Ada yang udah nonton drama King the Land yang dibintangi Jun Ho dan YoonA di Netflix?
Pekan ini banyak drama Korea yang baru saja menuntaskan episode terakhirnya. Sebut saja My Perfect Stranger yang bergenre crime-thriller dan Dr. Romantic Season 3 yang menampilkan para dokter-dokter bedah. Rampungnya drama-drama itu membuat saya terdorong buat segera menyelesaikan drakor yang sudah saya tonton tapi stuck di pertengahan episode. Niatnya sih bulan Juni ini saya habiskan untuk menonton Dr. Romantic Season 3.
Akan tetapi tiba-tiba saya diingatkan oleh sebuah twit yang lewat di timeline Twitter saya kalau drama baru berjudul King the Land sudah tayang. Saya sudah menantikan drama yang bakal memasangkan Lee Jun Ho dan YoonA SNSD ini sejak duet mereka di MBC Gajo Daejejeon 2021. Berhubung King the Land yang sudah saya tunggu-tunggu tayang, rencana menyelesaikan Dr. Romantic Season 3 saya tunda dulu.
Di Twitter, bahasan soal King the Land sudah cukup ramai. Akun-akun pengulas film dan serial sudah mulai ngasih review soal drama bergenre romantic comedy dan bercerita tentang hotelier di hotel paling elite seantero Korea Selatan, King Hotel. Di sini YoonA berperan sebagai Cheon Sa Rang, pegawai King Hotel, dan Lee Jun Ho sebagai Gu Won, putra presiden direktur King Hotel.
Setelah menonton dua episode pertamanya, saya menangkap beberapa pelajaran soal pekerjaan, terutama dari Cheon Sa Rang. Saya belum lama lepas dari bangku kuliah dan mulai nyemplung di dunia yang (kata orang) sesungguhnya. Menyaksikan drama yang tayang di JTBC dan Netflix ini membuat saya relate sekaligus memberikan saya gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya.
Daftar Isi
#1 Wawancara kerja bukan hafalan
Saya langsung disapa oleh proses seleksi karyawan magang di King Hotel pada episode perdana King the Land. Ada berbagai macam tipikal calon pemagang yang ikut proses wawancara bersama Direktur Gu Hwa Ran (Kim Sun Young) secara langsung.
Satu interviewee yang lucu tapi nggak bisa bikin saya tertawa lepas adalah pelamar yang tiba-tiba blank saat wawancara. Ia langsung menunduk sambil bilang, “Aku malu. Jangan melihatku” dan langsung dapet bombastic side eye dari Direktur Gu.
Soal grogi, saya juga grogi waktu wawancara. Tapi setelah menjalaninya, wawancara beda dengan sidang skripsi. Kalau di sidang skripsi kita bisa menghafal, sementara saat wawancara kerja lebih ke eksplorasi orang yang diwawancarai. Tapi tetap saja, buat saya latihan wawancara penting. Salah satunya untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan basic dan melatih kontrol diri.
#2 Latihan wawancara penting, tapi cepat tanggap lebih penting
Berbeda dengan interviewee sebelumnya yang gugup, Cheon Sa Rang tampak lebih siap. Walaupun sempat hampir digugurkan di awal karena terhalang kualifikasi latar belakang pendidikan, Sa Rang berhasil lolos dan jadi pemagang di King Hotel. Alasannya karena Direktur Gu suka senyumnya dan Sa Rang cepat tanggap.
Sesi wawancara bareng Direktur Gu memang di luar nurul. Nggak habis fikri, blio meminta Sa Rang bermain piano karena di CV tertulis bahwa Sa Rang punya hobi tersebut. Tapi di ruang wawancara nggak ada piano. Dan tebak apa yang dilakukan Sa Rang, ia main piano gaib!
Sa Rang pura-pura menekan tuts piano dan melafalkan nada-nadanya. Gara-gara itulah ia lolos tahap wawancara. Walah, ternyata kalau ada request mengejutkan dari interviewer, harus tetap dilakukan, to.
#3 Kompetisi di lingkungan kerja selalu ada
“Kami perusahaan berasaskan kekeluargaan.”
“Di sini karyawannya kolaboratif dan suka kerja sama.”
Idealnya perusahaan memang kayak gitu. Tapi begitu terjun langsung ke dunia kerja, kompetisi untuk mendapatkan jabatan, perhatian atasan, dan gaji lebih tinggi benar-benar ada.
Dunia kerja memang kejam, bahkan untuk seorang pemagang durasi sebulan kayak Cheon Sa Rang. Baru kerja beberapa hari, seniornya sudah iri hati karena Sa Rang lebih cantik dan ramah. Makin dengki si senior sewaktu tahu bahwa Direktur Gu memindahkan Sa Rang ke lobi, tempat kerja paling utama dan menjadi ujung tombak di King Hotel. Ini karena Sa Rang sudah menghafal job desc yang bahkan belum diajarkan, bisa berbahasa asing, dan selalu mengutamakan kepuasan tamu hotel.
#4 Pegawai wajib profesional
Tuntutan profesionalitas tiap pekerjaan pasti berbeda. Dari King the Land pun saya belajar untuk selalu profesional di tempat kerja.
Cheon Sa Rang yang bekerja sebagai frontliner sekaligus karyawan terbaik King Hotel harus bisa menuntaskan semua pekerjaan dengan sempurna. Termasuk ketika sedang kebelet ke kamar mandi tapi di saat yang sama ada panggilan urgent dari tamu. Sudah pasti, utamakan tamu. Sa Rang terpaksa menunda agenda ke kamar mandi demi menyelesaikan tugas terlebih dahulu.
Selain itu, yang saya salut dari Sa Rang adalah seberat apapun pekerjaannya, ia nggak pernah sambat di tempat kerja. Ia tetap menjalani setiap tugasnya dengan baik tanpa ngedumel maupun menolak mengerjakan tugas tersebut. Barulah ketika sampai rumah, ia cerita ke teman-temannya dan cari cara biar stres dan beban di pundaknya berkurang.
Jujur saja sewaktu nonton King the Land, saya sempat membatin, “Kerja gini amat.” Tapi setelah saya selesaikan hingga episode dua, saya sadar kalau itu semua sudah jadi risiko tiap pekerjaan. Selama perusahaan tempat kita bekerja bukan punya kakek buyut, tetap lakukan yang terbaik. Lha, kalau nggak kerja, mau dapat duit dari mana?
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 10 Rekomendasi Drama Korea Netflix Terbaik Bulan Juni 2023.