Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman Membuat Ecobrick: Ekspektasinya A, Hasilnya Z

Zaki Annasyath oleh Zaki Annasyath
25 Juli 2020
A A
ecobrick mojok

ecobrick mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Setahun lalu, ketika sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Brebes, saya dan teman-teman memiliki program pembuatan Ecobrick. Sekedar informasi awal, ecobrick adalah botol plastik bekas yang berisi sampah non-biological. Botol plastik ini nantinya dapat menggantikan fungsi dari balok bangunan. Adanya Ecobrick juga merupakan sebuah usaha ramah lingkungan untuk mengatasi masalah sampah plastik yang lambat laun makin meyebalkan.

Karena tertarik dengan kegiatan ini, kami segera menonton tutorialnya di Youtube dan membaca beberapa artikel terkait Ecobrick. Setelah dirasa cukup paham, kami mulai menyusun rencana. Awalnya, target program ecobrick ini amat ndakik-ndakik: membuat sebuah kursi. Kemudian kami akan memperlihatkan hasil dan cara membuatnya kepada warga.

Tapi, apa semulus itu proses pembuatannya?. Tentu saja tidaaak. Jalan kami dipenuhi alur yang berkelok. Pertama-tama kami mencari sampah-sampah plastik yang berserakan di setiap sisi jalan. Kami menerobos gaharnya panas matahari, menyisiri rerumputan, sampai merogoh tong sampah. Semua itu, semata-mata demi mengumpulkan ratusan sampah plastik.

Belum cukup sampai di situ, kami juga merancang strategi lain. Kami meminta kepada anak-anak untuk membawakan sampah plastik yang teronggok sendu di rumah mereka.

Setelah semuanya terkumpul, kami beranjak ke langkah kedua: Mencuci sampah. Namun, mulai dari sini yang menggawangi program Ecobrick cuma saya dan seorang teman bernama Pras. Hal itu disebabkan ada beberapa kegiatan lain yang nggak kalah penting.

Pada sore-sore senggang, saya dan Pras memulai langkah kedua. Rencananya, kami akan mencuci sampah-sampah tersebut sampai harum dan kinclong lebih dari pakaian dan muka sendiri. Kami membersihkannya dengan tekun dan khusyuk. Cuitan-cuitan burung ditambah udara yang sepoi-sepoi membumbui ketenangan sore itu. Syahdu tho?.

Selanjutnya kami mulai melangkah lebih jauh. Langkah ketiga adalah memasukkan sampah yang telah dicuci ke dalam botol plastik. Di sini kami menggunakan botol teh pucuk harum 500 ml. Selain itu, kami juga menggunakan sebatang kayu yang ujungnya lancip untuk memudahkan proses.

Pada tahap ini, sampah plastik yang udah dicuci kami potong kecil-kecil. Kemudian hasilnya kami masukkan ke dalam botol. Nah, sebatang kayu tadi fungsinya untuk menekan-nekan sampah plastik yang tadi udah dimasukkan ke dalam botol. Memasukkannya harus merata. Tak boleh ada rongga sedikitpun agar nanti tingkat kekerasannya tinggi.

Baca Juga:

5 Hal yang Bikin Saya Kaget Waktu KKN di Madiun

KKN di Bulan Agustus Itu Anugerah Sekaligus Musibah: Gara-gara Proposal Agustusan, Akhir KKN Serasa di Neraka

Mudah? Nggak juga. Nyatanya tahap ini amat belibet. Dikarenakan keamatiran kami, menekan-nekan sampah plastik agar merata dan memenuhi rongga amat membunuh waktu. Apalagi jumlah orang yang sedikit membuat semuanya jadi tambah runyam.

Masalah lain adalah jumlah sampah plastik yang kami kumpulkan ternyata cuma cukup untuk membuat dua botol. Padahal kami membutuhkan banyak botol untuk membuat sebuah kursi. Semangat menggebu-gebu di awal karam seketika.

Di sela-sela proses, saya akhirnya nyeletuk begini, “Pras, ini hasilnya nggak akan sesuai dengan rencana awal deh kayaknya”. Saya mengatakan hal itu berdasarkan analisis terkait estimasi waktu, jumlah sampah, dan tentu saja rasa malas.

