Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Perjalanan Saya Berdagang dan 5 Kebiasaan Pembeli yang Bikin Hilang Akal

Daviatul Umam oleh Daviatul Umam
28 Juli 2022
A A
Perjalanan Saya Berdagang dan 5 Kebiasaan Pembeli yang Bikin Hilang Akal

Perjalanan Saya Berdagang dan 5 Kebiasaan Pembeli yang Bikin Hilang Akal (Fridus Steijlen via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Selama berdagang, saya kerap menemui pembeli yang aneh bin ajaib

Sejak 2015, saya mulai berkenalan dengan berdagang dan dunia perkelontongan. Suatu usaha yang kian digandrungi masyarakat Sumenep di perantauan, jauh sebelum akhirnya saya memutuskan untuk ambil bagian. Waktu itu tidak ada jalan lain bagi saya selaku remaja yang putus sekolah kecuali meninggalkan kampung halaman, ikut arus.

Tangerang merupakan kota pertama yang saya pijaki. Kata “kota” di sini bisa dibilang semacam tempelan belaka. Toh pada kenyataannya saya tinggal sekaligus bekerja di pelosok Pakuhaji. Nggak ada bedanya dengan panorama pedesaan di Madura. Gedung-gedung megah sebagaimana dalam tayangan sinetron televisi hanya sempat saya saksikan beberapa saat dalam keadaan mabuk darat. Bukan untuk saya pandangi setiap hari seperti yang saya idam-idamkan.

Lantaran warung Madura tidak mempekerjakan seseorang secara ajek, maka kota selanjutnya yang menjadi pengaduan nasib saya adalah Depok. Lagi-lagi kata “kota” di sini sebatas tempelan, meskipun tidak se-ndeso di Tangerang. Barulah di Bogor kemudian saya menemukan sensasi baru yang lumayan urban. Dan jadi benar-benar tercium udara urban itu setelah saya bermigrasi ke Jakarta Timur. Terakhir, saya menetap di bumi Jawa yang menurut Jokpin kota ini terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan. Entah bagi yang lain.

Itulah sekilas perjalanan saya menjemput rezeki dalam satu bidang pekerjaan yang sama: berdagang. Sengaja saya tidak mendeskripsikan secara detail mengenai pengalaman saya di beberapa kota itu karena hanya akan berlarut-larut dalam kisah suka-duka yang klise. Jika ditanya apa saja yang saya ketahui tentang seluk-beluk masing-masing kota, jawabannya: tidak ada selain logat dan gelagat pribuminya yang tentu saja berbeda-beda. Itu pun sudah pasti Anda dapat membayangkannya sendiri.

Lebih dari itu, saya angkat tangan. Wong aktivitas saya cuma melayani pembeli. Kalau pun keluar warung, ya belanja barang dagangan ke agen. Apalagi saya termasuk kategori perantau yang relatif tidak bertahan lama. Jadi tidak punya cukup bekal buat me-review kota-kota yang sempat saya singgahi.

Tapi, saya punya sebuah kesimpulan bahwa pembeli di setiap kota tersebut memiliki kecenderungan yang sama, setidaknya mereka yang pernah berkunjung ke warung yang saya kelola. Setelah saya amati selama berdagang, ternyata hal-hal ganjil yang saya alami dari sikap para pembeli ini tidak hanya terjadi satu-dua kali. Namun kerap terulang hingga membuat saya seolah kehilangan akal. Kadang bikin mual, kadang juga bikin terpingkal.

#1 Suka komplain

Baca Juga:

Menebak Alasan Kenapa Tidak Ada Kursi Besi ala Indomaret di Warung Madura

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Saya yakin, semua orang yang berdagang pasti pernah menerima komplain dari pembeli dan itu bikin nyesek. Tapi, pembeli yang sering saya hadapi bukan komplain soal produk yang cacat atau kedaluwarsa. Melainkan harga jual yang katanya kelewat mahal sembari membandingkan harga yang dipatok warung sebelah yang tentunya lebih murah. Walau demikian, saya tetap teguh pendirian. Anehnya, makhluk-makhluk semacam itu tetap jadi pelanggan setia saya. Wekawekaweka~

#2 Hobi curhat

Tak jarang selama saya berdagang, saya berhadapan dengan pembeli yang hobi curhat. Sambil lalu melakukan transaksi, tanpa ditanya mereka akan bercerita panjang-lebar tentang kehidupannya, pekerjaannya, bahkan ada yang menceritakan kebangsatannya sendiri, keterampilannya berkelahi dan menangkap gangster. Saya mengangguk-angguk saja seraya mencoba memaklumi, mungkin hamba-hamba seperti itu nggak suka nulis catatan harian.

