Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Perbedaan Sapu Jawa dan Sapu Sumatra: Bikin Culture Shock Pengguna

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
28 Februari 2024
A A
Perbedaan Sapu Jawa dan Sapu Sumatra: Bikin Culture Shock Pengguna

Perbedaan Sapu Jawa dan Sapu Sumatra: Bikin Culture Shock Pengguna (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Perkara sapu aja di Jawa dan Sumatra beda lho, Gaes.

Keanekaragaman yang ada di Indonesia memang tak akan pernah habis untuk diceritakan. Bayangkan, negeri ini memiliki puluhan ribu pulau yang dihuni oleh ribuan suku dengan ratusan bahasa daerah yang berbeda. Kekayaan tersebut membuat tiap sudut negeri memiliki hal unik dan menarik yang bisa dikulik. Tinggal kitanya saja menguatkan isi dompet supaya bisa berpetualang menjelajah tiap sudut negeri. Ingat, tiket domestik mahal, Bos!

Salah satu hal unik tentang keanekaragaman yang ada di Indonesia yaitu tentang sapu yang digunakan. Saya mungkin sama seperti kalian yang dengan polosnya berpikir bahwa di mana-mana, sapu itu ya sama. Bentuknya gitu-gitu doang. Tapi siapa sangka ternyata beda daerah beda pula sapunya. Contohnya sapu Jawa dan sapu Sumatra.

Perbedaan panjang gagang sapu Jawa dan sapu Sumatra

Umumnya, sapu di Jawa memiliki gagang yang pendek. Panjang gagang sapu Jawa hanya sekitar 60-70 cm. Bagi orang yang tingginya di atas rata-rata, gagang sapu yang pendek ini tentu akan menyulitkan. Mau nggak mau, badan harus sedikit membungkuk saat menyapu. Kalau area yang mau disapu nggak terlalu luas sih nggak masalah. Lha, kalau yang mau disapu itu rumah dengan 6 kamar gede-gede bisa encok tu pinggang.

Beda dengan sapu Sumatra. Dibandingkan sapu Jawa, gagang sapu di Sumatra lebih panjang. Saking panjangnya, gagang sapu Sumatra nyaris menyentuh dagu orang dewasa. Dengan demikian pengguna nggak perlu khawatir pinggangnya bakal sakit. Pengguna bisa menyapu dengan postur badan tetap tegak.

Sapu Sumatra lebih berat

Meskipun karakteristik sapu Sumatra lebih pinggang friendly, bukan berarti nyaman digunakan, lho. Pasalnya, sapu di Sumatra memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan sapu di Jawa. Bagi orang Sumatra mungkin nggak masalah karena mereka sudah terbiasa. Namun, bagi para perantau yang berasal dari Jawa, nyapu di Sumatra itu bikin tangan pegal. Berat, euy. Maklum, sapu di Jawa biasanya enteng.

Perbedaan lain antara sapu di Jawa dan Sumatra terletak juga pada permukaan sapu. Umumnya, sapu di Jawa memiliki permukaan yang nggak rata. Bagian kiri dan kanannya lebih pendek dibanding bagian tengah sehingga permukaan sapu Jawa tampak seperti setengah lingkaran tapi lebih landai. Sedangkan sapu di Sumatra permukaannya lurus, bahan yang digunakan juga lebih kaku.

Beda sapu bikin culture shock

Perbedaan sapu di Jawa dan Sumatra ini jelas menimbulkan culture shock bagi penggunanya. Salah seorang kenalan saya, orang asli Jawa yang sekarang bekerja di Sumatra, juga mengalami culture shock dalam hal per-sapu-an ini. Pertama kali melihat sapu di Sumatra, dia kaget dengan gagangnya yang lebih panjang. Bentuk sapu itu mengingatkan dia pada sapu ijuk yang biasa ada di Pulau Jawa.

Baca Juga:

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

Vice versa. Culture shock juga dialami oleh orang Sumatra yang merantau ke Jawa. Tak jarang, mereka mengeluhkan betapa pendeknya gagang sapu di Jawa. Cara orang Jawa menyapu juga membuat dahi orang Sumatra berkerut. Gimana nggak, di Sumatra, umumnya orang menyapu menggunakan dua tangan. Bisa jadi hal ini ada kaitannya dengan karakteristik sapu di sana yang cenderung lebih berat.

Nah, kalau di Jawa kan beda, orang menyapu biasanya hanya menggunakan satu tangan. Tangan satunya lagi biasanya nangkring di pinggang bagian belakang atau sibuk scroll TikTok. Kalau yang nyapu laki-laki malah biasa sambil nyebat.

Itulah cerita tentang culture shock di dunia per-sapu-an. Jadi, kalau suatu saat nanti kamu lihat ada orang nyapu pakai dua tangan, jangan langsung nge-judge orang tersebut nggak pernah nyapu, ya. Bisa jadi dia adalah orang Sumatra yang sedang merantau dan belum bisa move on dari cara menyapunya.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Lelaki Kerja Domestik Asal-asalan Dipuji, Perempuan Kerja Domestik Tiap Hari Dikritik Terus.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Februari 2024 oleh

Tags: culture shockJawamenyapuorang jawaOrang Sumatrapekerjaan rumah tanggasapuSumatra
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Serba Salah Orang Jawa yang Lahir dan Besar di Sumatra: Mengaku Jawa Ribet, Mengaku Sumatra Nggak Dipercaya

Serba Salah Orang Jawa yang Lahir dan Besar di Sumatra: Mengaku Jawa Ribet, Mengaku Sumatra Nggak Dipercaya

25 Juli 2025
Pantangan Menikah Ngalor Ngulon bagi Masyarakat Jawa

Pantangan Menikah Ngalor Ngulon bagi Masyarakat Jawa

22 April 2020
Terlahir sebagai Laki-laki, Jawa, dan Islam Adalah Privilese yang Tak Boleh Kami Dustakan terminal mojok.co

Terlahir sebagai Laki-laki, Jawa, dan Islam Adalah Privilese yang Tak Boleh Kami Dustakan

30 Juli 2021
Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit! Mojok.co

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit!

5 November 2023
Ilmu Titen dan Mitos Jawa Itu Beda, Jangan Dipukul Rata terminal mojok.co

Ilmu Titen dan Mitos Jawa Itu Beda, Jangan Dipukul Rata

11 Juli 2021
culture shock si inyong arek kota surabaya terminal mojok

Ekspektasi Tak Sesuai Kenyataan, Tetap Bangga Bilang Inyong Arek Suroboyo

17 April 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.