Pindah adalah jalan ninja
Sebulan penuh saya bertahan dengan segala drama kos campur itu. Dari listrik ganda, tetangga jutek, jemuran pindah ke tempat terkutuk, sampai palu malam hari. Sampai akhirnya saya sadar: hidup sudah cukup berat dengan gaji UMR, nggak perlu ditambah beban kos yang bikin emosi naik-turun.
Maka saya putuskan pindah. Kos baru mungkin nggak sempurna juga, tapi paling tidak saya bisa tidur tanpa dengar suara palu tengah malam atau bangun pagi dengan jemuran berubah jadi korban pindahan sepihak.
Kalau dipikir-pikir, pengalaman sebulan itu memang menyebalkan. Tapi ya, siapa tahu justru jadi bagian dari “kurikulum wajib” anak rantau di Jogja. Kurikulum yang isinya pelajaran: bahwa kos campur itu penuh kejutan, dan bahwa tidur nyenyak jauh lebih berharga ketimbang dekat kantor tapi penuh drama.
Pada akhirnya, saya cuma bisa senyum getir. Jogja memang istimewa, tapi kos-kosannya, ya… istimewa dengan versinya sendiri.
Penulis: Wahyu Tri Utami
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 4 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Perempuan Sebelum Tinggal di Kos Campur
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















