Budayakanlah malas mencuci, karena mencuci adalah tugas kami.
Kalimat di atas terpampang di tempat laundry langganan saya di Surabaya. Meskipun bisa mencuci sendiri di rumah, sebagai buruh yang bekerja 8 jam penuh, kadang saya sudah merasa capek bekerja dan nggak punya tenaga lagi untuk sekadar mencuci baju sendiri. Penginnya ya rebahan saja di rumah.
Kemalasan saya—dan juga beberapa dari kalian—ternyata memiliki sumbangsih untuk memutar roda ekonomi sebuah bangsa, utamanya jasa laundry. Coba bayangkan kalau kita semua rajin mencuci baju sendiri di rumah, wah, usaha laundry bisa terancam bangkrut, Rek. Nggak nyangka kemalasan kita jadi berkah untuk orang lain. Pertahankan!
Di Surabaya sendiri ada ribuan usaha laundry, jumlahnya mungkin lebih banyak dari gerai Indomaret. Saking banyaknya, kadang kita jadi bingung mau pilih yang mana. Sebenarnya laundry ada bermacam-macam jenisnya, ygy. Ada laundry dry cleaning yang terkenal mahal itu, ada laundry kiloan (dihitung per kilo), laundry self service, dan juga laundry on demand (cucian kita diantar jemput dan prosesnya dilakukan dalam satu aplikasi).
Namun dari sekian banyak macam laundry yang ditawarkan, kita akan membahas dua model yang paling banyak ditemui saja, yakni laundry kiloan biasa dan laundry self service. Meski sama-sama menawarkan jasa cuci pakaian, keduanya punya perbedaan dan plus minus masing-masing. Apa saja? Yuk, cek satu per satu.
#1 Laundry kiloan
Laundry kiloan ini secara sederhana adalah jasa cuci pakaian, selimut, seprai, dan kawan-kawannya tanpa perlu mengeluarkan tenaga apa pun. Sesuai namanya, laundry kiloan ini dihitung per kilogram. Jadi, sebelum menentukan harga yang akan kita bayar, pihak laundry akan menimbang berat cucian kita dan menentukan harganya. Misalnya, cucian kita beratnya 5 kg, sementara biaya per 1 kg-nya adalah Rp10 ribu. Maka kita harus membayar 5 kg x Rp10 ribu = Rp50 ribu.
Model laundry kiloan biasa ini menawarkan tiga jenis cucian, yakni cuci basah, cuci kering, dan cuci kering setrika. Kalau kita memilih cuci basah, artinya pakaian kita hanya akan dicuci pihak laundry dan kita sendiri yang akan mengeringkannya di rumah. Model cuci seperti ini harganya paling murah ketimbang yang lain. Sementara cuci kering berarti cucian kita sudah benar-benar kering dan sampai di rumah tinggal kita setrika saja. Harganya sedikit lebih mahal daripada sistem cuci basah. Terakhir ada cuci kering setrika, sesuai dengan namanya, kalau memakai jasa satu ini berarti sampai rumah cucian kita tinggal masuk lemari saja, alias sudah dicuci, dikeringkan, dan disetrika oleh pihak laundry. Terima beres, deh. Di Surabaya, laundry kiloan biasa dengan metode cuci kering rata-rata harganya Rp35 ribu untuk 5 kg baju.
Di beberapa tempat laundry, ada yang membedakan harga pakaian dan selimut ataupun seprai. Jadi, kalau kita mau mencuci seprai atau selimut, ya harganya beda lagi. Sederhananya, selimut dan seprai dihitung per pcs, bukan per kilogram seperti baju. Di Surabaya, rata-rata jasa laundry seprai saja (satu seprai dengan sarung bantal dan guling) harganya Rp10 ribu. Kalau kita mencuci 5 pcs seprai ya berarti bayar Rp50 ribu, Rek.
Keuntungan menggunakan jasa laundry kiloan biasa ini adalah simple. Kita sebagai customer cukup membawa baju kotor yang akan di laundry dan mengambilnya 2 atau 3 hari setelahnya. Oh ya, durasi laundry ini berbeda di tiap tempat ya, tapi umumnya 2-3 hari kelar lah. Laundry kiloan ini cocok buat kita yang mageran tapi pengin baju bersih tanpa harus capek. Pokoknya cukup bayar dan tahu beres saja, deh.
#2 Laundry self service
Berbeda dengan laundry kiloan, laundry self service ini berarti kita harus melakukan semua sendiri. Mulai dari mencuci di mesin cuci, mengeringkan baju di mesin pengering, hingga menyetrika, ygy. Penyedia jasa laundry cuma menyediakan mesin cuci, sabun, dan pelembut pakaian saja. Itu pun penggunaan sabun dan pelembut pakaiannya ditakar, ygy. Kalau mau sabunnya banyak, bawa sendiri saja dari rumah.
Mesin laundry self service ini ada yang pakai koin dan ada yang pakai kartu. Prosesnya agak ribet, tapi ya nggak ribet-ribet amat. Pertama, datang ke tempat laundry bawa baju kotor. Setelah itu beli koin atau kartu untuk satu mesin cuci. Satu mesin cuci ini biasanya muat antara 3 kg sampai 5 kg baju. Harganya beda, ya. Beli koin atau kartu sesuai kebutuhan baju kita. Kalau cucian kita beratnya 4 kg ya beli untuk yang mesin 5 kg, jangan pakai mesin 3 kg, ygy. Prinsipnya nggak boleh melebihi kapasitas mesin cucinya, deh.
Selanjutnya, masukkan cucian ke mesin cuci, masukkan sabun, lalu tekan tombol cuci. Cara kerja mesin cuci di laundry self service ini umumnya sama dengan mesin cuci di rumah, kita tinggal memencet tombol yang ada di mesin. Setelah itu, tunggu sampai cucian kita selesai. Mencuci baju seberat 3 kg biasanya butuh waktu 30-40 menit. Gimana cara tahunya? Ya mesin cucinya ada indikatornya, kadang ada yang bunyi juga malahan. Nah, setelah selesai mencuci, kita bisa mengeringkannya menggunakan mesin pengering.
Prosesnya kurang lebih sama, beli koin atau kartu, masukkan baju ke mesin pengering, lalu biarkan mesin bekerja. Proses mengeringkan baju 3 kg biasanya membutuhkan waktu sekitar 40 menitan. Jadi, di laundry self service, mencuci plus mengeringkan baju kira-kira butuh waktu 1,5 jam lah.
Selama proses mencuci dan mengeringkan sebaiknya ditunggu, ygy. Sebab kalau kita tinggal, takutnya kita nggak tahu kalau mesinnya sudah mati atau prosesnya sudah selesai. Kan kasihan orang selanjutnya yang mau menggunakan mesinnya.
Kelebihan laundry self service ini adalah harganya yang murah, bahkan lebih murah dari harga laundry kiloan biasa. Di Surabaya ada laundry self service yang mematok harga Rp10 ribu untuk satu koin atau per 3 kg baju. Secara pribadi, saya lebih sering menggunakan jasa laundry self service ini. Selain lebih murah, waktu tunggu selama 1 atau 2 jam itu biasanya bisa saya manfaatkan untuk menulis di Terminal Mojok. Cobain deh, Rek, nulis di HP sambil nungguin cucian di laundry. Hehehe.
Sekarang sudah tahu kan bedanya laundry kiloan biasa dengan laundry self service? Kalau kalian tim yang mana, Rek?
Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Laundry Pakaian Dalam Itu Sebenarnya Boleh Atau Nggak, sih?