Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Pembayaran Nontunai Saja Orang Indonesia Masih Gagap, Digitalisasi Masih Begitu Jauh di Angan

Cindy Gunawan oleh Cindy Gunawan
30 Desember 2023
A A
Pembayaran Nontunai Saja Orang Indonesia Masih Gagap, Digitalisasi Masih Begitu Jauh di Angan

Pembayaran Nontunai Saja Orang Indonesia Masih Gagap, Digitalisasi Masih Begitu Jauh di Angan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan ini bukan bermaksud mengulur-ulur dan mempertanyakan kesiapan masyarakat kita akan hal-hal yang serba digital, lho, tetapi dalam pandangan saya, luput disadari bahwa sistem digital itu nggak hanya soal kartu identitas dan sistem unggah data semata. Namun, juga tentang sistem pembayaran nontunai yang mulai hadir sekarang ini. Hal tersebut, menurut saya sudah cukup menjadi contoh konkret kalau masyarakat kita belum sepenuhnya siap, kok!

Contohnya yaaa… saya sendiri. Hehehe.

Dari tahun ke tahun, sistem pembayaran tunai mulai diganti dengan pembayaran nontunai. Kini, sudah banyak tempat makan, hiburan, wisata dan perbelanjaan yang hanya menerima sistem pembayaran nontunai. Sebagai seseorang yang jarang membawa uang di dompet digital, sekaligus nggak memegang kartu juga, saya cukup kerepotan, sih kalau harus berhadapan dengan situasi seperti ini.

Pembayaran nontunai masih jadi momok

Baru-baru ini saya mendatangi salah satu toko makanan ringan di daerah Sleman setelah beberapa bulan lamanya tidak berkunjung. Namun, ternyata selisih beberapa bulan itu sudah menimbulkan perubahan yang berarti. Bukan terkait rasanya ataupun harga, tetapi metode pembayarannya. Saya dihadapkan dengan nominal belanja saya yang ganjil banget, tetapi tokonya hanya menerima pembayaran nontunai padahal waktu itu saya nggak memegang e-money apa pun. Apa nggak panik, nih kalau kejadiannya begini?

Jelas yang terjadi di toko makanan ringan tadi bukan pengalaman love-hate-relationship pertama saya dengan sistem pembayaran nontunai. Saya sudah mengalami beberapa kali kejadian hampir nggak bisa bayar pesanan karena nggak memegang e-money.

Bahkan, kejadian seperti itu saya rasakan juga ketika membeli buku. Sejujurnya, uang di dompet saya sudah lebih dari cukup untuk membeli satu buku incaran saya. Namun, saya sempat mendengar penjaga kasirnya mengatakan kepada salah seorang pembeli kalau mereka tidak lagi menerima pembayaran tunai. Akhirnya, pelanggan ini harus dibantu oleh petugas lain untuk bisa melunasi pembelian bukunya.

Ya, daripada saya merepotkan kembali petugas yang sama dalam selang waktu beberapa menit dari pelanggan sebelumnya, saya memutuskan untuk menaruh kembali buku tersebut di tempat semula.

Uang tunai harus pas

Pengalaman lainnya adalah sewaktu menonton film di bioskop. Setelah beres memilih kursi terbaik, saya bersiap untuk melakukan pembayaran. Seiring dengan usaha saya mengeluarkan dompet, petugas loketnya mengatakan bahwa untuk pembayaran tunai harus menggunakan uang pas. Buset, deh, apa bentuk peralihan sistem pembayaran dari tunai ke nontunai ini berarti benar-benar tidak menyiapkan sedikitpun uang tunai untuk jaga-jaga kembalian di meja loketnya bagi para pelanggannya yang belum tahu?

Baca Juga:

QRIS Cross-Border Pembayaran Lintas negara yang Memangkas Banyak Keribetan tapi Menyimpan Bahaya Jika Kamu Nggak Hati-hati

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Oke, di luar pengalaman saya, salah seorang teman bercerita bahwa dia lupa kalau parkiran pusat perbelanjaan yang didatangi sudah menerapkan sistem pembayaran nontunai. Beruntungnya beberapa hari sebelumnya, teman saya ini mendapatkan kartu tap dari sebuah acara yang ternyata ada saldonya. Bayangkan, deh kalau teman saya ini nggak punya kartu pembayaran apa pun, masa iya teman saya harus angkat motornya dan menerobos palang?

Sediakan sedikit celah untuk pembayaran tunai

Menurut saya, kalaupun beberapa tempat memang sudah menerapkan pembayaran nontunai, ya tolong banget, sih setidaknya ada penjaga di loket dan sedia beberapa uang kecil sebagai jaga-jaga kalau pelanggannya butuh kembalian karena nggak persiapan dengan model pembayarannya. Jarang, lho ada orang yang bisa bayar secara pas, apalagi kalau nominalnya ganjil. Lagipula, kalau pelanggan sudah mengetahui tempat tersebut hanya menerima pembayaran secara transfer, lain waktu ketika ke sana lagi, pasti mereka sudah lebih siap.

Perlu disadari juga, lho kalau dompet digital masih banyak minusnya. Salah satunya adalah kasus saldo pengguna yang tiba-tiba terpotong akibat dari scam atau penipuan sejenisnya. Inilah salah satu alasan saya juga untuk nggak terlalu sering menggunakan dompet digital. Karena kalau begini, sih ruginya malah jadi berkali-kali!

Jadi ya, untuk sistem pembayaran nontunai, bagusnya ya bertahap. Nggak langsung diterapkan secara total, dan masih memberikan celah untuk pembayaran tunai. Serta, perbanyak pilihan pembayaran. Maksudnya, nggak hanya membatasi untuk dompet digital tertentu saja, juga bank tertentu saja. Toh, ngurus mbanking mudah, tinggal scan, kelar.

Ini juga saran buat diri saya sih. Hehehe.

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Biaya Layanan QRIS 0,3% Bikin Kita Tahu Sifat Absurd Orang Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 30 Desember 2023 oleh

Tags: cashlessemoneykendalapembayaran nontunai
Cindy Gunawan

Cindy Gunawan

Manusia kepala batu yang menjelma peramu mantra doa.

ArtikelTerkait

QRIS Cross-Border Memudahkan, Sekaligus Menyimpan Bahaya (Unsplash)

QRIS Cross-Border Pembayaran Lintas negara yang Memangkas Banyak Keribetan tapi Menyimpan Bahaya Jika Kamu Nggak Hati-hati

14 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

14 November 2025
Cashless Society, Kaum Ogah Ribet yang Bikin Orang Lain Ribet Terminal Mojok

Cashless Society, Kaum Ogah Ribet yang Bikin Orang Lain Ribet

17 September 2022
7 Ciri Toko Pakaian yang Sebaiknya Dihindari Terminal Mojok

7 Ciri Toko Pakaian yang Sebaiknya Dihindari

7 Desember 2022
5 Hal yang Banyak Dikhawatirkan di Era Pembayaran QRIS Mojok.co

5 Hal yang Banyak Dikhawatirkan di Era Pembayaran QRIS

6 Januari 2025
3 Hal Merepotkan di Balik Pembayaran QRIS yang Nggak Disadari Banyak Orang Mojok.co

3 Hal Merepotkan di Balik Pembayaran QRIS yang Nggak Disadari Banyak Orang

20 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.