Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Perjalanan Transformasi Kucing: Dari Kucing Hutan hingga Kucing Rumahan

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
5 Oktober 2020
A A
Perjalanan Transformasi Kucing: Dari Kucing Hutan hingga Kucing Rumahan terminal mojok.co

Perjalanan Transformasi Kucing: Dari Kucing Hutan hingga Kucing Rumahan

Share on FacebookShare on Twitter

Para kucing yang suka kita jumpai gegoleran di sofa ataupun para kucing hutan yang mukanya sangar-sangar, ternyata merupakan keturunan dari leluhur yang sama. Para ahli sepakat kalau nenek moyang pertama dari bangsa kucing adalah pseudaelurus: yaitu hewan prasejarah yang hidup sekitar 8-20 juta tahun yang lalu.

Silsilah kekeluargaan kucing setelah pseudaelurus, disusul dengan kemunculan panthera (6,4 juta tahun lalu), kucing kuwuk (5,9 juta tahun yang lalu), karakal (5,6 juta tahun yang lalu), kucing merah (5,41 juta tahun yang lalu), lynx (3,2 juta tahun yang lalu), puma (4,9 juta tahun yang lalu), kucing rumahan (3,4 juta tahun yang lalu), dan ocelot (2,9 juta tahun yang lalu). Data ini saya peroleh dari buku National Geographic: Kucingpedia.

Data ini membuktikan bahwa kucing yang selama ini berdampingan dengan manusia, tadinya merupakan kucing hutan yang hidupnya di alam liar. Sehingga jika kita berkunjung ke hutan dan menemui kucing di sana, maka penampakan keduanya itu tak jauh beda. Hanya saja jangan coba-coba sok akrab dengan kucing liar di hutan. Soalnya tabiat dari kucing rumahan dan saudaranya di hutan ini sudah berbeda drastis. Salah-salah bisa celaka kita.

Meski begitu, masih ada sifat-sifat leluhur atau saudaranya yang tinggal di hutan yang tersisa di dalam diri kucing rumahan. Sekarang kita jadi paham kan, mengapa beberapa kucing suka memiliki tabiat bar-bar, garang, suka gigit, suka nyakar jok motor, suka menyendiri, dan malas bersosialisasi. Soalnya cara kerja para kucing hutan juga gitu, mereka lebih suka sendirian atau hidup secara soliter dalam mencari makan. Berbeda dengan para anjing yang disinyalir merupakan keturunan dari serigala. Mereka terbiasa hidup berkelompok dan suka kerjasama dalam berburu. Sehingga ketika terjun dalam kehidupan masyarakat kita, para anjing dengan mudah bersosialisasi.

Para ahli berpendapat bahwa kedekatan hubungan antara kucing dan manusia ini dimulai pada zaman Mesir kuno. Pendapat ini diperkuat karena adanya bukti makam dan kuil Mesir kuno banyak terdapat gambar para kucing. Ada yang berpendapat bahwa masyarakat zaman itu menjadikan kucing sebagai sesembahannya. Namun, anggapan itu ditepis ketika ditemukan makam yang berisi mayat manusia dan kucing. Ini menandakan bahwa kucing pada zaman itu sudah dijadikan hewan peliharaan. Saking bucinnya sama kucing, sampai satu liang lahat sama kucing kesayangannya. Catlovers masa kuno ternyata lebih ekstrim, ya.

Disinyalir kucing rumahan saat ini awal mulanya berasal dari kucing liar Timur Tengah. Sehingga dikenal dengan nama ilmiah Felis silvestris atau yang artinya kucing penghuni hutan. Jadi sejak awal kucing ini memang merupakan binatang penghuni hutan. Dari kisah yang saya baca, kucing hutan ini awalnya mendekati pemukiman manusia untuk mendapatkan makanan. Paham dengan tabiat kucing, kan? Kalau dalam buku Oscar disebutkan, “… kucing tidak akan berbuat apa-apa kecuali ada untungnya buat mereka.”

Merasa mudah mendapatkan makanan jika di sekitar manusia, maka kucing dengan sifat ramah ini kemudian memutuskan untuk tetap tinggal dan kemudian berkembang biak di sana. Keturunan dari kucing ramah ketemu dengan kucing ramah, maka akan muncul kucing ramah selanjutnya yang sedikit demi sedikit mulai melunturkan sifat ke-liar-an dari kucing hutan sendiri.

Para manusia sendiri merasa mendapatkan kehangatan dari kehadiran para kucing. Mereka juga merasa beruntung karena si kucing mau membantu mereka mengamankan pasokan makanan di gudang dari para tikus. Manusia saja yang sudah kadung bucin, sebenarnya para kucing itu tidak sedang membantu, mereka hanya sedang mencari makan untuk dirinya sendiri. Tapi,manusianya saja yang baper kan, ya? Hehehe.

Baca Juga:

Kucing Tak Hanya Hewan Peliharaan, bagi Petani, Kucing Adalah Pahlawan

Memilih Prabowo Subianto karena Memelihara Kucing adalah Alasan Paling Ngawur!

Pada kenyataannya manusia itu tidak pernah benar-benar bisa menjinakkan kucing. Kalau kata David Dosa, “Kucing tidak bisa dimiliki. Paling-paling hanya bisa menjadi partner.” Saya setuju sih dengan ini. Mustahil banget kita bisa ngatur-ngatur kehidupan kucing, yang ada manusianya malah yang dijadikan babu sama kucing.

Kemudian karena merasa akrab dengan manusia, para kucing ini ikut serta berlayar dengan manusia ke negara-negara lain. Berkembangbiak di sana dan menghasilkan keturunan lain. Ini kalau dalam pelajaran Biologi, akan ada penjelasan tentang mutasi gen pada kucing, sehingga menghasilkan keturunan yang bervariasi. Dari mulai ketebalan bulu, panjang pendek ekor, bentuk kuping, kemancungan dan kepesekan hidung, dan lain-lain.

Itulah gambaran panjang perjalanan para kucing hutan yang kini bisa kita temui di sekitar kita. Entah itu yang jadi kucing rumahan atau para preman-preman kompleks yang suka “ngaung-ngaung” tiap malam karena berkelahi memperebutkan daerah kekuasaan mengais sampah.

BACA JUGA Pengalaman Berkali-kali Membantu Kucing Melahirkan dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 Oktober 2020 oleh

Tags: Kucingkucing hutankucing rumahan
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

Punya Kucing Tenang Saat Mandi Adalah Privilese

Punya Kucing Tenang Saat Mandi Adalah Privilese

28 Februari 2022
Jatuh Cinta pada Kucing dan Konsekuensi Terburuknya terminal mojok

Jatuh Cinta pada Kucing dan Konsekuensi Terburuknya

1 September 2021
gajah hamil mati berdiri di india petasan dalam nanas penyiksaan hewan mojok.co

Gajah Mati Berdiri di India, Kodok Diledakin pakai Petasan, Kucing dan Kura-kura Dikeroyok sampai Ajal

7 Juni 2020
menabrak kucing

Menabrak Kucing Bisa Mengalami Kesialan, Tapi Tidak Menabrak Kucing Bisa Mengalami Kesialan Juga

19 Juni 2019
Bukan Benci, Ada Alasan Kenapa Perlu Mengusir Kucing dari Rumah Kita terminal mojok.co

Dilema Melihara Kucing Liar: Bikin Iba, tapi Suka Ngeselin

25 September 2020
ikan hias anjing kucing peliharaan mojok

3 Alasan Mengurus Ikan Hias Itu Menyenangkan

12 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.