Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Profesi

Penjual Jipang Keliling di Surabaya: Meski Kekurangan, Berharap Bisa Bagi-bagi Sandal Jepit kepada Pedagang Keliling Lain di Bulan Ramadan

Tiara Uci oleh Tiara Uci
15 Maret 2024
A A
Penjual Jipang Keliling di Surabaya Meski Kekurangan Tetap Ikhlas Berbagi Rezeki di Bulan Ramadan

Penjual Jipang Keliling di Surabaya: Meski Kekurangan, Tetap Ikhlas Berbagi Rezeki di Bulan Ramadan (Cun Cun via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Di Surabaya, kita bisa menemukan jajanan apa saja mulai dari yang harganya jutaan di mall mewah hingga jajanan yang bisa dibeli hanya dengan uang recehan. Jenis jajanannya pun beraneka ragam, ada croissant ala Prancis, odeng ala Korea Selatan, ayam goreng Mail dalam serial Upin Ipin, hingga jajanan tradisional seperti jipang.

Jipang—ada juga yang menyebutnya gipang—adalah jajanan tradisional dari suku Baduy, Provinsi Banten. Jajanan ini terbuat dari beras ketan, gula, dan sedikit garam. Gula yang digunakan bisa gula merah atau gula pasir. Kalau di Surabaya, kebanyakan jipang yang dijual adalah yang menggunakan gula pasir kental yang diaduk seperti karamel.

Rasa jipang dominan manis dengan tekstur yang renyah. Di desa saya, daerah Bojonegoro, jipang biasanya dijadikan salah satu menu jajanan Lebaran. Posisinya berdampingan dengan rengginang dan madumongso (sejenis jenang yang terbuat dari beras ketan dan gula merah). Variasi lain dari jipang adalah jipang yang terbuat dari jagung dan dibalut dengan gula merah atau biasa disebut jipang jagung.

Meski berasal dari Banten, jipang adalah jajanan yang mudah ditemukan di Jawa Timur. Di Kota Surabaya, jajanan ini umumnya dijual oleh pedagang keliling dengan harga Rp15 ribuan per bungkus.

Di Surabaya banyak penjual jipang keliling, salah satunya Pak Mulyadi

Ada banyak penjual jipang keliling di Surabaya, Pak Mulyadi atau Pak Mul adalah salah satunya. Saya bertemu Pak Mul di depan Indomaret Kebonsari pada Selasa sore (5/3). Beliau tampak kelelahan sambil sesekali mengusap keringat di dahi dengan kaos lengan panjangnya.

Waktu itu saya berencana membeli jipang untuk dimakan di rumah sambil nonton film Netflix. Sewaktu kecil, saya dan almarhum bapak suka makan jipang bersama karena di dekat rumah kami ada pabrik jipang. Kalau sedang rindu bapak, saya biasanya akan makan jipang tersebut sambil mengingat kebersamaan dengan bapak.

Sore itu, saya berubah pikiran. Niat takeaway jipang saya urungkan dan memutuskan untuk makan jipang di tempat saja. Saya pun duduk di samping penjualnya. Alasannya sederhana, saya tersentuh dengan ucapan Pak Mul yang berkata, “Alhamdulillah Mbak, semoga njenengan sehat, banyak rezeki, dan bahagia.”

Saya ini hanya membeli jipang, harganya pun nggak mahal, tapi didoakan dengan tulus, doanya banyak lagi. Jujur saja, saya tersentuh. Aslinya saya mau minta tambah doanya “Pak, tolong doakan punya momongan tahun ini” tapi saya urungkan lantaran sadar diri, beli jipang satu bungkus saja kok ya banyak maunya saya ini.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Berjualan jipang di depan minimarket lebih laku ketimbang sekolah

Sambil menunggu pembeli, Pak Mul mulai bercerita awal mulanya jualan jipang. Beliau orang Lamongan, usianya yang akan menginjak kepala lima membuatnya susah mencari pekerjaan lain. Kemudian ada tetangganya yang menawarinya berjualan jipang, Pak Mul nggak perlu membuat jipang sendiri dan nggak perlu membeli jipang terlebih dahulu.

Akhirnya Pak Mul dibekali 100 bungkus jipang oleh tetangganya yang kebetulan memiliki pabrik jipang. Dari setiap bungkus yang terjual, Pak Mul akan mendapatkan untung tak sampai empat ribu rupiah. Sedikit memang, tapi pekerjaan tersebut tetap dilakukan Pak Mul dengan ikhlas dan telaten.

“Sing penting bisa makan wes alhamdulillah, Mbak,” begitu kata Pak Mul.

Di Surabaya, penjual jipang selain berkeliling di sepanjang jalan, biasanya juga berhenti di depan minimarket seperti Indomaret atau Alfamart. Hal tersebut mereka lakukan bukan karena capek, melainkan peluang orang untuk membeli jipang di minimarket lebih banyak ketimbang di tempat keramaian lainnya seperti sekolah.

“Anak sekarang kayakanya nggak suka jajan polosan, Mbak. Mereka sukanya jajan pentol sama jajanan yang ada hadiahnya. Kalau ngetem di sekolah malah sepi. Di sini (baca: Indomaret) malah lebih banyak yang beli karena yang datang kan orang tua atau ibu-ibu yang kecilnya juga makan jipang,” kata Pak Mul mencoba menganalisis pasar.

“Tapi ya nggak rame-rame banget, Mbak. Ini baru njenengan yang beli,” Pak Mul menambahkan.

