Jika ditanya salah satu hal yang bikin saya nyesel selama saya hidup, saya akan jawab… menyukai seorang teman selama 10 tahun dan berakhir dengan tidak mengungkapkannya.
Bagi yang saat membaca tulisan ini dan sedang mengalami hal yang sama dengan apa yang saya rasakan, sebaiknya kamu hentikan secepatnya.
Menyukai seseorang dalam waktu lama tanpa tahu kepastian sungguh melelahkan hati. Saya baru menyadarinya setelah saya memutuskan untuk menyudahi rasa suka saya sama dia tepat setahun yang lalu dengan cara memblokir semua akses media sosial dan media komunikasi dengannya di hape saya.
Cara itu saya anggap ampuh. Apalagi jika kamu tambahkan dengan membuat diri terus sibuk sehingga kamu tidak punya waktu kosong untuk mengingat dia lagi. Cara itu saya lakukan untuk memberi jarak antara diri saya dan dia.
Tapi tentu saja tidak semudah itu saya bisa lupa sama dia. Tentunya dengan proses “patah hati” sendiri dulu. Itu adalah waktu ketika saya tiba-tiba mendayu ketika mendengar lagu-lagu yang relate dengan apa yang saya alami, seperti lagu Isyana yang berjudul “Ragu Semesta”.
Sebulan pertama, setiap mendengar lagu itu mata saya akan tiba-tiba basah. Kenangan-kenangan yang (hanya diingat oleh saya, hiks) bersamanya terputar kembali. Semua cukup bikin saya terdiam sejenak, berharap dia suatu saat nanti bisa sadar sama perasaan saya.
Lagu itu relate sekali dengan saya karena dalam lagu itu ada beberapa lirik yang cukup ngena: “Namun ragu semesta, tak terlawan oleh manusia….”
Lirik itu seperti menggambarkan bahwa apa yang kamu rencanakan terkadang berbeda dengan yang sudah digariskan takdir. Sama seperti saya yang berharap dia membalas perasaan saya, tapi nyatanya kami tidak berjodoh. Dan yang saya bisa lakukan cuma jalani hidup dengan takdir yang ada.
Kemudian di lirik berikutnya, “Harapanku bersamamu biarlah menjauh, mungkin kita kan bertemu lain waktu di alam yang baru.” Ini mewakili saya yang berusaha melepaskan perasaan yang melekat, meskipun sulit. Kami mungkin ditakdirkan pada waktu lainnya di alam lain. Entahlah, siapa tahu kami berjodoh di alam lain (?).
Proses patah hati ini kemudian berlanjut pada tahap ketika saya merasa sesak saat tidak sengaja mendengar namanya dalam obrolan teman-teman saya. Saya juga tidak sengaja melihat fotonya di media sosial teman saya yang merupakan temannya juga. Yah, memang, terkadang hal-hal yang menyangkut perasaan seperti ini yang bikin hidup agak repot.
Setelah sebulan berlalu itu, saya mulai pelan-pelan lupa sama dia meskipun kadang, ketika melihat postingan yang berisikan foto sepasang kekasih, saya langsung memvisualisasikan wajah saya dan dirinya. Pun sekarang saya sudah tidak mendayu-dayu lagi ketika mendengar lagu “Ragu Semesta” tadi.
Kalau ditanya, apa yang bikin saya bisa menyukai dia dalam waktu yang lama sekali, saya tidak bisa memberikan jawaban yang pasti. Ya… karena ketika suka, artinya kan orang itu pasti akan tampak bagus sekali saja di mata, padahal belum tentu di mata orang lain. Seperti saat kamu melihat diri kamu yang cantik di cermin lalu mencoba memotretnya, belum tentu hasilnya sama bagusnya.
Perasaan ini hanya tumbuh dengan sendirinya. Pelan-pelan dia jadi terlihat sempurna di mata saya. Begitu saja.
Unik sekali memang ketika kamu sedang suka seseorang.
Saya sendiri tidak menyangka bisa menyukainya selama sepuluh tahu. Rupanya saya orangnya setia juga, hehehe.
Namun, tampaknya saya terlalu sibuk dengan perasaan saya sama dia sehingga jadi tidak peka dengan perasaan orang-orang di sekitar saya. Ibaratnya, saya sudah membuat benteng pertahanan yang menahan orang lain untuk masuk ke hati saya.
Buat kalian yang masih menyukai seseorang diam-diam dalam jangka waktu lama, mending kamu stop deh. Asli, kamu buang-buang waktu. Mending rasa loyalmu itu kamu lakukan ketika kamu sudah berkomitmen sama seseorang. Ketika semuanya sudah jelas untuk kamu dan dia.
Jika kamu seperti ini terus, yang ada hanya membatasi diri kamu sendiri. Ingat saja, ada hal-hal yang masih bisa kamu usahakan dan ada juga hal yang tidak bisa kamu paksakan, perasaan misalnya.
Sudahi dan mulai hidup baru yuk.
BACA JUGA Rasanya Jadi Secret Admirer, Nyesek Sek Sek Sek dan tulisan Fanisa Putri lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.