Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Pengalaman Naik DayTrans dari Surabaya ke Jogja yang Menuntut Kesabaran

Tiara Uci oleh Tiara Uci
17 November 2022
A A
Pengalaman Naik DayTrans dari Surabaya ke Jogja yang Menuntut Kesabaran Terminal Mojok

Pengalaman Naik DayTrans dari Surabaya ke Jogja yang Menuntut Kesabaran (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, teman saya yang terbiasa dengan kemacetan di Surabaya mengajak healing ke Jogja yang ternyata jalannya macet juga. Awalnya, kami berencana ke Jogja naik pesawat, tapi begitu melihat harga tiket pesawat untuk penerbangan PP Surabaya-Jogja ada di angka Rp3 juta—lebih mahal dari UMP Jogja itu sendiri—kami mengurungkan niat naik pesawat dan memilih moda transportasi yang lebih ramah kantong, yaitu mobil travel.

Travel yang dipilih teman saya adalah DayTrans karena waktu itu sedang ada diskon. Kami memesan dua tiket dengan harga Rp185 ribu per orang (harga normalnya Rp195 ribu) untuk sekali perjalanan atau Rp370 ribu untuk PP Surabaya-Jogja. Waktu itu kami memesan tiket di hari Kamis atau satu hari sebelum keberangkatan. Jika sesuai jadwal, kami akan berangkat ke Jogja pada hari Jumat pukul 20.00 WIB.

Sebagai orang yang punya pengalaman buruk ketinggalan pesawat karena terlambat check ini, saya memutuskan untuk datang ke pick up point (tempat penjemputan DayTrans) satu jam sebelum waktu keberangkatan. Lokasi penjemputannya berada deretan ruko yang ada di Jalan Ngagel (kabarnya sekarang kantor DayTrans Surabaya pindah ke depan Tunjungan Plaza). Kantor DayTrans sebenarnya cukup nyaman, ruangannya dilengkapi AC dan tersedia welcome drink berupa air mineral.

Sayangnya, jadwal keberangkatan yang harusnya pukul 20.00 WIB jadi molor lama sekali. Sebagai warga Surabaya yang sat set, saya mulai kehilangan kesabaran dan bertanya ke petugas DayTrans untuk memastikan kapan kami berangkat ke Jogja. Namun waktu itu si petugas mengatakan masih menunggu penumpang lain yang sedang otw menuju kantor DayTrans dan kami diminta untuk bersabar.

Saya nggak tahu apa masalah sebenarnya, tapi kalau memang benar terlambat gara-gara menunggu penumpang lain, bukankah seharusnya ada batas waktu tunggu? Misalnya nih kalau dalam 15 menit penumpang nggak datang, ya langsung ditinggal saja. Bukannya saya egois, tapi kasihan kan penumpang lain yang sudah datang lebih awal—sebelum jadwal keberangkatan—mosok harus menunggu lagi tanpa ada batas waktu yang jelas demi segelintir orang yang terlambat? Memang sih kita tinggal di Indonesia yang identik dengan jam karet, tapi apa iya kebiasaan buruk harus dimaklumi terus?

Akhirnya setelah menunggu sekitar satu jam dari jadwal keberangkatan semula, para penumpang diminta naik ke mobil. Jenis mobil yang digunakan DayTrans adalah Toyota HiAce dan seingat saya memiliki dua belas kursi penumpang dan satu kursi sopir. Meskipun kursinya nggak memiliki sandaran tangan dan nggak ada jarak antara satu kursi dengan kursi lainnya alias menempel, di setiap kursi terdapat safety belt dengan model reclining seat (bangkunya bisa direbahkan ke belakang).

Sebenarnya model reclining seat ini memang dibuat agar penumpang nyaman. Masalahnya, jarak antara bangku depan dan belakangnya terlalu sempit, sehingga saya harus bersabar untuk nggak menggeser posisi kursinya lebih ke belakang karena penumpang di belakang saya pasti nggak nyaman. Bisa-bisa kaki penumpang di belakang saya kejepit lantaran jarak yang terlalu sempit. Coba bayangkan gimana rasanya duduk dengan posisi tubuh 90 derajat dan menempuh perjalanan sekitar 324 kilometer, Rek. Pinggang saya langsung cosplay jadi kanebo kering alias kaku.

