Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Pikir 2 Kali Sebelum Piknik ke Jogja

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
10 Juli 2022
A A
Pikir 2 kali sebelum piknik ke Jogja. (Unsplash.com)

Pikir 2 kali sebelum piknik ke Jogja. (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum tergocek dan langsung emosi setelah membaca judul, izinkan saya menjelaskan bahwa ini soal preferensi pribadi. Sebagai asli Pulau Jawa yang sedang merantau, ini pandangan saya melihat Jogja. Pahit dan manisnya semuanya objektif.

Sebagai seorang perantau di Sulawesi, saya adalah satu-satunya orang yang berasal dari Pulau Jawa di kantor tempat saya bekerja. Bagi teman-teman saya di Sulawesi, Jogja adalah destinasi wisata yang setidaknya satu kali harus dikunjungi.

Oleh sebab itu, saya sering dapat pertanyaan tentang Jogja. Mulai dari destinasi wisata sampai, kuliner, kondisi sosial, bahkan sampai instansi pendidikan. Wajar saja, terlepas dari Jogja, Pulau Jawa memang menjadi pusat pendidikan, pusat ekonomi, sampai pusat pemerintahan di Indonesia, setidaknya sampai saya menulis naskah ini.

Pertanyaan yang paling sering saya dapat adalah destinasi wisata. Misalnya, “Kondisi Jogja sekarang gimana?” dan “Kira-kira enak nggak dijadikan tempat wisata bagi keluarga?”

Nah, jujur saja, melihat kondisi di sana, saya malah jarang sekali merekomendasikan jogja sebagai tempat wisata keluarga. Meskipun, pada akhirnya, saya menjawab pertanyaan mereka semampu saya.

Kenapa saya nggak merekomendasikan Jogja? Kenapa saya selalu memberi saran bagi teman untuk 2 kali berpikir sebelum ke sana? Inilah 5 alasannya.

#1 Harga tiket pesawat ke Bali lebih terjangkau

Sebagai gambaran, jika mau pergi ke Pulau Jawa naik pesawat terbang, biasanya, teman-teman kantor saya naik pesawat dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Alasan utamanya adalah harga tiketnya jauh lebih terjangkau karena biasanya ada beberapa pesawat dari berbagai daerah di Sulawesi yang harus transit terlebih dahulu di sana.

Fyi, harga tiket pesawat dari Makassar ke Jogja itu sedikit lebih mahal ketimbang ke Bali. Makanya, saya lebih sering menyarankan teman-teman kantor saya wisata ke Bali ketimbang Jogja. Bagi beberapa orang, selisih harga tiket bisa berpengaruh ke budget piknik mereka. Ya biar nggak boncos aja tabungannya. Saya baik hati, kan.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

#2 Jogja sudah nggak romantis

Nah, ini dia yang sering dijadikan “alasan utama” bagi mereka yang sering merekomendasikan Jogja. Katanya, Kota Gudeg ini kota yang romantis. Hmm… kok saya nggak merasakan lagi sisi romantis itu ya. Toh, mereka yang biasanya bilang kota ini masih romantis, kebanyakan, sesama pelancong.

Waktu dulu beberapa waktu yang lalu pun saya nggak pernah lama di Jogja, paling 2 sampai 6 hari saja. Hanya dalam waktu singkat, saya bisa menemukan fakta bahwa masalah sosial di Jogja itu sudah akut lho. Ya dari pungli di tempat wisata, kesejahteraan, rumah tinggal, keamanan, hingga timpangnya pendidikan. Mojok sendiri cukup sering merekam berbagai kejanggalan di Jogja yang seperti “didiamkan saja”.

Yah, tapi mungkin benar Jogja itu kadang ramah dan romantis. Iya, bagi wisatawan saja, tidak bagi warganya. Maka dari itu, saya nggak merekomendasikan Jogja sebagai tempat wisata ke teman-teman kantor. Khawatirnya mereka dapat apes atau masalah karena keruwetan di sana. Bukankah kata dokter lebih baik mencegah dari pada mengobati?

#3 Selera makanan yang terlalu berbeda

Pernah suatu ketika saya dan beberapa teman kantor mendapatkan tugas dari atasan untuk mengikuti acara di Jogja. Tentu saja ekspresi mereka senang bukan kepalang karena ada beberapa yang nyaris nggak pernah ke sana. Pada kenyataannya, setiap masuk jam makan, teman-teman saya selalu mengeluh.

