Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Perkara Rumah Tangga, Sebaiknya Jangan Curhat di Media Sosial

Allan Maullana oleh Allan Maullana
18 Mei 2019
A A
rumah tangga

rumah tangga

Share on FacebookShare on Twitter

“See? Nikah itu ribet!” tulis seorang teman di dinding Facebook. Saat itu, dia sedang membagikan posting-an sebuah curhatan dari seorang suami yang ribut dengan istrinya karena masalah uang. Curhatan soal rumah tangga ini diunggah oleh akun Instagram dengan ratusan ribu pengikut. Cerita singkatnya, Si Suami ini menjatah uang 25 ribu sehari untuk berbelanja masakan pada istrinya.

Kalau ada sisa dari 25 ribu itu, uangnya harus dikembalikan pada Si Suami. Dan peruntukan uang 25 ribu itu juga harus jelas. Kalau mau jajan, Si Istri harus minta izin pada suami. Catatannya, kondisi istri sedang hamil 5 bulan. Si Istri, nampaknya mulai sudah tidak betah dengan sistem penjatahan ini. Dia meminta Si Suami supaya dia tidak perlu mengembalikan sisa uang setiap harinya.

Mungkin karena tekanan juga, Si Istri mulai membandingkan suaminya dengan orang lain. Si Suami, keukeuh ingin meminta sisa uang yang diberikan pada istrinya. Alasannya, karena dia ingin menabung untuk masa depan mereka. Si Suami berdalih bahwa dia sudah memenuhi semua kebutuhan istrinya termasuk susu kehamilan. Akhir cerita, dia meminta pendapat bagaimana harus bersikap supaya istrinya mengerti dengan sistem penjatahan yang dia terapkan.

Semua yang berkomentar di unggahan milik kawan saya ini adalah perempuan. Dan seluruhnya sepakat bahwa Si Suami adalah orang yang pelit tapi playing victim. Dia membuat kesan seolah istrinya ngelunjak padahal dianya saja yang pelit. Memang sih, kelihatannya kurang bijaksana memberi uang 25 ribu rupiah sebagai uang belanja harian.

Berdasarkan pantauan dari istri saya, harga ayam setengah ekor itu aja sudah 20 ribu, lho… Belum termasuk bumbu-bumbunya. Beberapa hari lalu, saya mengantar Si Cinta, yang hanya membawa uang 10 ribu, ke pasar. Pulangnya, dia cuma membawa bawang putih beberapa siung, sebutir bawang bombay, sebonggol sawi, dan beberapa butir bakso.

Walaupun demikian, saya berusaha untuk tidak menghakimi Si Suami Pelit yang Playing Victim ini. Siapa tahu kondisi keuangannya memang sedang terdesak. Jadi, dia mendesak untuk melakukan sistem pengaturan keuangan yang sedemikian ketat. Siapa yang tahu? Tidak ada, kan~

Tapi apapun itu, yah, yang membuat saya heran, kenapa sih dia minta sarannya dengan curhat di media sosial? Kan di medsos, kita tidak tahu kejelasan siapa dan bagaimana kredibelitas Sang admin. Alih-alih ingin mendapat pencerahan, malah dapat perundungan dari warganet yang maha bijak bestari itu.

Kenapa dia tidak mengajak istrinya datang ke psikolog di Puskesmas? Atau penasehat pernikahan di KUA dan menyelesaikan masalahnya bertiga dengan orang yang memang kompeten di bidangnya? Psikolog di puskesmas bayarannya nggak sampai 20 ribu, kok. Benar. Saya dan istri pernah berkonsultasi di sana. Tapi ini bukan perkara biaya. Tidak ada kata mahal untuk menyelamatkan kapal yang terancam karam.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Kenapa harus ke psikolog? Karena saya percaya psikolog akan berada di tengah-tengah antara suami dan istri. Kita tidak saling kenal dengan psikolog. Tidak tahu rumahnya di mana dan tidak pernah berjumpa sebelumnya. Psikolog jelas mempunyai etika untuk tidak membocorkan rahasia segala permasalahan suami dan istri. Jelas, sangat berbeda di media sosial yang bisa dibaca oleh warganet se-Indonesia.

Berdasarkan pada apa yang saya alami, masalah dalam rumah tangga, sebagian besar adalah permasalahan komunikasi dan selisih pemahaman antara suami dan istri. Kalau suami merasa istrinya tidak bisa memahaminya dan suami merasa cara berkomunikasi dengan istrinya gagal selama ini, bukankah itu berarti ada yang salah dalam komunikasi antara suami dan istri?

