serial animasi SpongeBob Squarepants. Hari ini juga banyak pihak yang sedang mengembangkan teknologi ini.

Coba bayangkan, kalau nanti ada AI yang fungsinya adalah menjadi pasangan hidup. Fisik dan karakternya bisa kita atur seenak hati. Semua yang kita inginkan untuk ada pada pasangan tinggal diinstal dan diprogram.

Para wibu bisa mewujudkan fantasi waifunya masing-masing. Para pencinta drama Korea dapat dipukpuk oleh replika hidup yang nyata dari idol mereka.

Laki-laki nggak perlu susah payah menafsirkan arti kata terserah. Perempuan tak perlu repot-repot menuntut pasangannya peka. Bahkan, kita juga mungkin nggak perlu lagi repot-repot mengalami cedera hati berkepanjangan.

Baca Juga:

Membayangkan Film “Ada Apa dengan Cinta” Tidak Pernah Ada

5 Istilah Seputar Percintaan Gen Z yang Perlu Diketahui Generasi Lain

Urusan percintaan memang selalu konsisten untuk melukai hati manusia di sepanjang peradaban. Kita butuh alternatif, dan Plankton secara nggak langsung sedang menawarkannya kepada kita.

Plankton adalah gambaran gelap kita

Sebenarnya Plankton itu sendiri adalah gambaran gelap dari sisi kemanusiaan kita. Pasalnya, menciptakan sendiri pasangan kita adalah pelarian paling radikal yang berbahaya bagi masa depan umat manusia.

Lho, kok bisa?

Karena itu artinya kita sedang memberi makan ego. Seakan-akan apa pun keinginan kita kok kesannya harus dituruti.

Jadi gini, memiliki pasangan yang mengerti keinginan kita bisa jadi adalah dambaan setiap orang. Tapi, urusan mencintai nggak selalu tentang diberi. Karena mencintai itu memberi, bukan apa-apa harus dituruti. Bukankah begitu, wahai para pencinta?

Betapa banyak kegagalan dalam romansa karena kedua belah pihak nggak mampu mendamaikan keinginan yang berbeda. Ada pula kondisi di mana salah satu pihak mengalah, namun hanya menjadi bom waktu untuk nantinya benar-benar menjadi ledakan luka.

Banyak juga kok yang mampu menciptakan ketersalingan. Mendamaikan masing-masing keinginan sehingga keduanya mampu saling mengisi kekosongan ruang. Saling memberi dan bukan selalu menjadi peminta dalam menjalin hubungan. Ini jelas butuh proses panjang.

Seandainya tren AI jadi pasangan hidup benar-benar terjadi

Coba bayangkan kalau menjadikan AI sebagai pasangan hidup seperti yang dilakukan Plankton dan Karen beneran jadi tren. Bakal sedikit sekali usaha manusia untuk belajar soal mencintai yang memberi. Sebab, AI akan selalu menuruti ego kita.

Kalau ego dibiarkan liar, manusia akan merasa berhak untuk selalu diwujudkan keinginnya. Ketika banyak manusia yang seperti ini, akan sulit membangun kerja sama di dunia sosial. Nggak kebayang bagaimana konflik yang akan tercipta nantinya akibat para manusia masa depan itu gagal dalam bekerja sama.

Padahal dengan semakin kompleksnya masalah di berbagai lini kehidupan, kita nggak mungkin bisa menyelesaikannya sendiri. Perlu kolaborasi, di mana hal itu memerlukan kecerdasan emosional dan sosial untuk menaklukkan egosentris yang berlebih.

Hal semacam itu sebenarnya sedang kita pelajari di keseharian kita. Termasuk melalui upaya mencintai pasangan kita. Karena relasi intim ini dijalankan oleh dua individu yang memiliki isi kepalanya sendiri, di situlah manusia belajar perbedaan kemauan.

Sampai akhirnya, upaya yang dilakukan menghasilkan pemahaman bersama sembari bersama menundukan egosentris masing-masing. Atas dasar mencintai, manusia dituntun untuk menerima kenyataan bahwa nggak semua keinginan harus diiyakan. Hidup juga bukan hanya tentang diri sendiri.

Memang banyak upaya semacam itu yang gagal di tengah jalan. Bahkan ada juga yang gagal sebelum dimulai. Tapi itu bukanlah akhir dari episode panjang perjalanan hidup individu.

Patah hati bukan segala-galanya

Saat patah hati, segala-galanya memang terasa hampa. Tapi, patah hati bukan segala-galanya, kok. Justru di sinilah proses pentingnya. Semua itu akan memberi kita pelajaran bahwa setiap kegagalan akan membangun kesadaran bahwa mencintai itu memang sejatinya memberi.

Maka daripada menjadi Plankton yang mampu memproyeksikan pasangan idealnya, bukankah lebih baik kita menjalani cerita-cerita patah hati sembari terus mencari arti? Meski berkali-kali sesak, itu lebih baik daripada memberi makan ego yang akan membahayakan proses kita untuk menjadi manusia.

Penulis: Habib Muzaki
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ternyata Plankton Menggunakan Filosofi Jawa untuk Menikahi Karen.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Februari 2023 oleh

Tags: CintaPlanktonSpongebob squarepants
Habib Muzaki

Habib Muzaki

Masih bercita-cita menjadi manusia. Pernah hijrah tapi sekarang putar balik. Seorang wibu radikal yang nyamar menjadi akademisi. Pengasuh Komunitas Kepenulisan IMM UINSA. Penulis tetap kapito.id yang sering telat ngirim tulisan.

ArtikelTerkait

5 Alasan Squidward Tentacles Bernasib Buruk

5 Alasan Squidward Tentacles Bernasib Buruk

8 Mei 2023
Kisah Cewek Selandia Baru Kecantol Lelaki Badui sigit susanto terminal mojok.co

Kisah Cewek Selandia Baru Kecantol Lelaki Badui

21 Agustus 2021
curhat jomblo pacaran cerita cinta mahasiswa pasangan mojok.co

Jomblo Sering Jadi Tempat Curhat Orang Pacaran karena 4 Alasan Ini

23 Mei 2020
cermin lelaki, toxic relationship MOJOK.CO

Dear Love, Jangan Pernah Takut Bilang Cukup Untuk Toxic Relationship, Kamu Berhak Bahagia

24 Mei 2020
Bukan Public Enemy, Plankton di 'SpongeBob Squarepants' Justru Tokoh Paling Penting untuk Hidup Manusia terminal mojok.co

Bukan Public Enemy, Plankton di ‘SpongeBob Squarepants’ Justru Tokoh Paling Penting untuk Hidup Manusia

29 Januari 2021
Alasan Historis, Logis, dan Klinis di Balik Kecintaan Pada Momen Ambyar terminal mojok.co

Tentang Mantan yang Tak Bisa Digantikan Pasangan Anyar

13 Mei 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.