Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Pertigaan Revolusi UIN Sunan Kalijaga, Simbol Perlawanan Mahasiswa Jogja

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
19 Januari 2024
A A
Pertigaan Revolusi UIN Sunan Kalijaga, Simbol Perlawanan Mahasiswa Jogja

Pertigaan Revolusi UIN Sunan Kalijaga, Simbol Perlawanan Mahasiswa Jogja (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pertigaan Revolusi UIN Sunan Kalijaga akan selalu jadi simbol perlawanan mahasiswa Jogja, meski ancaman DO dan pembungkaman makin menjadi

Mampir sejenak ke kampus almamater, UIN Sunan Kalijaga, menjadi kebiasaan yang sering saya lakukan saat turun dari Gunungkidul ke Kota Jogja. Selain “menjenguk” kawan-kawan lama yang masih bertahan di UKM, diam-diam saya juga ((memeriksa keadaan)) yang tengah terjadi di Kampus Rakyat itu.

Sekitar lima belas hari yang lalu saya mampir lagi dan bertemu beberapa mahasiswa, lalu membahas situasi terkini di kampus idola kaum ekonomi menengah ke bawah itu. Selain ngobrol banyak soal pemberlakuan jam malam di kampus dan sistem UKT yang kian mencekik itu, kami juga berbincang-bincang perkara mahasiswa yang (katanya) sudah jarang turun ke jalan menyampaikan aspirasi rakyat.

Memang benar, mahasiswa sekarang cenderung pasif merespons isu-isu kekinian. Pertanyannya, kenapa sih mahasiswa sekarang sudah jarang turun ke jalan lagi?

Nanti saya jawab. Tapi yang pasti, bicara soal aksi demonstrasi yang dilakukan oleh kawan-kawan mahasiswa UIN Jogja, tentu yang terlintas di kepala salah satunya adalah Pertigaan UIN Sunan Kalijaga. Ya, selain Jalan Gejayan dan Bundaran UGM, pertigaan di sebelah barat Muesum Affandi itu menjadi tempat bersejarah bagi pergerakan mahasiswa UIN Jogja dan sekitarnya dari masa ke masa.

Pertigaan UIN Sunan Kaligaja saksi bisu pergerakan mahasiswa Jogja

Selain strategis karena dekat kampus-kampus ternama seperti UGM, UNY, dan APMD, pertigaan UIN Sunan Kalijaga juga dinilai menjadi pusat bertemunya para pengendara dari berbagai daerah. Jadi, semakin banyak orang yang mendengar tuntutan aksi, besar harapan aspirasi mereka didengar oleh penguasa.

Saya ingat betul pada 2013 silam, ratusan orang berkumpul di pertigaan kampus UIN Jogja. Mereka datang menentang kebijakan kenaikan BBM oleh Presiden SBY saat itu. Nggak hanya diikuti oleh kawan-kawan UIN Jogja saja, tetapi juga mahasiswa dari kampus lain di Kota Pelajar. Demo tersebut menjadi salah satu unjuk rasa terbesar yang pernah saya ikuti selama kuliah di kampus dekat SD Muhammadiyah Sapen ini.

Selain itu, aksi demo di pertigaan UIN Jogja yang cukup memorable juga terjadi pada 2018 lalu. Demo buruh yang digelar pada bulan Mei itu berujung pembakaran Pos Polisi di yang dilakukan oleh oknum demonstran. Tak ayal, berita pembakaran Pos Polisi di pertigaan UIN ini menjadi headline nasional.

Baca Juga:

Alasan Saya Nggak Kecewa Masuk UIN Jogja meski Bukan Kampus Impian 

3 Hal yang Membuat Mahasiswa Semarang Iri dengan Mahasiswa Jogja

Tentu saja, dari sekian banyak demonstrasi yang digelar di pertigaan UIN Jogja, aksi Reformasi Dikorupsi tahun 2019 lalu adalah unjuk rasa terbesar yang dilakukan mahasiswa dan pelajar setelah aksi 98. Hal ini semakin menegaskan bahwa pertigaan UIN Jogja dan aksi demonstrasi adalah satu-kesatuan yang sulit dipisahkan.

Bahkan saking seringnya unjuk rasa yang digelar di tempat ini, nggak sedikit mahasiswa yang menyebut lokasi ini sebagai “Pertigaan Revolusi”. Ya, Pertigaan Revolusi ini menjadi simbol perlawanan para mahasiswa terhadap tindak kesewenang-wenangan yang dilakukan para penguasa.

Pertigaan UIN Jogja sepi dari kegiatan aksi karena kampus (sengaja) membungkam mahasiswa

Sampai sekarang, Pertigaan Revolusi UIN Sunan Kalijaga masih dijadikan tempat favorit untuk melakukan unjuk rasa para mahasiswa di Jogja. Namun  saya perhatikan, sejak demonstrasi ‘Reformasi Dikorupsi’ tahun 2019 lalu, pertigaan UIN Jogja cenderung sepi dari kegiatan aksi.

