Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Pembangunan Terowongan Jalan Joyoboyo Adalah Bukti kalau Pemkot Surabaya Suka Menghamburkan Uang

Tiara Uci oleh Tiara Uci
27 Juni 2024
A A
Pembangunan Terowongan Jalan Joyoboyo Adalah Bukti kalau Pemkot Surabaya Suka Menghamburkan Uang

Pembangunan Terowongan Jalan Joyoboyo Adalah Bukti kalau Pemkot Surabaya Suka Menghamburkan Uang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pemkot Surabaya harusnya bisa lebih bijak. Ketimbang uang 31 miliar buat bikin terowongan pejalan kaki di Jalan Joyoboyo Surabaya, mending buat proyek lain yang lebih urgent.

Kota Surabaya sedang dikepung proyek pembangunan infrastruktur. Saya mencatat ada tiga proyek besar yang dikerjakan Pemkot Surabaya di tahun 2024 ini.

Pertama, proyek drainase berupa pemasangan u-ditch dan box culvert yang tersebar di 32 titik yang mulai dikerjakan sejak bulan Februari dan belum rampung juga hingga hari ini. Kedua, ada revitalisasi kawasan Kota Tua Surabaya yang baru selesai awal bulan lalu. Ketiga, ada proyek pembangunan terowongan di Jalan Joyoboyo Surabaya yang dikerjakan sejak pertengahan bulan ini dan direncanakan selesai pada bulan Oktober mendatang. Mengapa proyek pembangunan infrastruktur tersebut dikerjakan tepat sebelum Pilkada Surabaya berlangsung? Hanya Tuhan dan Pemkot Surabaya yang tahu.

Sebagai warga, sebenarnya saya suka kalau ada pembangunan infrastruktur di Surabaya. Asalkan pembangunan tersebut memang dibutuhkan warga, bukan sekadar proyek menghamburkan uang yang katanya atas nama rakyat padahal demi pencitraan pejabat.

Mohon maaf, bukannya suuzan atau doyan protes. Akan tetapi, keputusan Pemkot Surabaya membangun terowongan sepanjang 160 meter di Jalan Joyoboyo dengan anggaran 31 miliar memang terkesan dipaksakan dan nggak penting-penting amat.

Tujuan pembangunan terowongan di Jalan Joyoboyo Surabaya nggak masuk akal

Pemkot Surabaya mengatakan sedikitnya ada tiga tujuan pembangunan terowongan di Jalan Joyoboyo. Pertama, supaya pengunjung Kebun Binatang Surabaya (KBS) merasa aman dan nyaman berjalan kaki dari Terminal Intermoda Joyoboyo menuju KBS. Kedua, menghindari kemacetan di Jalan Joyoboyo. Dan ketiga, untuk mendukung UMKM. Rencananya Pemkot Surabaya akan menempatkan tenant UMKM di dalam terowongan. Mungkin maksudnya supaya pejalan kaki bisa jalan sambil makan gorengan.

Masalahnya, ketiga alasan tersebut nggak masuk akal dan justru membuat pembangunan terowongan ini terkesan hanya menghamburkan uang. Jadi begini, lho, Bapak dan Ibu pejabat Pemkot Surabaya yang saya hormati. Jika alasannya untuk pejalan kaki, sebenarnya pihak Pemkot cukup membuat skybridge (jembatan penyebrangan layang) seperti yang ada di Bojonggede. Skybridge Bojonggede dengan panjang 243 meter menghabiskan anggaran 18 miliar. Kalau dibangun di Jalan Joyoboyo hanya perlu 160 meter, artinya biayanya bisa lebih murah.

Ngapain buang-buang uang sampai 31 miliar kalau bisa membuat fasilitas pejalan kaki yang tak kalah nyamannya hanya dengan anggaran kurang dari 18 miliar? Lagian sok-sokan banget bilang supaya pejalan kaki nyaman di saat mayoritas jalan di Kota Pahlawan nggak memiliki trotoar yang layak untuk pedestrian.

Baca Juga:

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Parkir liar di depan KBS atau sekitar Jalan Joyoboyo harusnya ditertibkan

Selanjutnya, jika alasannya Jalan Joyoboyo Surabaya menuju KBS macet, sesungguhnya kemacetan tersebut bukan disebabkan oleh pengunjung KBS. Sebenarnya Pemkot Surabaya pernah ke KBS nggak, sih? KBS ini hanya ramai saat weekend atau libur sekolah.

Kalaupun di weekend KBS sedang ramai-ramainya hingga menyebabkan kemacetan, hal tersebut disebabkan karena ada parkir liar di depan KBS atau di sekitar Jalan Joyoboyo Surabaya. Parkir liar tersebut memakan bahu jalan sehingga ada penyempitan dan terjadilah kemacetan.

Memang beberapa pengunjung mengeluh jarak parkiran di Terminal Joyoboyo ke KBS terlalu jauh. Cuaca Surabaya yang panas pun membuat mereka jadi malas jalan kaki sehingga memilih menggunakan jasa parkir liar. Namun masalah tersebut sebenarnya akan selesai kalau Pemkot Surabaya mau membasmi parkir liar.

