Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Persikab Kabupaten Bandung Mati di Tanahnya Sendiri

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra oleh Raihan Rizkuloh Gantiar Putra
29 Januari 2021
A A
persikab kabupaten Bandung dan 4 Kuliner Legendaris yang Wajib Dicoba MOJOK.CO

Bandung dan 4 Kuliner Legendaris yang Wajib Dicoba MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Memori kolektif masyarakat Kabupaten Bandung tentu tak akan melupakan betapa trengginasnya klub sepak bola kebanggaan daerah mereka, yakni Persikab Kabupaten Bandung pada saat mampu merengkuh gelar juara Divisi I (sekarang Liga 2) pada 1995. Dengan hasil itu, tim yang dianggap biasa-biasa—juga kalah pamor dari Persib Bandung—ini untuk pertama kalinya berhasil menapakkan kaki di kasta teratas Divisi Utama (PSSI) atau dulu disebut Ligina. Prestasi ini barangkali merupakan prestasi terbaik yang mampu diukir oleh tim dengan julukan “Laskar Dalem Bandung” sampai dengan (kehancurannya) sekarang.

Sama-sama menggunakan “Bandung” dalam nama klubnya, Persib Bandung justru hadir dengan wajah yang berbeda dan mampu menghasilkan banyak prestasi-prestasi yang membanggakan. Terakhir, mereka berhasil membawa pulang trofi Liga Indonesia 2014 silam mengalahkan Persipura. Jika ditotal dengan Piala Perserikatan di mana Persib berhasil menjadi jawara sebanyak lima kali, tentu Persikab bukanlah tandingan mereka.

Kabupaten Bandung sebenarnya sudah ada jauh sebelum Kota Bandung dikenal di Indonesia. Kabupaten Bandung sudah berdiri sejak pertengahan abad ke-17 masehi melalui piagam Sultan Agung Mataram dengan Tumenggung Wiraangunangun sebagai bupati pertamanya. Di sisi lain, Kota Bandung (yang sekarang lebih terkenal dari Kabupaten Bandung) justru sempat menjadi ibu kota dari Kabupaten Bandung, yakni pada 1810 lewat prakarsa Bupati RA Wiranatakusumah II. Namun tentu saja, superioritas historis ini sama sekali tidak sangkut pautnya dengan kejayaan suatu daerah hingga kini.

Jika dalam hal wilayah Kabupaten Bandung adalah yang tertua, hal berbeda justru tak terjadi di sepak bola. Persib Bandung lebih dulu memperkenalkan diri sebagai klub sepak bola pada 1933. Selang 30 tahun kemudian, tepatnya pada 1963, menurut beberapa sumber, baru Persikab Kabupaten Bandung mulai membentuk tim sepak bolanya sendiri.

Meski berdiri sejak 1963, Persikab justru lebih terkenal di medio 90-an kala diketuai oleh Bupati aktif Kabupaten Bandung saat itu, H.U. Hatta Djatipermana. Tentu kita bisa berdebat mengenai motif-motif politik khas persepakbolaan Indonesia kala H.U. Hatta menjabat Ketua Umum Persikab. Namun, suka tidak suka, Persikab, bisa dibilang, mencapai puncak kejayaannya saat Pak H.U. Hatta menjadi ketua umum.

Keberhasilan ini tentu dapat kita liat dari Persikab yang asalnya hanya tim semenjana lalu kemudian berhasil menjadi juara Divisi Utama dan naik kasta ke Liga Indonesia sebagai kasta tertinggi persepakbolaan di negeri ini. Bahkan, Persikab pernah mengalahkan Persib  yang notabene merupakan tim besar pada saat “Derby Bandung” di Stadion Siliwangi pada lanjutan Liga Indonesia VI 1999 tanggal 11 November silam. Lewat gol semata wayang Heri Rafni Kotari, Persikab seolah menegaskan kembali superioritas historis Kabupaten Bandung atas Persib yang merepresentasikan Kota Bandung.