Beberapa waktu lalu saat saya ngobrol dengan beberapa aktivis mahasiswa UIN Jogja, salah satunya Rima (bukan nama sebenarnya). Mahasiswi angkatan 2019 itu mengamini kalau mahasiswa sekarang memang cenderung pasif untuk melakukan aksi. Menurut penuturan perempuan berusia 22 tahun yang aktif di organisasi mahasiswa itu, alasan paling utama mahasiswa sekarang jarang demo di jalan adalah pembatasan waktu kuliah dan ada ancaman DO dari pihak kampus.

“Kalau aku, jujur karena pembatasan waktu kuliah sih. Kalau sudah semester tujuh udah diburu-buru buat penelitian dan lulus. Jadi, ya, takutnya kalau terlalu aktif di organisasi, lulusnya bisa lama,” tuturnya.

Rima juga menambahkan, ancaman DO dari kampus juga jadi momok menakutkan bagi sebagian mahasiswa. Sebab, nggak sedikit aktivis mahasiswa UIN yang aktif demonstrasi mendapat teguran dari pihak kampus. Tahun 2021, pihak kampus pernah memanggil orang tua mahasiswa tersebut untuk datang ke kampus dan memberi nasihat. Secara nggak langsung, situasi ini bikin mahasiswa nggak enak sama orang tua.

“DO kan datangnya dari rektorat. Nah, sedangkan DO bisa menurunkan akreditasi. Terus juga grafik kelulusan mahasiswa tahun juga memengaruhi akreditasi. Jadi, untuk mencegah itu, pihak kampus memanggil orang tua mahasiswa untuk dikasih nasihat-nasihat agar anaknya fokus kuliah. Ya lagi-lagi demi nama baik kampus sih, Mas,” imbuh Rima.

Tidak bisa dimungkiri bahwa kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah yang mahal juga secara nggak langsung membani para mahasiswa. Banyak mahasiswa yang sekarang lebih fokus mencari tambahan biaya agar tetap bisa kuliah. Akibatnya, beberapa mahasiswa lebih memilih “cari aman” daripada harus terancam DO. Tentu ini alasan masuk akal dari pertanyaan-pertanyaan terkait mahasiswa yang jarang turun ke jalan lagi merespons isu-isu sosial.

(Tetap) jadi simbol perlawanan mahasiswa Jogja

Sebagai alumni UIN Jogja, tentu saya bisa memahami dan merasakan apa yang kini sedang dialami kawan-kawan mahasiswa almamater hijau ini. Tuntutan kebutuhan sehari-hari yang sudah pasti meningkat ditambah beban sistem UKT yang problematik itu, tentu semakin membuat mereka dalam kondisi struggle. Dan, ketika mereka mencoba memperjuangkan hak-haknya, justru sering direpresi oleh kampusnya sendiri.  Sungguh situasi mengerikan yang kini sedang terjadi di lembaga pendidikan kita.

Yah, meski saat ini para mahasiswa diam-diam dibungkam, tapi Jalan Gejayan dan Pertigaan UIN Sunan Kalijaga akan tetap menjadi simbol perlawanan terhadap segala bentuk penindasan yang dilkaukan penguasa. Tempat-tempat itu akan menjadi mimpi buruk bagi mereka yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat kecil dan para mahasiswa.

Saya rasa, apa yang dilakukan generasi-generasi sebelumnya di pertigaan UIN Jogja, nggak akan pernah sia-sia. Sebab,  setiap masa akan selalu ada tikusnya sendiri dan pertigaan UIN Sunan Kalijaga (saat waktunya tiba) akan memanggil kembali mereka yang telah bersumpah “bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan”.

Hidup mahasiswa!

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Di UIN Sunan Kalijaga, Mahasiswa Harus Demo Supaya Rektorat Mau Mendengarkan Suara Mahasiswa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2024 oleh

Tags: mahasiswa jogjaPertigaan Revolusisimbol perlawananUIN Sunan Kalijaga
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

Harga Telur Hari Ini Bikin Nasib Mahasiswa Jogja Makin Mengenaskan!

Harga Telur Hari Ini Bikin Nasib Mahasiswa Jogja Makin Mengenaskan!

19 Januari 2024
Jogja dari Sudut Pandang Mahasiswa Baru sabda pandita ratu

Jogja dari Sudut Pandang Mahasiswa Baru

29 Maret 2020
#gejayanmemanggil

#GejayanMemanggil: Saya Mengalami Aksi yang Sangat Menyenangkan Kemarin

24 September 2019
Plaza UNY Tempat Belanja yang Paling Memahami Mahasiswa Jogja, Melebihi Mirota dan Pamela Mojok.co

Plaza UNY Tempat Belanja yang Paling Memahami Mahasiswa Jogja, Melebihi Mirota dan Pamela

7 Juli 2024
Jogja Menertawakan Orang yang Putus Asa (Unsplash)

Jogja Tak Selalu Istimewa, tapi di Sini Kamu Bakal Malu kalau Putus Asa

21 Maret 2024
5 Cara Mahasiswa Berhemat di Jogja, Kota Pelajar yang Katanya Serba Terjangkau, padahal Tidak Mojok.co

5 Cara Mahasiswa Berhemat di Jogja, Kota Pelajar yang Katanya Serba Terjangkau, padahal Tidak

20 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.