#3 Minta diwawancarai

Selain itu, tak sedikit pembeli yang nggak mau ngomong sebelum saya melontarkan pertanyaan berturut-turut sampai ketemu titik ujung. Perasaan saya berdagang bukan buat dengerin ginian. Rasanya sudah saya sentil tuh kuping andai saja saya tidak segera menyadari kalau dia adalah raja. Contoh:

Saya: beli apa?

Raja: beli mi, dong.

Saya: mie apa?

Raja: Indomie.

Saya: goreng apa kuah?

Raja: goreng aja.

Saya: rasa?

Raja: mmm… apa, ya?

Saya: *&df+/$g@//?!

4# Pemikir ulung

Apalah daya, selama berdagang, mau nggak mau saya juga harus bisa mengontrol emosi ketika ada (calon) pembeli yang tidak langsung memberi tahu produk rokok apa yang hendak dituju. Biasanya manusia macam ini merenung cukup lama di depan etalase. Sesekali menanyakan harga rokok yang ditunjuk, dari satu rokok ke rokok lainnya. Begitu terus-menerus. Syukur kalau akhirnya jadi beli. Yang acap kali terjadi justru kayak mental pemain catur amatir. Mikir panjang ujung-ujungnya nyerah.

#5 Pelupa kelas gajah

Satu lagi kebiasaan pembeli yang sukses bikin geleng-geleng kepala: barang yang dibelinya cenderung ketinggalan di atas etalase. Padahal, jelas-jelas saya kasih barang yang dibeli itu sebelum uang kembaliannya. Eh, malah uang kembaliannya saja yang dibawa pergi. Pernah bahkan, ada orang beli kopi seduh yang juga jelas-jelas saya mengaduk kopi itu di depan batang hidungnya dan dia pun menunggu. Setelah uang kembalian saya sodorkan, lagi-lagi hanya uangnya yang diambil seraya berlalu.

“Bang, kopinya!” cegah saya.

Sontak dia menoleh, “Waduh, lupa,” sambil tepuk jidat dan ketawa.

Saya pun ketawa lantas membatin, “Ini orang ikut puyeng mikirin utang negara kalik, ya.”

Yah, begitulah. Maha Kuasa Tuhan menciptakan manusia dengan segala kegemasannya yang beragam. Dan saya kerap menemuinya selama saya berdagang.

Sumber gambar: Fridus Steijlen via Wikimedia Commons

Penulis: Daviatul Umam
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Warung Madura Adalah Surganya Para Perokok

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Juli 2022 oleh

Tags: pedagangpembelitoko kelontongwarung madura
Daviatul Umam

Daviatul Umam

Alumni Annuqayah. Suka kucing dan sastra.

ArtikelTerkait

Menjawab Pertanyaan Siapa yang Harus Bilang Terima Kasih_ Penjual Atau Pembeli_ terminal mojok

Menjawab Pertanyaan Siapa yang Harus Bilang Terima Kasih: Penjual Atau Pembeli?

19 September 2021
Panduan Membuka Toko Kelontong bagi Anak Muda terminal mojok.co

Panduan Membuka Toko Kelontong bagi Anak Muda

30 Mei 2021
Circle K Lempuyangan, Tempat Ngedate Underrated di Jogja, Bisa Deep Talk Tanpa Bikin Dompet Boncos! warung madura

Circle K Wajib Belajar pada Warung Madura kalau Mau Tetap Bertahan dari Gempuran Kompetitor yang Makin Hari Makin Melesat

27 Juni 2025
Pengusaha UMKM Kini Makin Mudah Go National dengan Layanan Ini! Terminal Mojok.co

Pengusaha UMKM Kini Makin Mudah Go National dengan Layanan Ini!

10 Juni 2022
Tidak Ada Hajatan yang Menguntungkan Terminal Mojok

Membuka Rahasia Cara Pedagang Menemukan Tempat Hajatan untuk Berdagang

3 Februari 2023
Etika Tawar-Menawar yang Perlu Diperhatikan biar Nggak Baku Hantam terminal mojok

Etika Tawar-Menawar yang Perlu Diperhatikan biar Nggak Baku Hantam

28 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.