Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Pemerintah Seharusnya Berterima Kasih pada TikTok Sebagai Aplikasi Penghilang Stres

Aunillah Ikhsan Mulyafi oleh Aunillah Ikhsan Mulyafi
19 Februari 2020
A A
Pemerintah Seharusnya Berterima Kasih pada TikTok Sebagai Aplikasi Penghilang Stres
Share on FacebookShare on Twitter

…dan Bowo pun tertawa melihat tingkah kita di TikTok.

“Ya, ketawa aja sih lihatnya. Saya udah kering mereka baru nyebur.”

Yap, itu sepenggal kata-kata dari panutan kita di dunia per TikTok-an, Bowo Alpelible yang sudah “tobat” dari dunia “cringe”nya. Padahal, belum ada genap setahun, sekarang TikTok menjelma menjadi platform yang digandrungi masyarakat dari orang tua sampai selebriti dan selebgram. Seseorang bisa memperoleh cap “alay” apabila pernah bermain aplikasi ini, dan berbondong-bondong masyarakat pun melakukan perundungan pada pengguna-penggunanya. Jari-jari netizen yang tajam seolah tertawa mengetik komentar-komentar pedas pada pengguna TikTok.

Tapi itu kemarin, setidaknya beberapa bulan yang lalu. Sekarang aplikasi music video ini menjadi seperti terlahir kembali setelah banyak selebgram sampai artis yang bermain. Stigma “alay” dan aplikasi gob**k pada aplikasi ini seolah runtuh di awal tahun. Masyarakat tidak malu lagi untuk bersenang-senang menggunakan aplikasi ini. Bahkan mungkin ada salah satu di antara kalian yang justru menjadikan aplikasi ini penghilang stres.

Fenomena ini unik ketika saya cermati, bukan permasalahan alay atau tidaknya aplikasi ini. Banyak di awal-awal penggunanya sangat kreatif, dalam bermain transisi atau efek, tidak sekadar joget-joget nggak jelas. Tapi perubahan stigma aplikasi ini yang sangat cepat, seolah seperti tidak ada yang salah dengan aplikasi ini. Ya memang tidak ada yang salah dengan aplikasinya, bukankah begitu?

Ada pepatah, “Kebohongan yang didengungkan berulang-ulang akan dianggap sebuah kebenaran.” Ya memang tidak ada kaitannya dengan pepatah itu, tapi begini.

Pengguna aplikasi ini dulu rata-rata adalah remaja dari SD-SMA dan tidak sedikit di kalangan orang tua, atau salah satu dari kalian. Di mana usia tersebut didominasi oleh remaja-remaja yang sedang mencari jati dirinya, dan haus eksistensi. Menjadi lucu ketika kita melihat betapa uniknya tingkah polah mereka dalam mengekspresikan diri dan menunjukkan eksitensi mereka, ada-ada saja polahnya. Dan saat itulah masyarakat dewasa mencap aksi-aksi aneh mereka dengan sebutan alay atau berlebihan, padahal itu hanya bentuk eksistensi mereka.

Dan hal itu terus berlanjut pada remaja-remaja berikutnya, istilahnya para “alumni” seperti Bowo dkk yang sudah “tobat” dan digantikan dengan remaja-remaja baru atau regenerasi. Wkwkwk udah kaya sekolah aja. Nah di sinilah yang saya maksud ada kaitannya dengan pepatah tadi. Ketika hal ini terus berulang, masyarakat umum menjadi penasaran dengan aplikasi ini dan mulai men-download-nya. Walaupun hanya sekadar seru-seruan aja, ya kan?

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

5 Alasan Pesan Makan Online Masih Lebih Logis daripada Beli Langsung di Warung meski Zaman Promo Sudah Berlalu

Makanya, anak-anak kayak Bowo dkk ketawa aja deh liat tingkah masyarakat yang seperti “nelen ludah” sendiri. Tapi isi video TikToknya masih sama aja, cuma joget nggak jelas. Masih lebih kreatif zaman Bowo, sih walaupun dalam hati, “Paan dah?” Kok saya tau? Ya saya main TikTok dulu, nggak munafik saya. Tapi ya nggak sehebat Bowo juga, sih. Wkwkwk.