Ikhlas berbagi dengan penjual cobek

Hari itu dagangan Pak Mul memang lagi sepi-sepinya. Beliau sudah berkeliling dari Wonokromo hingga Kebonsari Surabaya, tapi baru mengantongi uang Rp30 ribu, padahal hari sudah sore. Pak Mul juga belum makan seharian, hanya minum air putih dan sepotong pisang yang dia bawa dari rumah.

Sebenarnya Pak Mul membawa nasi bungkusan dari rumah untuk dimakan di jalan saat beliau lelah berkeliling. Akan tetapi saat melewati Jalan Ketintang di belakang kampus Unesa, Pak Mul bertemu dengan penjual cobek keliling yang jualan sambil tiduran di pinggir jalan.

Melihat penjual cobek kelelahan, Pak Mul memberikan makanannya kepada penjual cobek yang memang sedang nggak enak badan namun tetap memaksakan diri bekerja.

“Kalau kepepet dan lapar saya masih bisa makan jipang, Mbak. Kalau penjual cobek makan apa?” kata Pak Mul sambil tersenyum.

Mendengar cerita Pak Mul, saya langsung teringat dengan ceramah Gus Baha yang kurang lebih kalimatnya seperti ini, “Rasulullah itu mencintai orang miskin. Salah satu sebabnya karena orang miskin itu kalau bersedekah dramatis. Orang kaya sedekah Rp100 juta enteng saja, mereka masih bisa makan enak. Sementara orang miskin sedekah Rp10 ribu saja bisa berpotensi kelaparan atau mengorbankan nyawanya.”

Pak Mul berharap bisa bagi-bagi sandal jepit kepada pedagang keliling seperti dirinya

Saya sangat tersentuh dengan sikap Pak Mul. Di luar sana, ada banyak pejabat yang sudah bergelimang harta tapi masih serakah dan tega korupsi uang bansos. Sementara Pak Mul yang serba kekurangan ikhlas memberikan jatah makannya kepada orang lain yang juga membutuhkan.

Bahkan Pak Mul masih punya keinginan untuk tetap berbagi rezeki terutama saat bulan Ramadan. “Saya seneng Mbak kalau bisa ngasih ke orang lain masio cuma sego bungkus. Kalau ada rezeki ya pas Ramadan inginnya bagi-bagi sandal yang empuk ke pedagang keliling. Soale akeh yang sandalnya wes tipis, Mbak.”

Bagi Pak Mul, di bulan Ramadan ada banyak orang yang memberikan makanan gratis, termasuk ke pedagang keliling seperti dirinya. Namun, tak banyak orang yang kepikiran memberikan sandal jepit kepada mereka. Padahal sandal sangat penting bagi orang yang berjalan jauh.

Tetap keliling Surabaya berjualan jipang meskipun puasa

Pak Mul adalah seorang muslim. Sebagai seorang muslim, beliau juga melakukan kewajiban puasa sebulan penuh. Meskipun harus menahan haus dan lapar dengan udara panas Surabaya, beliau tetap berjualan keliling saat bulan Ramadan.

Berjualan jipang di bulan Ramadan boleh dibilang lebih berat bagi Pak Mul dibandingkan bulan biasanya. Masalahnya beliau nggak cuma harus berkeliling sambil puasa, tapi juga karena jipang bukan menu yang biasa dikonsumsi orang saat buka puasa.

“Orang buka biasanya nggak makan jipang, Mbak, mungkin wedi (takut) kesereten.” kata Pak Mul bercanda.

Saya tahu Pak Mul sebenarnya sedang menghibur diri sendiri. Surabaya yang keras dengan biaya hidupnya yang tinggi memang nggak bisa ditaklukkan dengan keluhan dan ratapan. Akan tetapi harus dihadapi dengan berjuang sambil sesekali menghibur diri sendiri agar nggak stres dan tetap bisa bekerja meskipun hasilnya jauh dari cukup.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Setelah Berkeliling Indonesia dan Tinggal di Kota-Kota Besarnya, Saya Bersyukur Pernah Tinggal di Surabaya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Maret 2024 oleh

Tags: jajanan tradisionaljawa timurjipangpedagang kelilingpilihan redaksiSurabaya
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

Tanggapan Keturunan Gusti Ahmad: Kami Tidak Ingin Rebut Takhta Kraton terminal mojok.co

Tanggapan Keturunan Gusti Ahmad: Kami Tidak Ingin Rebut Takhta Kraton

14 November 2021
Surabaya Jadi Ibu Kota Provinsi Madura Adalah Ide Paling Sesat Mojok.co

Surabaya Jadi Ibu Kota Provinsi Madura Adalah Ide Paling Sesat

10 Februari 2024
Bandar Grisse, Ikon Baru Gresik yang Menyimpan Keresahan (foto milik penulis)

Bandar Grisse, Ikon Baru Kota Gresik yang Ramainya Mulai Melahirkan Keresahan bagi Warga Sekitar

23 Oktober 2024
10 Pensil Alis Murah di Bawah 20 Ribu yang Nggak Kaleng-kaleng

10 Pensil Alis Murah di Bawah 20 Ribu yang Nggak Kaleng-kaleng

1 Januari 2022
Mari Berandai-andai jika Soe Hok Gie Hidup di Zaman Sekarang terminal mojok.co

Mari Berandai-andai jika Soe Hok Gie Hidup di Zaman Sekarang

22 Agustus 2021
Begini Rasanya Tinggal di Kabupaten Nganjuk yang Tak Punya Laut terminal mojok.co

Begini Rasanya Tinggal di Kabupaten Nganjuk yang Tak Punya Laut

9 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.