Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Pengalaman 2 Kali Hampir Kecopetan di Angkot Bandung. Ngeri-ngeri Sedap

Nur Annisa oleh Nur Annisa
5 November 2020
A A
Posisi Duduk di Angkot yang Paling Keren di Tingkat Kecamatan terminal mojok.co

Posisi Duduk di Angkot yang Paling Keren di Tingkat Kecamatan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saat masih merantau di Bandung, angkot menjadi alat transportasi pilihan utama saya. Sebenarnya dari tempat saya ngekos dulu, mau pergi ke kampus, ke pasar atau bahkan ke Ciwalk pun bisa jalan kaki, kalau rajin hehe. Alhasil angkot menjadi lifesaver-nya saya. Tak perlu risau bakal ditanya macam-macam meski sekadar basa basi oleh sopir. Mau menggunakan waktu di jalan buat belajar juga bisa. Kalau angkotnya lagi sepi mau duduk miring sampe tiduran juga bisa. Ditambah murah meriah di kantong, sungguh sebuah paket lengkap. Namun, sayangnya rasa cinta saya dengan angkot tercederai oleh oknum-oknum nakal yang bikin mengkal dan membuahkan pengalaman pahit kecopetan di angkot.

Kecopetan di angkot kasus pertama

Terjadi pada Oktober di 2016. Waktu itu pagi hari sekitar jam tujuh kurang sepuluh menitan. Sebab jam tujuh ada ujian di kampus, saya putuskan naik angkot jurusan Cisitu-Tegalega yang bentukannya udah kayak terong, ungu hijau gitu warnanya. Awalnya hanya ada saya yang memilih duduk di kursi panjang belakang sopir menghadap pintu angkot dan teteh-teteh di seberang serong kiri saya dekat dengan pintu.

Tak beberapa lama naiklah seorang bapak berusia sekitar 40-50 tahun dengan pakaian rapi ala pegawai kantor beserta tas jinjingnya. Duduklah blio tepat di samping kiri saya, padahal tempat lain masih kosong, kan saya jadi tidak bebas. Saya coba kesampingkan pikiran sepele tersebut untuk fokus ke diri saya yang sedang mengingat-ngingat kembali materi untuk ujian nanti.

Beberapa menit pertama, saya masih bisa merasakan nyamannya naik angkot, hingga tiba-tiba di saat saya sudah melihat gerbang kampus dan bersiap memberhentikan angkot dengan menyebut “kiri” saya merasakan keganjilan. Tas saya yang terhimpit punggung dan jok kursi  seperti dipaksa didorong selama beberapa detik. Saat itu pikiran yang terlintas hanya sebatas, “ Ini jok mobil ada masalah apa ya sampe dorong-dorong.” Kemudian saya lanjutkan bilang kiri.

Sembari membayar ongkos angkot saya baru tersadar bahwa yang dorong tadi itu bukan jok kursi yang bermasalah tapi Bapak di samping saya, aduh. Segera saya cek kondisi tas dan melihat resletingnya sudah terbuka seperempat bagian. Jantung saya rasanya mau copot. Sambil gemetar saya langsung cek keberadaan dompet dan hp. Alhamdulillah masih rezeki meski hampir kecopetan di angkot.

Seketika saya juga baru teringat bahwa sebelum aksi dorong-dorongan tadi, tiba-tiba Bapak itu menaruh tas jinjingnya di pangkuannya secara tegak. Setelah dipikir-pikir lagi ternyata tas itu untuk menutupi aksi yang akan dilancarkan oleh tangannya. Pantas saja tangan blio untuk  beberapa saat tadi menghilang, kayak aktivis 98.

Kecopetan di angkot kasus kedua

Seminggu atau dua minggu setelah kejadian pertama, saya beserta teman saya hendak ke BEC dengan naik angkot jurusan Sadang Serang-Caringin. Waktu itu siang hari sekitar pukul 13.00. Jujur sebenarnya saya masih agak takut karena hampir kecopetan di angkot tempo hari, tapi kali itu saya siasati dengan menaruh tas di pangkuan saya, biar tidak ada yang berani dorong-dorong di belakang saya lagi.

Kondisi angkot sudah penuh sesak ketika ada mas-mas usia 25-30 tahun dengan setelan baju rapi ala pegawai kantor lengkap dengan tas punggungnya menaiki angkot. Mas itu duduk di kursi kecil yang duduknya jadi membelakangi arah angkot melaju, sedangkan saya di kursi panjang tepat di depan pintu. Sehingga posisi masnya tepat di depan saya juga. Selama perjalanan saya merasa beberapa kali dilirik si Mas itu, tapi saya berusaha fokus menatap ke depan tanpa membalas lirikan matanya.

