Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Penjelasan tentang Mitos Orang yang Jalannya Bungkuk Tandanya Memelihara Tuyul

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
15 Juli 2020
A A
tuyul orang tua bungkuk hantu mojok

tuyul orang tua bungkuk hantu mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Indonesia punya banyak sekali mitos yang merepresentasikan daerah masing-masing. Salah satu mitos yang hingga saat ini masih menjadi bahan perbincangan banyak orang adalah tentang orang tua zaman dahulu (yang mungkin sekarang sudah menjadi kakek-nenek) yang sering disangka melihara tuyul, hanya karena postur tubuh dan cara jalannya membungkuk.

Pasalnya, bagi orang tua jadul, postur bungkuk selalu dikaitkan dengan menggendong tuyul, yang akhirnya dicocoklogikan memelihara dan merawat tuyul. Hal ini yang pernah Simbok saya alami lalu diceritakan kepada para cucunya. Hanya karena jalannya bungkuk, dipikir orang di sekitar ia memelihara tuyul. Kan, lucu.

Lagipula, jadi tuyul kok manja banget minta digendong? Bukannya setan dan sejenisnya bisa ngilang-ngilang gitu aja? Ngapain juga minta gendong? Ke seorang nenek pula. Haduh, kok ya repot banget.

Meski harus diakui juga, beberapa—atau kebanyakan—mitos memang hasil dari cocoklogi masyarakat pada masanya. Bahkan, di beberapa daerah, mitos menjadi sesuatu yang lumrah dan masih dipercaya hingga saat ini.

Begini, selain mendapat cerita langsung dari Simbok, saya pun menjadi saksi hidup bahwa profesi Simbok dari muda hingga masa tuanya adalah petani. Sehari-hari pergi ke ladang untuk bercocok tanam, memelihara tanaman, hingga menjualnya ke pasar sebagai mata pencaharian utama.

Selain itu, hampir setiap hari Simbok menggendong bongkahan kayu yang berat di area pundaknya. Sangat, sangat berat. Hal itu dilakukan secara terus-menerus di masa muda hingga tuanya. Sangat wajar jika akhirnya Simbok jalannya membungkuk.

Dan bukan karena memelihara tuyul, dooong.

Simbok bercerita, sebetulnya, dia sih nggak masalah mau dikira melihara tuyul atau nggak. Ngapain juga harus khawatir, lha wong memang pada kenyataannya tidak memelihara tuyul sama sekali, kok. Hanya saja, sebagai manusia biasa, terkadang risih aja gitu harus menjawab pertanyaan dan menjelaskan hal yang sama berulang kali.

Baca Juga:

30 Kosakata Parenting yang Njelimet, tapi Sebaiknya Dipahami Orang Tua Zaman Sekarang

Dear Bu Risma Mensos, Anak yang Menitipkan Orang Tua ke Panti Jompo Nggak Melulu Durhaka

Awalnya sih memang seringkali diawali dengan ucapan yang halus seperti,

“Mbok, maaf, anu… memangnya betul sampeyan melihara tuyul? Saya dengar dari para tetangga.”

Waduh, waduh, waduh.

Jika suasana hati sedang aman dan tentram, Simbok bercerita, ia dengan senang hati menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi agar seseorang yang bertanya bisa memahami duduk perkaranya. Tapi, kalau Simbok kadung mangkel, blio punya jawaban pamungkas dan disampaikan dengan santai tapi lumayan ngena,

“Iya, aku melihara tuyul. Cuma sampai sekarang aku belum kaya raya aja, toh.”

Ya, benar juga, sih. Kalau memang betul Simbok jalannya bungkuk hanya karena gendong/melihara tuyul, blio pasti sudah berhenti bertani sejak dari pertama merawat tuyul dengan penuh kasih sayang. Alasannya ya jelas, karena melihara dan mengandalkan tuyul untuk mencari uang tentu akan lebih menjamin kehidupan. Bikin cepat kaya. Dan nggak perlu lagi pergi ke ladang dari pagi hingga sore hari.

Tapi, nyatanya tidak demikian. Simbok masih setia bertani, memotong kayu untuk dibawa pulang dan dijadikan bahan bakar untuk memasak, hingga akhir hayatnya.

Mangkanya, mitos soal kakek-nenek yang jalannya bungkuk dikaitkan dengan memelihara tuyul, akhirnya menjadi guyonan keluarga saya. Sekaligus nostalgia, bagaimana Simbok merespon mitos yang disematkan pada dirinya tersebut dengan cara yang—bagi saya dan keluarga—terbilang elegan. Tidak perlu dianggap serius, cukup jadi bahan guyon saja.

Saat ini, zaman semakin berkembang dan modern. Banyak mitos secara perlahan mulai bisa dijawab mengenai unsur cocoklogi yang menyertainya dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Memang, pada akhirnya mitos boleh dipercaya atau tidak, tergantung kepercayaan setiap orang.

Akan tetapi, jangan sampai mitos yang dipercaya menjadi sesuatu yang membuatmu berpikir negatif tentang orang lain. Apalagi jika tidak ada bukti yang dapat dijabarkan. Yang ada malah jadi fitnah, lho.

Sampai dengan saat ini, masyarakat Indonesia memang masih sulit sekali dipisahkan dengan mitos. Bisa dipahami karena apa pun cerita tentang mitosnya, sudah diwariskan secara turun-temurun dari orang tua zaman dahulu hingga ke anak-cucu. Bukannya mau pasrah, tapi, biarlah mitos menjadi bagian penting dari perkembangan masyarakat Indonesia. Dan tentu saja segala sesuatu yang berkaitan dengan tuyul, hanya menjadi salah satu diantaranya.

BACA JUGA Lamaran Kerja Bisa Ditolak karena Kesalahan-kesalahan saat Wawancara Ini dan tulisan Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Juli 2020 oleh

Tags: bungkukOrang Tuatuyul
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

warisan balas budi kepada orang tua mojok

Balas Budi kepada Orang Tua Itu (Katanya) Merepotkan, Menyebalkan, dan Nggak Perlu

1 September 2020
Anak Sulung dan Harapan yang Kadang Merepotkan

Anak Sulung dan Harapan yang Kadang Merepotkan

28 Januari 2020
6 Pengalaman Saya Jadi Anak Karyawan Indofood Selama 26 Tahun Terminal Mojok.co

6 Pengalaman Saya 26 Tahun Jadi Anak Karyawan Indofood

25 Februari 2022
warisan balas budi kepada orang tua mojok

Kita Tidak Perlu Sok Dewasa di Depan Orang Tua

24 November 2020
Tak Main-Main, Para Food Vlogger Juga Berperan Sebagai Penglaris Warung Makan

Tak Main-Main, Para Food Vlogger Juga Berperan Sebagai Penglaris Warung Makan

18 Januari 2020
Sebagai Anak Tengah, Saya Muak pada Glorifikasi Sulung dan Bungsu terminal mojok.co

Kalau Jakarta Punya PSBB, Ayah Protektif Punya PABB: Pembatasan Asmara Berskala Besar

15 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.