Saya kira semua orang tahu tentang film yang bercerita tentang Tong Sam Cong, yang ditemani murid-muridnya, Sun Go Kong, Cu Pat Kai, dan Sha Wujing dalam mencari kitab suci ke barat. Film ini sempat sangat fenomenal di TPI tahun 2000an.
Tiba-tiba saja saya teringat film ini ketika curhat kepada seorang teman tentang perjuangan cinta yang sedang saya lakukan. Saya kok ngerasa kalau film itu merepresentasikan perjuangan cinta saya untuk bisa hidup bersama wanita idaman yang sedang saya taksir ini, ya.
Mari fokuskan kemiripan cerita ini kepada Biksu Tong, abaikan dulu ketiga muridnya, mereka hanya pemeran pembantu di cerita ini ~
Pertama, kita lihat bagaimana biksu Tong memulai perjuangannya sendirian untuk berjalan ke barat dalam mencari kitab suci. Singkat cerita, baru di perjalanan dia bertemu dengan murid-muridnya secara bertahap. Pastinya pertemuan ini jika dilihat dari luar skenario sang sutradara, merupakan hal yang irrasional namun benar-benar dapat memberikan pertolongan dan dukungan untuk biksu Tong.
Hal ini mirip dengan kisah perjuangan cinta saya. Saya di awal mengejar sang wanita idaman ini dengan usaha saya sendiri. Namun hal tersebut saya rasa sangat susah dan jauh sekali. Tiba-tiba saja di perjalanan saya bertemu dengan kawan-kawan yang baik. Mereka di sini kemudian memberikan pertolongan dan dukungan. Tuhkan mirip??!!
Kedua, berkenaan dengan kesabaran yang dimiliki biksu Tong untuk berhasil mendapatkan kitab suci. Coba bayangkan saja, untuk dapat mencapai tujuannya yang jauh itu, dia tetap dengan sabar menempuh perjalanannya dengan berjalan kaki. Padahal disitu ada Sun Go Kong yang mampu terbang dan dapat membantu biksu Tong. Namun dia tidak mau menempuh perjalanannya dengan cara pintas seperti itu.
Lagi-lagi ini sama seperti yang saya lakukan sekarang. Apa pun yang terjadi dan sejauh apapun perjalanan saya untuk dapat bersama si dia, saya juga tetap berusaha sabar dalam melangkah. Pelan tapi pasti, seperti keinginan saya yang ingin pasti bisa bersama dirinya. Sehingga ajaran biksu Tong dalam film Kera Sakti ini seperti melekat pada hati dan sanubari saya.
Ketiga, tentang bagaimana biksu Tong menahan nafsu dan godaan dari wanita. Dalam film tersebut, dapat dilihat bahwa biksu Tong berusaha keras untuk menahan dirinya dari godaan wanita. Hal itu merupakan slah satu rintangan yang cukup berat bagi dirinya sebagai laki-laki yang dalam perjalanannya juga mendapat godaan dari wanita. Namun karena keteguhan hatinya ingin menjadi seorang biksu, dia mampu untuk melaluinya.
Nah ini yang cukup menarik dalam hal persamaan saya dengan biksu Tong. Dalam hal ini, guna untuk bisa bersama dirinya dan memperjuangkan cinta saya ini, saya juga berusaha untuk tidak melirik apalagi naksir sama wanita lain. Yang ada pada hati dan kepala saya, adalah fokus mencapai tujuan saya soal cinta ini, yaitu untuk hidup bersamanya tanpa terganggu dengan halangan semacam ini.
Keempat dan yang terakhir adalah, dalam perjalanannya ke barat mencari kitab suci ini, biksu Tong dapat berkembang menjadi seorang biksu yang bijaksana. Dalam setiap perjalanannya dia selalu menghadapi murid-muridnya yang bandel. Melewati dan melihat banyak penderitaan. Namun hal ini kemudian menjadikan biksu Tong dapat menjadi pribadi yang bijaksana dan biksu yang hebat.
Di sinilah terdapat kemiripan juga. Dalam perjalanan untuk memperjuangkan cinta saya kepada dia, saya juga ditempa dengan penuh rintangan dan kegalauan yang cukup mendalam. Namun saya tetap berusaha untuk tegar dan apa yang saya hadapi itu menjadi motivasi untuk berkembang. Dalam hal ini perkembangan saya adalah untuk lebih dewasa bagi dirinya, bijaksana, setia, dan menjadi sosok terbaik untuk disisinya.
Keempat hal itulah yang menjadi persamaan antara saya dengan biksu Tong. Namun, ada 1 hal yang menjadi pembeda. Hal itu adalah biksu Tong telah berhasil memperoleh kitab suci. Kalau saya masih dalam misi perjuangan untuk bisa hidup bersama dirinya.
Ya oleh sebab itu, semoga saya segera memiliki persamaan dengan biksu Tong soal ini, dan wanita idaman saya ini segera membuka hatinya agar saya dapat hidup bersama dirinya. (*)
BACA JUGA Jika Belum Ditolak, Jangan Pernah Mengatakan Dia Tidak Mencintaimu atau tulisan Khairul Syafuddin lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.