Baca Juga:

Derita Pejalan Kaki di Surabaya: Sudah Dipanggang Matahari, Masih Tak Punya Ruang untuk Menapak Kaki

Trans Jatim Koridor 7, Seburuk-buruknya Transportasi Publik. Masih Perlu Banyak Belajar dan Berbenah

Namun, baru beberapa menit tiba-tiba ia memutuskan turun dari angkot. Timbul rasa kecurigaan saya, “Kenapa masnya cuma naik angkot sedekat itu jaraknya?” Ya, meskipun saya juga kalau naik angkot dari kosan ke kampus jaraknya pendek tapi nggak sependek itu juga sih. Intuisi saya pun bilang kalau gerak-gerik Mas itu patut dipertanyakan.

Lagi-lagi setelah kejadian, saya baru menyadari bahwa Mas tadi menaruh tas punggungnya di pangkuannya. Ya sama sih seperti saya, tapi Bapak oknum di kasus pertama juga begitu. Yang bikin tambah curiga adalah kelihatan banget tasnya ga ada isinya, macem penampakan tas baru beli dari toko, tepos gitu. Kan buat apa bawa tas tapi tak berisi, iya mungkin saja itu memang tas baru beli tapi pokoknya saya tetap curiga.

Ditambah selama naik angkot tangan si Mas itu juga nggak kelihatan, duh sudah dua pola yang teridentifikasi seperti oknum pencopet di kasus pertama. Bedanya yang ini nggak pakai kekerasan alias dorong-dorongan dalam aksi pencopetan, bahkan sampai nggak terasa apa-apa sama saya kalau ternyata si Mas habis mencoba mencopet dari tas saya. Jantung saya makin berdegup kencang memikirkan kemungkinan yang ada. Tanpa pikir panjang langsung saya cek barang berharga saya di tas dan alhamdulillah tidak ada barang yang hilang. Saya terselamatkan dari kecopetan di angkot untuk yang kedua kali.

Setelah hampir dua kali kecopetan di angkot saya berkesimpulan bahwa selama di angkot, saya harus selalu waspada pada tangan-tangan yang tidak terlihat. Waspadalah, waspadalah!

BACA JUGA Daftar Playlist Musik Angkot Bandar Lampung yang Selalu Terngiang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 November 2020 oleh

Tags: naik angkottransportasi umum
Nur Annisa

Nur Annisa

Manusia yang suka baca dan lagi belajar nulis.

ArtikelTerkait

Jangan Pernah Coba Membandingkan Transportasi Umum di Surabaya dengan Jakarta, Surabaya Jelas Kalah 1000 Langkah!

Jangan Pernah Coba Membandingkan Transportasi Umum di Surabaya dengan Jakarta, Surabaya Jelas Kalah 1000 Langkah!

29 Januari 2024
Inilah Rute Transportasi Umum kalau Kalian Mau Pergi dari Malang ke Batu, Lengkap dengan Jenis Transportasi dan Harganya  

Inilah Rute Transportasi Umum kalau Kalian Mau Pergi dari Malang ke Batu, Lengkap dengan Jenis Transportasi dan Harganya  

31 Agustus 2025
Posisi Duduk di Angkot yang Paling Keren di Tingkat Kecamatan terminal mojok.co

Posisi Duduk di Angkot yang Paling Keren di Tingkat Kecamatan

24 November 2020
Orang Surabaya Ramah terhadap Pejalan Kaki, tapi Kotanya Tidak

Derita Pejalan Kaki di Surabaya: Sudah Dipanggang Matahari, Masih Tak Punya Ruang untuk Menapak Kaki

4 November 2025
Bus Pengumpan Trans Semarang, Sebaik-baiknya Pengalaman Naik Transportasi Umum Mojok.co

Bus Pengumpan Trans Semarang, Sebaik-baiknya Pengalaman Naik Transportasi Umum

3 Desember 2023
6 Tempat Berburu Takjil di Kota Makassar. Takjil Hunter, Merapat!

PR Transportasi Publik Makassar: Pete-Pete Smart Gagal, Co’mo Antara Ada dan Tiada, Selanjutnya Apa Lagi?

29 Mei 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.