Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Pengalaman Pertama Makan di Restoran Fine Dining: Pelayanan, Menu, Harga Semuanya Bikin Syok

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
8 November 2025
A A
Pengalaman Pertama Makan di Restoran Fine Dining: Pelayanan, Porsi, Harga Semuanya Bikin Syok Mojok.co

Pengalaman Pertama Makan di Restoran Fine Dining: Pelayanan, Porsi, Harga Semuanya Bikin Syok (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beginilah culture shock pertama kali makan di restoran fine dining.

Saya sangat bersyukur dengan keadaan saat ini. Belum bisa dikatakan kaya raya sih, tapi setidaknya kesulitan-kesulitan yang pernah saya alami di masa kecil tidak terjadi lagi. Misalnya, soal makan. Sekarang, urusan makan di luar bukan lagi jadi hal yang besar. Mau makan apa pun, mau ke warung, kafe, bahkan di tempat yang dulu cuma bisa saya pandangi dari kejauhan, gas pokoknya!

Nah, diantara beberapa pengalaman makan di luar yang pernah saya rasakan, yang paling berkesan tentu saja ketika saya makan di sebuah restoran fine dining di daerah Kuningan, Jawa Barat. Sebetulnya, sudah agak ciut nyali ketika melihat penampakan luar restorannya. Ditambah, deretan mobil yang terparkir di sana bukan kaleng-kaleng. Mobil mewah semua! Itu kalau Karimun saya bisa ngomong, pasti dia bakal mohon-mohon supaya saya cari tempat lain aja. Ia pasti insecure.

Akan tetapi, apa mau dikata? Sudah terlanjur lapar dan capek juga kalau harus muter-muter lagi cari tempat makan lain. Akhirnya, dengan sisa keberanian dan isi dompet yang mudah-mudahan cukup, singgahlah kami, untuk pertama kalinya, ke restoran fine dining.

Suasana restoran fine dining mewah, mau batuk saja takut

Begitu melangkah masuk, mata saya dimanjakan dengan interior restoran yang mewah. Lampunya yang temaram, tapi hangat dengan dekorasi tiap sudut yang elegan membuat saya seperti masuk ke dunia yang berbeda. Mendadak timbul perasaan satu circle sama Nia Ramadani ketika masuk ke sana.  

Musik yang mengalun merdu semakin membuat suasana di restoran jadi syahdu. Speakernya mantap betul. Kan ada tuh tempat makan yang speakernya bikin sakit telinga. Di restoran fine dining ini, hal tersebut tidak terjadi. Tidak pula ujug-ujug ada iklan spotify muncul di tengah-tengah lagu. Pokoknya khidmat betul. 

Makin khidmat karena tidak ada suara sendok garpu beradu dengan piring atau alat makan lain. Hening sekali. Saking heningnya, saya mau batuk aja takut. Tapi kalian tahu gongnya apa? Pas selesai makan, anak saya nyedot minum sampai ke tetes terakhir sampai kedengeran suara sedotannya. Di ruangan se-syahdu itu, suara sedotan yang disedot keras-keras jelas terdengar seperti terompet malaikat Izrafil.

Malunya, Bund. Ketauan banget didikan emaknya yang apa-apa kudu wajib habis. Nggak mau rugi pokoknya.

Baca Juga:

Jangan Terkecoh! Saya Jelaskan Kenapa Makan di Restoran All You Can Eat Itu Nggak Logis, Cuma Bikin Dompet Nangis

Cara Kotor Warung Makan Menarik Pembeli: Punya Banyak Menu, tapi Sering Kosong

Banyak sendok garpu, semua mirip 

Selain dibuat takjub dengan suasananya, hal lain yang bikin jiwa rakyat jelata ini meronta-ronta adalah saat melihat menunya. Nama-nama makanannya rumit betul, sampai-sampai lidah saya rasanya keseleo waktu mencoba mengeja. Saya lupa persisnya apa nama menunya, tapi yang jelas, panjang dan susah banget dibaca. Begitu pelayan membacakan ulang pesanan saya, ejaannya beda total dari yang saya ucapkan tadi. Dan ya, tentu saja yang benar dia, bukan saya.

Sudahlah nama menunya bikin dahi berkerut, pas makanannya datang pun tak kalah bikin bingung. Bukan soal plating yang memang niat banget, ya, itu mah sudah pasti. Tapi, alat makannya tu lho. Banyak banget dijejer-jejer. Mirip-mirip pula. Halah, Hyung… Mau makan aja disuruh mikir dulu. 