Kondisi mobil DayTrans yang saya naiki sebenarnya cukup bagus. AC-nya lumayan dingin, dalamnya bersih, tapi sayangnya nggak dilengkapi port USB untuk nge-charge HP. Untungnya saya membawa power bank sendiri. Kemampuan sopirnya mengemudi pun cukup bagus. Blio bisa bermanuver lumayan mulus tanpa ugal-ugalan. Masalahnya cuma satu, sebagus-bagusnya Toyota HiAce, mobil ini bukan bus patas yang dilengkapi fasilitas toilet. Sebagai orang yang beser, saya harus menahan diri nggak minum air banyak-banyak biar nggak kebelet pipis. Bagi orang seperti saya, perjalanan jarak jauh tanpa fasilitas toilet adalah penderitaan dan menuntut banyak kesabaran.

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Berbeda dengan bus patas jurusan Surabaya-Jogja yang selalu berhenti di Ngawi untuk mampir di rumah makan sambil membiarkan penumpangnya istirahat sejenak, entah untuk pipis atau keperluan kamar mandi lainnya, DayTrans nggak gitu. Sepanjang perjalanan dari Surabaya menuju Jogja, mobil hanya berhenti di Solo untuk menurunkan penumpang.

Saran saya, jika kalian berencana naik DayTrans dari Surabaya ke Jogja atau sebaliknya, selain membekali diri dengan Counterpain, kalian juga wajib mengisi perut sampai kenyang biar nggak kelaparan sepanjang perjalanan. Atau minimal bawa camilan lah.

Sebenarnya ada satu poin plus dari DayTrans yang saya rasakan sih, yakni nggak mampir di rumah makan dan menurunkan penumpang di titik yang sudah ditentukan. Sebab, ada beberapa travel yang mampir dulu di rumah makan dan menurunkan penumpang sampai ke depan rumah sehingga waktu tempuh jadi lebih lama.

Secara keseluruhan, perjalanan dari Surabaya menuju Jogja kurang lebih memakan waktu 5 jam. Saya berangkat pukul 21.05 WIB dan tiba di Jogja sekitar pukul 02.10 WIB. Dari waktu tempuhnya lumayan cepat, mungkin karena kami melakukan perjalanan malam hari dengan kondisi jalan yang nggak macet dan lewat tol, ygy.

Untuk perjalanan pulang dari Jogja menuju Surabaya, saya dan teman saya masih menggunakan travel yang sama karena kami memang membeli tiket PP. Apesnya, jadwal keberangkatan DayTrans dari Jogja menuju Surabaya juga molor selama 30 menit. Lagi-lagi saya harus sabar menunggu.

Saya punya saran sih buat pihak DayTrans, semoga saja dibaca. Sebaiknya kantor DayTrans menyediakan fasilitas toilet di luar untuk penumpang, sehingga penumpang yang melakukan perjalanan di malam hari bisa tetap mendapatkan fasilitas toilet meskipun kantor DayTrans sudah tutup.

Kesimpulannya, kalau kalian memburu waktu tapi kantong pas-pasan, DayTrans bisa jadi pilihan. Tapi, kalau pengin nyaman, kursi kereta api kelas eksekutif dengan harga yang sedikit lebih mahal daripada tiket DayTrans adalah pilihan yang lebih masuk akal.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Tim Mendang-Mending: Surabaya-Jakarta PP Mending Naik Bus Atau Kereta Api?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 November 2022 oleh

Tags: DayTransJogjamobil travelSurabaya
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

Review Bus Bumel Jogja-Solo Sebagai Solusi Jika Kehabisan Tiket Prameks

Review Bus Bumel Jogja-Solo Sebagai Solusi Jika Kehabisan Tiket Prameks

14 Februari 2020
Pecel Lele Lawan Berat Warteg Kharisma Bahari di Jogja, Bukan Warmindo (Unsplash)

Di Jogja, Pecel Lele yang Menjadi Lawan Berat bagi Warteg Kharisma Bahari, Bukan Warmindo

8 Juli 2023
tiket.com, Solusi Miskinnya Transportasi Bandara Juanda Surabaya (Unsplash)

Fitur Jemputan Bandara dari tiket.com Adalah Solusi Miskinnya Transportasi di Bandara Juanda Surabaya

24 April 2024
Sidoarjo Menyimpan Peluang Bisnis yang Menggiurkan (Unsplash)

Sidoarjo Menyimpan Peluang Bisnis yang Menggiurkan

12 Maret 2023
UNESA Jangan Buru-buru Mengejar World Class University, deh. Itu Kampus Ketintang Surabaya Masih Banjir, lho! unesa surabaya

Unesa Surabaya Nggak Belajar dari Pengalaman: Kuota Maba Membludak, tapi Fasilitas Tetap Terbatas

2 Februari 2024
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

Mengungkap Perusak Jogja yang Sebenarnya

11 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.