Sudah diatur
Kedua, pemilihan pelajaran sesuai minat ini sudah diatur dalam bentuk paket oleh SMA. Kenapa? Karena nyatanya siswa banyak yang kebingungan jika tak diberi arah. Paket yang dimaksud tentu berbeda dengan paket ayam goreng. Paket pemilihan pelajaran jelas diseusaikan dengan kelinieran mata pelajaran. Untuk paket pelajaran Fisika sudah pasti digabungkan dengan Matematika tingkat lanjut. Jika ada Fisika ya pasti ada Matematika.
Begitu juga paket pelajaran Ekonomi yang pasti akan disandingkan dengan Akuntansi. Bahasa pastinya ada Antropologi. Paket mapel ini jelas sudah diseusiakan dengan kaidah ilmu pengetahuan yang selinier dan saling melengkapi juga saling melekat satu sama lain. Siswa ya nggak asal pilih.
Jadi, jika ada yang bilang siswa bebas-bebas aja memilih maka ini bisa dikoreksi kembali. Pada akhirnya, kurikulum lama dan baru hampir nggak ada bedanya kan?
Kalian percaya?
Ketiga, sungguh sebuah kebodohan tingkat kuadrat jika mempercayai tak ada penjurusan di SMA. Andai ini diyakini sebagai kebenaran, niscaya pendidikan di SMA adalah kemunduran yang tak terbantahkan. Karena akhirnya mata pelajaran apa pun akan dilahap semua siswa dengan tingkat akademis atau pun kognitif yang beragam tanpa mau tahu minat dan bakatnya.
Padahal, SMA adalah jenjang pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk masuk ke jenjang universitas dengan berbagai ragam disiplin ilmu. Maka pemilihan pelajaran sesuai minat dan bakat yang kelak akan digeluti siswa, merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari jenjang pendidikan ini.
Jadi, mempercayai benar-benar tak ada penjurusan di SMA sama saja mempercayai sebuah kebijakan yang sungguh sulit diterima nalar. Mana mungkin menyiapkan peserta didik untuk masuk kuliah tanpa ada pemilihan atau penjurusan sesuai potensi mereka kan?
Penulis: Hanifatul Hijriati
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Nelangsa Siswa Jurusan Bahasa di SMA, Dapat Stigma yang Bikin Jengkel