Berpotensi dimanfaatkan oleh SPBU yang punya Pertashop
Sejak awal, margin yang atau keuntungan per liter untuk program Pertashop ini memang lebih manis d SPBU reguler. Bahkan, di Pertashop, angka untung per liternya dua kali lipat lebih banyak. Mungkin, tujuan dari hal ini adalah agar orang orang yang tadinya menganggap remeh program SPBU mini resmi ini menjadi terbuka matanya.
Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak Pertashop yang dikelola oleh pengelola SPBU reguler. Melihat ketimpangan harga Pertamax yang terjadi di dua jenis SPBU yang mereka miliki, masak iya nggak ada pikiran jahat untuk eksploitasi peraturan? Pasti ada, kan? Tapi, ya, tergantung berani atau nggak, sih.
Eksploitasi yang saya maksud adalah melakukan order atas nama Pertashop lalu BBM tersebut dipindahkan ke SPBU reguler. Menebus ke Pertamina dengan harga murah, lalu menjual kepada pelanggan dengan harga mahal. Sangat masuk akal dan sejalan dengan konsep perdagangan, bukan?
Meskipun beda harga yang terpampang di totem SPBU reguler dengan Pertashop hanya Rp150, namun kalau menebusnya lewat jalur Pertashop marginnya akan jauh lebih murah. Sebab, harga beli Pertamax dari Pertamina antara Pertashop dengan SPBU reguler berbeda. Kalau saya hitung, kecurangan ini bisa menghasilkan Rp1.000 per liter yang terjual kepada pelanggan SPBU.
Semoga Pertamina sudah memikirkan hal ini sebelum memutuskan untuk membuat perbedaan harga Pertamax. Semoga langkah-langkah pencegahan dan penindakan atas kecurangan sudah terpikirkan untuk mereka-mereka yang nakal. Kalau belum, coba pikirkan dan sekarang.
Penulis: Muhammad Arif Prayoga
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Pertamina Harus Tahu, Bisnis Pertashop di Ambang Kematian