Pelayanan restoran fine dining super ramah

Hal lain yang membuat restoran fine dining ini berbeda dari tempat makan lain adalah pelayanannya. Asli, pelayan resto fine dining itu beda kelas. Mereka sopan banget. Tapi, bukan sopan yang dibuat-buat. Sopannya itu terlihat natural dan elegan. Curiga sebelum jadi pelayan, mereka harus ikut kelas kepribadian dulu. Saking sopannya, saya mau nyeletuk atau ngeluarin jokes aja mikir-mikir dulu, takut banget ganggu “aura” mereka.

Soal pelayanan mereka yang totalitas ini, bagus sih. Meski, yah, kadang bikin canggung juga. Misalnya, saat mereka bertanya, “Nasi gorengnya mau diletakkan di mana?”

Lha? Pikir saya, ya udah deh,  taruh di mana saja, biar nanti saya yang atur-atur. Soalnya kan biasanya di tempat lain juga gitu. Piring datang, emak yang atur buat keluarga. Tapi, saya lupa, saya tidak sedang berada di warung tenda. Ini restoran fine dining dan SOP-nya bisa jadi memang demikian.

Oh ya, satu lagi. Para pelayan ini memakai sarung tangan saat melayani tamu. Iya, sarung tangan. Totalitas banget emang. Sesuatu yang membuat ngebatin, “Jadi seperti ini dilayani dengan sepenuh hati~”   

Struk yang bikin deg-degan 

Tentu saja hal yang paling bikin syok dari makan di restoran fine dining belum disebutkan. Pasalnya, culture shock terbesar datang di akhir acara. Yaitu, saat struk datang. Kamu buka pelan-pelan, berharap nilainya masih manusiawi. Tapi, ternyata, seporsi steak dan sepotong kue kecil bisa seharga belanja seminggu di pasar. Makin perih karena, jujur saja, setelah makan disana, perut masih merengek minta nasi padang. Kurang kenyang, Bos!

Memang, kalau dipikir-pikir, sungguh hal yang wajar jika harga makanan di restoran fine dining itu lebih mahal. Di sana kita bukan cuma bayar makanan, tapi juga pengalaman. Tempat yang super nyaman, pelayanan ramah serta suasana yang syahdu, semua itu kan juga ada biayanya. Pepatah bilang, pengalaman itu mahal harganya. Nah, makan di restoran fine dining ini telah membuktikan kebenaran pepatah tersebut.

Btw, nggak usah kepo berapa rupiah yang saya habiskan untuk makan malam di restoran fine dining. Jujur, saya lupa atau lebih tepatnya saya memilih untuk lupa. Pokoknya begitu struk datang dan dibayar, struknya langsung saya buang jauh-jauh. Biar cepat move on. Toh, nggak baik makanan yang sudah masuk perut masih diungkit-ungkit. Cukup dijadikan pelajaran dan pengalaman saja. 

Dan, untuk mengulanginya lagi? Nggak dulu, deh. Bahkan, misal pun kelak Tuhan menakdirkan saya sekaya Nia Ramadhani, sepertinya saya tetap bakal pilih nasi padang. Jelas lebih enak dan lebih kenyang. Hidup nasi padang!

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Hal yang Tidak Orang-orang Katakan tentang Solaria, Perhatikan untuk Kalian yang Belum Pernah ke Sana.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 November 2025 oleh

Tags: fine diningrestoranrestoran fine diningrestoran mewahrumah makan mewahtable manner
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

a&w adalah restoran cepat saji terbaik underrated menu review ulasan mojok.co

A&W tuh Restoran Cepat Saji Terbaik, Sayangnya Underrated

26 Agustus 2020
Pengalaman Karyawan Restoran Vegan dan Vegetarian yang Tidak Dirasakan Karyawan Restoran Biasa

Pengalaman Jadi Karyawan Restoran Vegan dan Vegetarian yang Tidak Dirasakan Karyawan Restoran Biasa

14 Mei 2024
Cara Kotor Warung Makan Menarik Pembeli: Punya Banyak Menu, tapi Sering Kosong Mojok.co

Cara Kotor Warung Makan Menarik Pembeli: Punya Banyak Menu, tapi Sering Kosong

27 Desember 2024
Jujur Saja, Konsep Makan Bayar Seikhlasnya Itu Bikin Nggak Nyaman terminal mojok.co

Jujur Saja, Konsep Makan Bayar Seikhlasnya Itu Bikin Nggak Nyaman

17 Oktober 2020
4 Restoran di Bandung yang Terkenal Sejak Zaman Kolonial Terminal Mojok

4 Restoran di Bandung yang Terkenal Sejak Zaman Kolonial

21 Januari 2022

Testimoni Mahasiswa yang Kerja Part Time di Restoran, Dunia Dapur Itu Keras!

5 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.