Saya bingung, deh, kenapa ya Pemkot terkesan malas membasmi parkir liar? Padahal parkir liar sangat meresahkan warga Kota Pahlawan. Nggak hanya di KBS, semua titik keramaian di Surabaya ini sudah dikepung parkir liar. Bahkan di depan mesin ATM saja ada parkir liarnya. Mosok saya ambil uang misalnya hanya Rp100 ribu, tapi harus bayar parkir Rp5 ribu? Yang benar saja!

Kemacetan Jalan Joyoboyo bukan karena pengunjung KBS

Kembali pada masalah kemacetan jalan. Berdasarkan pengalaman saya melewati Jalan Joyoboyo Suraabaya pada jam pulang kantor, jalan di sini macet parah justru saat weekday dan alasannya jelas bukan karena pengunjung KBS.

Kemacetan di area ini disebabkan ada pertemuan dua arus lalu lintas dari Jalan Ahmad Yani dan Jalan Gunung Sari. Kalaupun nantinya terowongan Jalan Joyoboyo Surabaya sudah selesai dibangun, nggak akan berdampak apa pun pada kemacetan. Kecuali, masyarakat Surabaya mau berpindah ke transportasi umum sehingga jumlah kendaraan pribadi berkurang, baru tuh macetnya hilang.

Soal mendukung usaha UMKM juga aneh, Surabaya nggak pernah kekurangan ruang untuk UMKM. Lagi pula, ada berapa banyak pujasera yang dikelola Pemkot Surabaya dengan alasan meningkatkan UMKM justu mati atau nggak berkembang karena salah memilih lokasi dan tempatnya nggak strategis.

Jangan mudah menggunakan alasan demi rakyat, demi UMKM, dan demi kebaikan warga Surabaya untuk proyek pembangunan yang bahkan nggak pernah melibatkan warga sama sekali. Sebelum proyek terowongan Jalan Joyoboyo ini resmi dikerjakan, sudah banyak warga protes di media sosial Pemkot. Tapi sayangnya nggak diindahkan.

Anggaran terowongan Jalan Joyoboyo Surabaya bisa digunakan untuk pembangunan yang lebih penting

Anggaran sebesar 31 miliar rupiah sebenarnya bisa digunakan untuk hal-hal lain yang sifatnya lebih urgent. Misalnya, membangun halte atau menambah jumlah armada transportasi umum. Fyi, halte di sini yang bagus hanya di jalan protokol atau pusat kota. Di lokasi lainnya, keadaan halte sangat memprihatikan.

Atau kalau memang perhatian dan sayang dengan pejalan kaki, bangunlah trotoar atau jalur pedestrian di semua jalan raya yang ada di Surabaya. Jalur pedestrian nggak harus bagus, yang penting ada saja dulu. Saat ini berjalan kaki di Kota Pahlawan itu menakutkan, rawan diserempet motor dan mobil karena memang nggak ada jalur pedestriannya.

Akhir kata, sebagai warga biasa, kami suka dengan pembangunan infrastruktur yang bisa kami rasakan, bukan proyek pembangunan yang dilihat dari tujuannya saja sudah nggak tepat sasaran. Ya kayak terowongan di Jalan Joyoboyo Surabaya ini.

Penulis: Tiara uci
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Jalan Berbahaya di Surabaya yang Wajib Dihindari Pengendara Pemula.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Juni 2024 oleh

Tags: Jalan Joyoboyo SurabayaKota Surabayapemkot surabayapilihan redaksiSurabayaterminal joyoboyoterowongan pejalan kaki
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak Terminal Mojok

3 Ciri Bebek Goreng Surabaya yang Enak

2 Januari 2022
Surat Terbuka untuk Pemerintah Kabupaten Malang: Jalanan di Jalur Ngantang dan Payung Minim Cahaya dan Tambalan Tidak Rata, Gimana Ini?!

Surat Terbuka untuk Pemerintah Kabupaten Malang: Jalanan di Jalur Ngantang dan Payung Minim Cahaya dan Tambalan Tidak Rata, Gimana Ini?!

29 Agustus 2023
4 Dosa Pedagang Bakso dan Mie Ayam yang Mengecewakan Pelanggan Mojok.co

4 Dosa Pedagang Bakso dan Mie Ayam yang Mengecewakan Pelanggan

7 Januari 2024
Bunga Tabungan 0 Persen: Menabung Pangkal Kaya Tak Lagi Relevan

Bunga Tabungan 0 Persen: Menabung Pangkal Kaya Tak Lagi Relevan

7 September 2022
Kalau di Kota Padang Nggak Ada Nasi Padang, di Tegal Tetap Ada Warteg, tapi...

Kalau di Kota Padang Nggak Ada Nasi Padang, di Tegal Tetap Ada Warteg, tapi…

15 Januari 2024
Jarang Ganti hingga Salah Ukuran, Inilah 10 Kesalahan Pakai Bra yang Biasa Dilakukan Perempuan

Jarang Ganti hingga Salah Ukuran, Inilah 10 Dosa Saat Pakai Bra yang Biasa Dilakukan Perempuan

9 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.