Kalau begini artinya sudah tidak sehat. Sangat rawan. Kita harus banyak-banyak beribadah, berdoa, ikhtiar, serta tawakal. Jangan sekali-kali membiarkan Si Setan mendekati kita sambil berbisik; udah putusin aja! udah ceraikan aja!

Astaga-dragon, mit-amit jabang bayik.

Sekadar saran, Jika memang benar-benar ingin menyelesaikan ujian rumah tangga, pergilah ke para ahli. Terlebih lagi kalau permasalahan rumah tangga sudah begitu pelik dan sudah menggangu kehidupan, jangan curhat di media sosial apalagi pergi ke rumah orang tua untuk mencurahkan segalanya. Sebab ini akan condong ke satu sisi. Jelas, nanti akan berat sebelah. Kapal pun akan oleng, Kapten!!1!11!!

Biarkan warganet cukup melihat foto-foto romantis kita. Biarkan orang tua dan mertua cukup mendengar cerita-cerita bahagia rumah tangga kita. Biarkan orang tua dan mertua mendengar segala gelak tawa yang warnai lembar jalan kita. Biarlah, biarlah, hariku dan harimu… Hasshhh, kembali serius!

Dengan datang ke psikolog atau penasehat pernikahan, kita akan mendapat solusi. Di sini, seorang psikolog memainkan peran. Dia akan memediasi antara suami dan istri untuk dapat memperlancar komunikasi dan menyeragamkan pemahaman suami dan istri. Psikolog akan mendengar keluhan suami di depan istri. Begitu juga sebaliknya, psikolog akan mendengar keluhan istri di depan suami. Lalu memberi jalan tengahnya. Intinya, kita butuh orang ketiga yang netral.

Kalau seorang suami curhat di media sosial, yang mendapat input hanyalah Si Suami. Sementara istri akan tetap berada dalam permasalahannya. Perlu diketahui, dalam permasalahan rumah tangga yang bermasalah bukan hanya suami. Istri pun mungkin memendam masalahnya sendiri. Sehingga, pemahaman yang dituju belum mencapai titik yang diinginkan bersama.

Dalam setiap hubungan, apapun statusnya, komunikasi memang benar-benar kunci yang krusial. Kita ini manusia bukannya malaikat. Kita tidak bisa tahu, apapun itu, tanpa saling berbicara. Tanpa saling meminta. Daripada dipendam-pendam kemudian malah menjadi bom waktu yang kita tidak tahu kapan akan meledak. Lebih baik dibicarakan dengan segera. Lebih baik lagi, biacaranya sambil minum teh celup. Sebab jika bom waktu itu meledak… Dhuaaar… Bang… Bhuaam… …piring terbang dari luar angkasa bisa mendarat di lantai rumah kita.

Sekali lagi kuncinya adalah ko-mu-ni-ka-si (titik segede kelapa).

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: CurhatPernikahanProblematikaRumah Tangga
Allan Maullana

Allan Maullana

Alumni SMK Karya Guna Bhakti 1 Bekasi, jurusan Teknik Mekanik Otomotif. Pemerhati otomotif khususnya Sepeda Motor. Suka baca buku dan menulis catatan di waktu luang.

ArtikelTerkait

Facebook Adalah Seburuk-buruknya Tempat Curhat Soal Kulit dan Minta Rekomendasi Skincare

Facebook Adalah Seburuk-buruknya Tempat Curhat Soal Kulit dan Minta Rekomendasi Skincare

29 Maret 2023
Di Sunda, Pesta Pernikahan Dianggap 'Wah' Ketika Menggelar Acara Dangdutan terminal mojok.co

Di Sunda, Pesta Pernikahan Dianggap ‘Wah’ Ketika Menggelar Acara Dangdutan

25 November 2020
drama korea

Terima Kasih Untuk Drama Korea

28 Juli 2019
Pantangan Menikah Ngalor Ngulon bagi Masyarakat Jawa

Sebambangan: Solusi Tingginya Biaya Nikah Orang Lampung

6 Mei 2020
bunga terakhir

Perjumpaan Terakhir: Pada Akhirnya Kita akan Menyusul Mereka

9 Agustus 2019
curhat

Kepada Temanku yang Sering Curhat: Maaf Aku Sudah Bodo Amat!

9 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.