Fenomena stempel masyarakat yang mudah berubah-ubah jadi seperti cermin bahwa masyarakat kita itu sebenarnya butuh hiburan, butuh penghilang stres yang mudah didapat dan tentu tidak terlalu merogoh kocek, jujur deh. Tuntutan kerja dan dunia yang semakin cepat berkembang “mungkin” menjadi beban bagi masyarakat sekarang. Dan apa buktinya? Lewat akun meme yang isi konten biasanya tentang orang-orang yang “santuy”, rebahan dll, itu menandakan masyarakat yang sudah jengah dengan kehidupan yang seolah seperti arena balap. Kapan ini, kapan itu, menjadi kalimat basa-basi yang mulai bikin mual seseorang yang mendengarnya, setuju kan?

Yang akhirnya masyarakat harus rela memakan omongan sendiri, hanya untuk menghilangkan STRES. Tidak bisa dimungkiri aplikasi ini memang candu. Untuk sekadar tertawa kecil, aplikasi ini sudah cukup mampu membuat tawa penggunanya. Padahal tertawa saja bisa dilakukan bareng teman dan sahabat. Tapi ya itu tadi, kadang lingkungan pergaulan kita saja ada yang, yah begitulah. Makanya banyak kaum-kaum rebahan merasa nyaman dengan dunia kamarnya. Hanya dengan berselancar di media sosial sudah cukup membuat tawa.

Tapi apa pun itu, walaupun sebagian “karya” dari aplikasi itu rada ya gitu deh. Setidaknya itu bisa menghilangkan beban stres yang ada di masyarakat kita. Dan oh iya, kalau kamu sedang berkarya dan hal itu mengundang komentar negatif dari netizen, jangan khawatir, siapa tahu dalam waktu dekat yang terjadi justru sebaliknya.

BACA JUGA Berhenti Bilang Anak TikTok Alay! Bikin Kontennya Sulit Tauk! atau tulisan Aunillah Ikhsan Mulyafi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2021 oleh

Tags: AlayaplikasiBowo Alpenliebetiktok
Aunillah Ikhsan Mulyafi

Aunillah Ikhsan Mulyafi

Suka kopi.

ArtikelTerkait

3 Makanan Pedas Terenak di TikTok Shop yang Wajib Dibeli, Dijamin Ketagihan!

3 Makanan Pedas Terenak di TikTok Shop yang Wajib Dibeli, Dijamin Ketagihan!

25 Februari 2023
Durasi TikTok Jadi 10 Menit Nggak Akan Bikin YouTube Ditinggalkan Terminal Mojok.co

Durasi TikTok Jadi 10 Menit Nggak Akan Bikin YouTube Ditinggalkan

2 Maret 2022

Saya Menolak Keras Pakai Aplikasi Penghasil Uang Instan

23 Mei 2021
5 Hal Enaknya Belanja Pakai Alfagift

5 Hal Enaknya Belanja Pakai Alfagift

1 Maret 2022
Penjual Hape KW di TikTok Harus Dibasmi, Menyesatkan dan Bikin Orang Awam Tergiur dengan Kalimat Palsu yang Menipu

Penjual Hape KW di TikTok Harus Dibasmi, Menyesatkan dan Bikin Orang Awam Tergiur dengan Kalimat Palsu yang Menipu

24 September 2024
Alasan Huruf X Bisa Dibaca 'Nya' Saat Berbalas Chat terminal mojok.co

Efek Laten Aplikasi Whatsapp: Sedikit-Sedikit Dibuatkan Grup Chat, Lama-Lama Jadi Menumpuk

6 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.