Bukan hanya itu, keberhasilan ini juga didapat melalui proses pembinaan pemain-pemain muda asli Kabupaten Bandung yang berkelanjutan. “Pra-kompetisi Persikab” dilaksanakan sebagai upaya untuk menjaring pemain-pemain potensial asli daerah yang siap untuk mengarungi kompetisi Divisi Utama dan Divisi I.

Persikab dan Persib sendiri sering juga disebut tim kakak beradik karena banyaknya pemain dan pelatih yang hilir mudik membela dua klub ini. Sebut saja legenda macam Yusuf Bachtiar, Yadi Mulyadi, hingga Robby Darwis pernah membela kedua klub ini. Pada saat itu, Persikab dan Persib memang bersaing cukup ketat di kasta teratas liga Indonesia. Tak ayal, meski para suporter adem ayem saja, terkadang para pemain justru terlibat dalam permainan yang sarat akan emosi.

Baca Juga:

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

Kuliah di UIN Bandung: Ekspektasi Mau kayak Dilan 1990 Realitanya Malah Kaya Mad Max Fury Road

Itu dulu. Sekarang, Persikab tak lebih dari serpihan-serpihan emas yang berusaha membentuk kembali keutuhan emasnya di tengah industrialisasi sepak bola yang menuntut klub untuk mandiri secara finansial. Persikab yang sekarang sudah tak bisa dimanja kembali oleh APBD. Kini, Persikab hanyalah tim semenjana di Liga 3. Di sisi lain, Persib yang sekarang dikenal sebagai salah satu Los Galacticos-nya Indonesia, semakin tokcer di Liga 1.

Ketimpangan ini jelas berdampak pada surutnya perkembangan sepak bola di Kabupaten Bandung. Bahkan, teman-teman saya dari Kabupaten Bandung yang kebanyakan juga bermain sepak bola mengaku lebih memilih bermain di Persib karena bakatnya memang kurang termaksimalkan di Persikab. Tak ada lagi kompetisi yang berjenjang dan terarah. Tak ada lagi lulugu (sebutan suporter fanatik Persikab). Tak ada lagi “Derby Bandung”. Si Jalak Harupat yang merupakan homebase Persikab justru lebih sering dipenuhi penonton yang ingin menonton Persib. Persikab telah mati di tanahnya sendiri.

BACA JUGA Culture Shock Wong Solo di Kota Kembang Bandung dan tulisan Raihan Rizkuloh Gantiar Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2021 oleh

Tags: Bandungpersibpersikab
Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Duh, lieur kieu euy.

ArtikelTerkait

15 Nama Tempat di Bandung yang Diambil dari Nama Tumbuhan

15 Nama Tempat di Bandung yang Diambil dari Nama Tumbuhan

24 Desember 2023
Kecamatan Cileunyi Aset Penting di Kabupaten Bandung (Unsplash)

Kecamatan Cileunyi, Aset Penting di Kabupaten Bandung

25 Desember 2024
5 Rekomendasi Warung Bakso Paling Enak di Bandung Terminal Mojok

5 Rekomendasi Warung Bakso Paling Enak di Bandung

20 Juli 2022
Bandung Kota Romantis di Titik Tertentu Saja, Lainnya ya Suram Mojok.co kota bandung

Bandung Kota Romantis di Titik Tertentu Saja, Lainnya ya Suram

28 November 2023
Betapa Beruntungnya Mahasiswa ITB. Punya Kampus Estetik dan Adem. Institut Teknologi Bandung Punya Mata Kuliah Olahraga Juga. (Wikimedia Commons)

Sialan! ITB Itu Kampusnya Estetis, Mahasiswa Institut Teknologi Bandung Bikin Iri Banget

1 Agustus 2023
Bandung Tidak Jauh Berbeda dengan Depok Jawa Barat, Sama-sama Berbahaya dan Nggak Romantis Mojok.co

Bandung Tidak Jauh Berbeda dengan Depok Jawa Barat, Sama-sama Berbahaya dan Nggak Romantis

27 Mei 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.