Mulai dari sarapan di hotel yang cita rasa makanannya cenderung manis. Makan siang yang menurut mereka sambalnya kurang pedas dan asam. Sampai makan malam, yang menurut mereka ikannya kurang segar. Pokoknya selera makan teman-teman kantor saya nggak sesuai dengan mayoritas makanan yang tersedia di Jogja. Apalagi kalau malam hari.

Belajar dari pengalaman tersebut, saya takut merekomendasikan Jogja sebagai daerah wisata. Sebab seorang wisatawan pasti akan mencoba berbagai macam makanan khas dari daerah yang mereka kunjungi.

#4 Klitih

Nggak perlu berada di Jogja untuk mengetahui bahwa masalah klitih itu kian memburuk dari hari ke hari. Baru setelah ada anak seorang petinggi meninggal karena klitih, pemerintah Jogja menerapkan aturan jam malam. Ironisnya, nggak lama setelah aturan itu diberlakukan, klitih masih terjadi.

Memang, kebanyakan korban klitih adalah anak muda yang sedang keluar malam. Namun, bukan berarti kelak, terjadi salah sasaran ketika ada wisatawan keluar malam, pakai outfit seperti akamsi, naik motor, dan disabet celurit karena terlihat seperti “lawan” mereka. Semoga hal itu nggak kejadian, ya. 

Oleh sebab itu, saya selalu memberi warning kepada teman-teman dari luar Pulau Jawa kalau mau ke Jogja. Jangan keluar malam, terutama kalau hotel mereka ada di pinggiran, di mana jauh dari pengawasan polisi. Apakah pengawasan itu sendiri efektif? Sekali lagi, lebih baik waspada ketimbang rumah kamu kemalingan, kan? Paham maksud saya? 

#5 Nggak ada akses naik kapal Pelni dari Makassar

Ada beberapa teman kantor saya yang sengaja ambil cuti panjang untuk liburan bersama keluarga ke Pulau Jawa. Kebanyakan yang ambil cuti panjang ini menggunakan moda transportasi kapal laut dari pelabuhan Makassar. 

Makanya untuk teman-teman kantor saya yang menggunakan kapal laut untuk berlibur ke Pulau Jawa, saya lebih memilih untuk merekomendasikan tempat wisata di Jawa Timur seperti Malang ketimbang Jogja supaya waktu dan tenaganya nggak habis di jalan.

Begitu sekiranya alasan-alasan yang membuat saya jarang merekomendasikan Jogja sebagai tempat wisata. Semoga warga Jogja mengerti dan memahami situasi dan kondisi saya dan nggak marah atas kelakuan saya ini.

Penulis: Ahmad Arief Widodo

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 4 Hal yang Bikin Saya Betah Tinggal di Jogja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2022 oleh

Tags: Jogjaklitihmakassarwisata ke Jogja
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

Bassang, Menu Sarapan Khas Makassar yang Tak Kalah Nikmat dari Sereal

Bassang, Menu Sarapan Khas Makassar yang Tak Kalah Nikmat dari Sereal

17 Juni 2023
Jakarta Adalah Tempat Terbaik untuk Menemukan Ketenangan Melebihi Jogja (Unsplash) umr

Jakarta Adalah Tempat Terbaik untuk Menemukan Ketenangan Melebihi Jogja

14 April 2023
Begini Rasanya Menjadi Penumpang KA Bengawan Kelas Ekonomi, Pegel Dikit Nggak Ngaruh!

Begini Rasanya Menjadi Penumpang KA Bengawan Kelas Ekonomi, Pegel Dikit Nggak Ngaruh!

14 Januari 2024
cara mengetahui arah mata angin di jogja mojok.co

6 Cara Mengetahui Arah Mata Angin di Jogja bagi Orang Buta Arah

3 Juli 2020
Jogja Sering Dicaci, tapi Teknologi AI Berkembang di Sini (Unsplash)

Hebat! Startup dari Jogja Ciptakan Teknologi Notulensi Hasil Rapat Berbasis Kecerdasan Buatan

22 Januari 2024
3 Pertigaan Jogja Paling Ruwet yang Bikin Warga Lokal Ogah Melewatinya Mojok.co

3 Pertigaan Jogja Paling Ruwet yang Bikin Warga Lokal Ogah Melewatinya

5 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.