Pras setuju. Kami pun akhirnya menyederhanakan tujuan menjadi: cuma memperkenalkan Ecobrick dengan seenggaknya 9 botol. Kemudian 9 botol tersebut direkatkan menjadi modul persegi dengan lem silicon.

Maka, nggak pakai babibu saya dan Pras langsung kembali mengarungi bahtera guna mencari sampah plastik. Setelah semuanya terkumpul kami, dengan muka kucel kayak ruwesan tiket parkir mal, memulai kembali langkah-langkah belibet yang tadi sudah diceritakan. Kami memilah dan mencuci sampah-sampah yang sedari tadi sudah berteriak meminta segera dikinclongkan.

Dan di sini lah masalah kembali menghampiri. Singkat cerita, besoknya kami tak bisa menemukan kantong plastik berisi sampah-sampah plastik yang telah dibersihkan. Kami cari di setiap sudut posko juga nihil. Ya ampun, sampah-sampah yang telah kami kumpulkan dengan darah dan air mata hilang tanpa bekas.

Saya dan Pras panik, tentu saja. Lah gimana? selain capek, mencari dan mengumpulkan sampah kembali amat memakan waktu. Atas dasar hal itu, kami tetap berusaha mencari sembari berharap kantong sampah plastik itu ketemu.

Namun, usaha memang tak selalu beriringan dengan hasil. Meskipun mencari kemana-mana, kantong sampah plastik itu tak juga menampakkan dirinya. Saya dan Pras akhirnya mencoba peruntungan terakhir: bertanya kepada nenek pemilik posko.

Dan setelah ngobrol ngalor-ngidul dengan sang nenek, kami menemukan jawaban atas semua persoalan sampah plastik cilaka ini. Tapi jawaban blio membuat kami tersedak karena, jengjengjeng, kantong sampahnya udah dibuang!.

Saya dan Pras langsung lemas. Sampah plastik yang telah kami cuci dan kumpulkan ternyata sudah kembali ke habitat aslinya.

Program pengenalan Ecobrick pun akhirnya cuma menggunakan dua botol yang kerasnya pun masih bisa dipertanyakan. Bah! Semesta memang selalu punya teka teki.

BACA JUGA Cerita Horor Pakdhe Saya yang Diseruduk Siluman Manusia Berkepala Kuda dan tulisan Zaki Annasyath lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Juli 2020 oleh

Tags: ecobrickKKN
Zaki Annasyath

Zaki Annasyath

Medioker

ArtikelTerkait

kuota pendidikan kuota internet uin sunan ampel surabaya kkn online Ketahui Etika Tethering biar Teman Nggak Gedeg Sama Kamu yang Fakir Kuota

Alasan Keterlambatan Pembagian Kuota Internet KKN UIN Sunan Ampel Tahun Ini

16 Juni 2020
5 Tips KKN di Demak dari Pemuda Setempat (Unsplash)

5 Tips KKN di Demak dari Pemuda Setempat yang Prihatin Melihat Ada Mahasiswa Diusir Warga

1 Agustus 2023
Sudah Berkali-kali Mahasiswa KKN ke Desa Saya, tapi yang Berubah Hanya Patok Pembatas Desa

Sudah Berkali-kali Mahasiswa KKN ke Desa Saya, tapi yang Berubah Hanya Patok Pembatas Desa

5 September 2025
5 Hal yang Bikin Saya Nggak Betah Tinggal di Desa

Romantisasi Desa Lama-lama Terdengar Begitu Menggelikan

16 April 2023
Mahasiswa KKN Diusir Warga Itu Adalah Teguran Keras untuk Kampus yang Nggak Melek Digital

Mahasiswa KKN Diusir Warga Itu Adalah Teguran Keras untuk Kampus yang Nggak Melek Digital

2 Agustus 2023
Pengalaman Unik KKN di Perbatasan Indonesia dan Malaysia Mojok.co

Pengalaman Unik KKN di Perbatasan Indonesia dan Malaysia

23 November 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.