Terminal Purabaya Sidoarjo memang berdiri dengan infrastruktur megah di tengah lahan yang begitu luas. Kami tidak perlu meragukan fasilitas di terminal ini. Toiletnya bersih dan tersedia di berbagai sudut ruangan, penjual makanan dan minuman berceceran, dan kursi-kursi layak tersedia untuk memanjakan penumpang.
Namun, di tengah kemegahan infrastruktur dan kenyamanan fasilitas, Terminal Purabaya Sidoarjo menyimpan berbagai polemik. Polemik yang paling sepele adalah tentang perdebatan lokasinya. Secara administrasi, terminal ini terletak di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
Masalah sepele Terminal Purabaya Sidoarjo
Kendati secara administrasi dicatat sebagai bagian dari Sidoarjo, nyatanya, di tengah masyarakat masih menjadi perdebatan. Kata teman saya yang dari Surabaya, Purabaya merupakan bagian dari Surabaya. Argumennya, karena Purabaya merupakan singkatan dari “gapura” dan “Surabaya”. Kemudian, bagian belakang terminal masih merupakan daerah Surabaya.
Sedangkan, kata teman saya orang Sidoarjo, Purabaya merupakan bagian Sidoarjo. Alasannya, karena secara keseluruhan, bagian dari terminal ini masih masuk ke kawasan Waru.
Lucunya lagi, perdebatan tentang lokasi terminal Purabaya hampir menjadi konflik antara teman saya tadi. Mereka saling mencolot dan keras mempertahankan argumennya.
“Sudah, nggak usah tengkar. Kocak kalian ini hanya karena lokasi terminal sampai mencolot,” tegas saya untuk mengakhiri perdebatan yang hampir menyebabkan konflik.
Nah, itu masih persoalan sepele. Sekarang saya paparkan persoalan yang lebih besar dari terminal Purabaya.
Baca halaman selanjutnya….