Ada banyak tukang parkir di Malang, yang mengelola tempat-tempat ramai (strategis), yang pendapatannya bahkan melebihi UMR Malang. Bahkan ada tukang parkir yang pendapatan per harinya bisa menyentuh angka 300 ribu.
Tukang parkir memang bukan merupakan pekerjaan yang keren. Tukang parkir juga bukan pekerjaan yang memerlukan gelar atau pendidikan yang tinggi. Dan, tukang parkir juga bukan pekerjaan yang layak dicantumkan di LinkedIn, dipamerkan ke kawan lama, keluarga, bahkan ke mertua. Tukang parkir juga bukan merupakan pekerjaan yang dianggap akan membawa pada kekayaan.
Namun, di kota-kota besar, di kota-kota yang perputaran roda ekonominya nyaris nggak pernah libur, tukang parkir adalah sebuah pekerjaan yang nggak bisa dipandang sebelah mata. Masih nggak layak dicantumkan di LinkedIn dan dipamerkan ke calon mertua memang, tapi pendapatannya nggak main-main. Sebut saja di Malang, yang mana tukang parkir adalah pekerjaan yang cukup menjanjikan.
Terlepas dari pro-kontranya, tukang parkir ini emang susah untuk dipisahkan dari Malang. Nyaris tiap tempat, mulai dari ATM, minimarket, ruko-ruko pusat perbelanjaan, hingga rumah makan dan cafe ada tukang parkirnya. Ini diperparah dengan transportasi umum yang “hidup segan mati tak mau”, membuat warga Malang mau nggak mau pakai kendaraan pribadi, yang mana harus berurusan dengan tukang parkir.
Sekarang pertanyaannya, memangnya berapa penghasilan tukang parkir di Malang sehingga pekerjaan ini bisa dibilang menjanjikan? Mari kita hitung bareng-bareng.
Tukang parkir daerah Kidul Pasar, bisa dapat lebih dari 60 ribu per hari
Mas Kopeng, adalah salah seorang tukang parkir yang menguasai salah satu area di daerah Kidul Pasar. Area Kidul Pasar ini merupakan salah satu area yang bisa dibilang “lahan basah” bagi tukang parkir. Di sana terdapat banyak pertokoan, tempat nongkrong dan tempat makan, juga nggak jauh dari Pasar Besar Kota Malang. Kawasan ini nggak pernah sepi pengunjung.
Di sana, Mas Kopeng bersama beberapa temannya mengelola satu tempat parkir yang nggak terlalu luas dan besar. Menurut Mas Kopeng, pendapatannya sebagai tukang parkir tidak tentu. Beda hari, beda pendapatan. Kalau hari Senin atau hari ketika kawasan Kidul Pasar dilanda hujan, pendapatannya di hari itu pasti rendah. Tapi kalau akhir pekan, musim liburan, atau mendekati hari raya, pendapatannya jelas melambung tinggi.
“Aku biasanya parkir bertiga, kadang berempat. Kalau lagi sepi, satu anak bisa dapat sekitar 40 ribuan sehari. Tapi kalau rame, ya bisa lebih dari 60 ribu. Tergantung rame atau nggak, dan tergantung berapa orang yang parkir hari itu. Kalau berempat ya dapat lebih sedikit dibanding bertiga. Itu pendapatan bersih, sudah dipotong setoran ke Dishub, kadang 15 ribu kalau sepi, dan 25 ribu kalau rame.” ujar Mas Kopeng kepada saya.
Dengan penghasilan terendah (kalau sepi atau hujan) ada di angka 40-60 ribu per hari, Mas Kopeng dan kawan bisa mendapatkan sekitar 1,2-1,8 juta per bulan. Namun jika tempat parkir yang dikelola oleh Mas Kopeng ini rame terus, sehari bisa dapat lebih dari 60 ribu, bahkan sampai menyentuh angka 100 ribu. Kalau sudah begitu, dalam sebulan Mas Kopeng dan kawan-kawan bisa dapat sampai 2,5-3 juta per bulan.
Tukang parkir di Malang bisa dapat lebih dari 3 juta per bulan
Mas Kopeng dengan area parkirnya yang nggak terlalu besar itu bisa dapat sekitar 2,5-3 juta sebulan kalau rame. Sekarang bayangkan tukang parkir di Malang yang lain, yang mengelola tempat parkir yang lebih besar, di dalam area Pasar Besar, di area Stasiun Malang, atau area pertokoan di Suhat misalnya. Pendapatan mereka nggak mungkin di bawah 80-100 ribu per hari.
Ada banyak tukang parkir di Malang, yang mengelola tempat-tempat ramai (strategis), yang pendapatannya bahkan melebihi UMR Malang. Bahkan ada tukang parkir yang pendapatan per harinya bisa menyentuh angka 300 ribu. Sebulan apa nggak 9 juta sendiri itu? Mana setorannya ke Dishub kadang cuma 30 ribu sehari. Edan, kan, penghasilan tukang parkir di Malang?
Tukang parkir di Malang itu menjanjikan, asalkan…
Terlepas dari polemik perkara tukang parkir, menjadi tukang parkir di Malang ini adalah pekerjaan yang cukup menjanjikan. Kalau dihitung-hitung, pendapatan per bulannya bisa menyamai atau bahkan melebihi UMR Malang. Menjanjikan banget, lah, asalkan jadi tukang parkirnya di kawasan ramai, seperti di Suhat, di Pasar Besar Malang, atau di Stasiun Malang. Itu baru bisa disebut menjanjikan. Kalau jadi tukang parkirnya di kedai kopi kecil yang pengunjungnya nggak terlalu ramai, ya nggak menjanjikan.
Gimana? Ada yang tertarik jadi tukang parkir di Malang?
Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Malang Kota Wisata Parkir: Tiap Sudut Kota Kini Dikuasai Tukang Parkir, Semakin Nggak Nyaman
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
