Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Pekerja Indonesia Terpaksa Harus Punya Side Job karena 3 Alasan Ini

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
10 Oktober 2021
A A
3 Alasan Pekerja Indonesia Terpaksa Punya Side Job terminal mojok.co

3 Alasan Pekerja Indonesia Terpaksa Punya Side Job terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Tahukah kamu bahwa di negeri ini ada sebuah balapan yang sangat tidak adil? Yaitu balapan antara harga properti dengan gaji seorang buruh yang hanya ngepas UMR.

Maksud saya, harga properti terus melaju secepat pembangunan unit-unitnya, sementara UMR bergerak selambat kendaraan para pekerja. Dengan begitu, jangankan untuk mempunyai properti atau hunian sendiri, buat memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih banyak orang kelimpungan sampai merasa mau mati.

Itulah mengapa banyak dari penduduk Indonesia, mungkin juga termasuk kalian, punya side job alias kerja sampingan buat nambah-nambah pemasukan. Atau setidaknya, kita semua ingin memiliki side job. Dan, ini hal yang wajar banget, bukan? Soalnya mau bagaimana lagi, wong kebutuhan dengan ditambah secuil saja keinginan kita, tak dapat benar ter-cover oleh pendapatan utama, kok. Alias, bukannya enggan bersyukur, tapi ya emang kurang!

Meski memiliki side job merupakan kewajaran bagi sebagian besar kita, tapi tidak halnya bagi warga Singapura yang dimaksud dalam twit ini. Ia mempertanyakan, kenapa orang Indonesia yang ia kenal kebanyakan memiliki side job? Dan, kenapa nggak bekerja keras saja supaya bisa mendapat penghasilan yang lebih?

Ada keheranan serius nan tak terjawab di kepalanya atau bahkan mungkin mereka orang luar negeri kebanyakan. Dan itu, menurut saya, adalah hal yang wajar sebenarnya. Sebab beberapa hal berikut tidak pernah tertangani dengan benar secara sistem maupun budaya kerja di Indonesia. Sementara di negara mereka mungkin sudah cukup baik.

Pertama, tentu saja dari masalah UMR di sini yang mana pertimbangan utama kenaikan per tahunnya hanya berdasar inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Di mana pergerakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi nggak sampai 10% per tahunnya. Akibatnya, kenaikan dari 2020 ke tahun ini saja secara nasional hanya 3.27%.

Dengan kata lain, penambahan upah para pekerja di negara kita itu nggak seberapa. Itu pun naiknya cuma per tahun. Sementara dari kebutuhan kita sehari-hari naiknya bisa sewaktu-waktu. Maka dari itu, memiliki side job seakan sudah jadi barang wajib.

Kedua, pertimbangan kenaikan gaji dari perusahaan. Memang kadang perusahaan mengapresiasi karyawannya dengan menaikkan gaji. Namun, seberapa sering, sih? Lalu, seberapa banyak orang yang punya kesempatan untuk dinaikkan gajinya atau diangkat jabatannya? Satu banding sepuluh pun sulit untuk dibayangkan.

Baca Juga:

6 Usaha yang Semakin Redup karena Perkembangan Zaman

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Sementara aspek perusahaan untuk mengapresiasi karyawannya secara umum, agak gimana gitu. Contohnya dengan mempertimbangkan prestasi karyawan. Hal ini kan nggak bisa berlaku bagi semua jenis pekerjaan.

Okelah, ada pertimbangan seberapa loyal karyawan untuk bertahan di perusahaan, tapi aspek ini kan butuh pembuktian dengan waktu yang lama. Lah wong butuhnya sekarang kok bukan nunggu setia lima tahun ke depan di tempat yang sama. Maka, sekali lagi, tak heran banyak dari kita mencari penghasilan di luar pekerjaan utama.

Ketiga, adalah soal budaya kerja di negara kita yang eksploitatif dan kurang apresiatif apalagi perhatian. Maksud saya, seberapa besar, sih, uang tambahan untuk lembur? Mungkin secara nominal besar. Tapi, jika menimbang hal lainnya macam kejenuhan di kerjaan yang sama, kesehatan fisik yang kerja non-stop macam itu, masih mau bilang uang lemburan itu mashok?

Lalu, budaya kerja yang lebih ngguateli adalah menggarap pekerjaan yang bukan job desc-nya. Contoh di tempat kerja saya, seorang HRD bisa merangkap sebagi humas dan bendahara. Atau, seorang satpam merangkap sebagai OB. Saking seringnya kita mendapati itu, mungkin sebagian dari kita pun masih mengaggapnya sebagai hal yang lumrah.

Bahkan Mas Andri Saleh melalui salah satu tulisan, sampai memberi saran untuk menyembunyikan skill yang bakal dimanfaatin oleh “bos” kita di kerjaan. Betapa parah memang budaya kerja toxic yang satu ini.

Ditambah lagi, sudah dimanfaatin macam itu, eh, bentuk apresiasi dari atasan paling cuma acungan jempol atau mentok sebungkus nasi Padang. Sebuah pertukaran yang sangat timpang.

Mungkin itu juga yang diherankan orang Singapura di atas, yang bertanya-tanya: mengapa nggak bekerja lebih keras saja di kerjaan utamanya? Dari keheranannya itu kita tahu bahwa ada perbedaan definisi antara kerja keras di sini dengan di luar negeri sana.

Kalau di sini bekerja keras berarti mengerjakan yang bukan tugasnya. Sementara di luar negeri, mengerjakan kerjaannya supaya mendapat hasil yang maksimal dan akan mendapat tambahan upah yang sesuai.

Lagipula, bukankah banyak studi sudah mematahkan bahwa nggak ada korelasinya antara kerja keras dengan peluang keluar dari kemiskinan?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Oktober 2021 oleh

Tags: job decspekerjaanside jobupah
Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

ArtikelTerkait

Dilema Pemakan Riba Berhadapan dengan 4 Tipe Customer Gadai

Dilema Pemakan Riba Berhadapan dengan 4 Tipe Customer Gadai

9 November 2019
hakikat vakansi sumpek

Hakikat Vakansi yang Seharusnya Bikin Pikiran Nggak Sumpek Lagi

16 Mei 2019
lulus kuliah mau jadi apa kerja apa overthinking insomnia quarter life crisis wabah corona pandemi corona anak muda umur 20-an mojok.co

Dipecat Saat Pandemi Bener-bener Nggak Enak dan Nyusahin

21 Januari 2021
daftar pekerjaan haram versi abu yahya al bustamy facebook profesi haram halalan toyyiban terminal mojok.co

Hal yang Mungkin Kita Pikirkan Setelah Membaca Daftar Pekerjaan Haram Versi Abu Yahya Al Bustamy

28 Agustus 2020
10 Pekerjaan Menjanjikan di Internet yang Bisa Kamu Coba Sekarang

10 Pekerjaan Menjanjikan di Internet yang Bisa Kamu Coba Sekarang

25 Agustus 2024
pungli proyek pemerintah gaji PNS kerja 10 juta pejabat digaji besar tapi solusi minta rakyat mojok

Mempertanyakan Logika ‘Kerja Setara 10 Juta, Gajinya 3 juta. Sisanya Diganti Tuhan’ dalam Dunia Kerja

27 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak Mojok.co

Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak

30 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.