Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan pesta adalah perjamuan makan minum, bersuka ria dan sebagainya. Tradisi pesta yang menimbulkan keramaian, dan kebiasaan sosial yang terus kami rawat dari waktu ke waktu—iya kami. Pada umumnya bulan Juni hingga Juli adalah bulan bagi orang Flores, Lembata untuk merayakan syukuran atau hajatan—yang lebih keren lagi sebutanya bagi orang Flores, Lembata adalah pesta. Kalian akan menyaksikan kesibukan-kesibukan mulai dari hal yang paling sederhana yakni menyiapkan tempat khusus untuk memasak, bagi tukang masak, yang sebagiannya adalah emak-emak.
Mereka ini—emak-emak tukang masak—yang sekedar duduk bercerita lepas sambil tertawa menyaksikan api bekerja dan kuah daging yang hampir matang beserta aromanya yang khas, sambil sesekali di antara saling mengejek, kegembiraaan yang tak kalian dapat di tempat lain. Yah emak-emak memang selalu dengan caranya paling rahasia untuk sekedar menghilangkan stres.
Kita kembali kepada persiapan tuan pesta, mereka menyiapkan minuman keras terbaik, sampai kepada emak-emak yang menyiapkan gaun baru dan pergi ke salon sekedar mewarnai kuku dan meluruskan rambut. Emang ribet ya emak-emak jaman sekarang—ops, sori ya, emak-emak~
Sudahlah, kalian jangan menganggap enteng peranan emak-emak tukang masak—selain MC yang punya penampilan menarik, ganteng, harus lihai merangkai kata memandu acara pesta—mereka punya keahliah khusus, kata orang. Kata orang sih. Lalu om operator yang walaupun tidak harus macho tetapi punya seleksi lagu-lagu terbaru mulai dari lagu dolo-dolo, lagu gawi, lagu dera, lagu ja’i, lagu dj, goyang dan lain-lainnya, dan tukang terima tamu di depan pintu masuk, dan masih banyak lagi yang tidak saya sampaikan saat ini. Saya bukan pengamat pesta, saya hanya tetangga tuan pesta.
Kembali pada pembahasan tentang tukang masak, jadi tanpa mereka si emak-emak tukang masak itu pesta tidak akan sempurna. Bayangkan saja jika bumbu racikan tukang masak kurang pas atau kelebihan garam, bayangkan saja. Tamu undangan akan menjadi geram, apalagi bagi emak-emak pegawai kantoran, shopia yang memabukan yang katanya kadar alkoholnya 40%—shopianya orang kami loh—minuman keras itu akan menjadi hambar di mulut bapak-bapak, dan mungkin setelah esok harinyaa akan menjadi bahan cerita di kantor, di kampus, di dalam angkutan umum, di sawah. Jika hal itu terjadi maka akan merusak nama baik tuan pesta, apalagi jika si tuan pesta adalah seorang mosalaki atau kepala suku. Jadi sekali lagi jangan meremehkan tugas emak-emak tukang masak yang ada di belakang itu, walaupun ada di belakang. Emak-emak tukang masak upah kalian besar di surga.
Pesta, tetangga, peranan penting tukang masak, dan anak rantau atau kuliahan mempunyai hubungan, punya keterkaitan. Ops kaget—saya juga yang sedang merantau sekarang. Ada beberapa keuntungan remeh temeh yang akan saya sampaikan di sini. Nah, kita mulai
1. Menghemat Biaya Makan Sehari
Jika bergabung bersama tukang masak di tempat pesta tetangga, kalian anak kos, pasti akan menghemat biaya makan sehari. Percayalah, setelah masak kalian—eh, kita akan dapat jatah makan siang dan malam, dengan catatan sampai malam kalau kalian tanam kaki sampai malam. Segala kecapaian pasti dibayar dengan hal sederhana yakni jatah makan.
2. Kalian akan Belajar Resep Memasak yang Baik
Bagi kalian perempuan-perempuaan manis calon sarjana dan para calon istri pemuda baik-baik pilhan hati, pemuda titipan Tuhan yang nantinya anak membangun bahtera rumah tangga dan memberikan cinta, perhatian, sajian kopi pagi dan sore, teman diskusi, teman berdebat, jangan lupa menyiapkan hidangan makanan masakanmu sendiri. Sebab jika tidak lelakimu akan mencari makan di luar rumah, bosan padamu dan pada akhirnya wahai perempuan-perempuan kalian tahu sendiri apa yang saya maksudkan ini. Lelakimu akan nyaman dengan perempuan lain dan terjadilah yang dinamakan perselingkuhan. Oleh karena itu bergabung bersama emak-emak tukang masak sangatlah penting, kalian akan belajar resep masak baik memasak daging, sayur-sayuran sampai kepada membuat lawar yang tidak kelebihan lombok dan garam agar tidak pedis dan tidak asin di lidah.
3. Tidak Dikucilkan dan Dikenang
Sebagai orang baik kalian harus bergabung bersama tetangga agar tidak dikucilkan atau menjadi bahan gosip dari masyarakat sekitar khususnya tetangga kalian. Kalian harus hidup rukun dan berbuat baik dengan tetanga. Lalu hal sederhana yang kalian lakukan itu akan dikenang oleh tetangga, mungkin namamu akan disebut walaupun sudah selesai kuliahmu dan kalian kembali ngangur atau bekerja di kampung halamanmu.
4. Menerapkan Sikap Sosial
Dan yang paling penting dari ke-tiga hal di atas adalah sikap sosial, menyadari bahwa kami adalah makluk sosial, di mana hidup harus saling membutuhkan, saling melengkapi. Satu hari sebelum pesta terjadi kalian akan mendapati tetangga-tetangga rumah berdatangan tidak hanya untuk menjadi tukang masak, tetapi lebih dari itu, ada junjungan di atas kepala mereka masing-masing kalian tahu isinya, mereka membawa dari apa yang mereka punya untuk saling melengkapi. Kami di Flores hidup dengan kebiasaan sosial kami yang terus di rawat, terutama sikap sosial. Nah, bagaimana dengan kalian?
Oke, saya rasa cukup. Yang terakhir kapan kita berdua bergandengan mengikuti pesta?
Ende, malam yang dingin setelah pulang dari tempat pesta 2019