Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Payak 600 Sungai Kelik: Neraka Kecil bagi Masyarakat Ketapang

Raja Pranatha Doloksaribu oleh Raja Pranatha Doloksaribu
28 April 2023
A A
Payak 600 Sungai Kelik: Neraka Kecil bagi Masyarakat Ketapang

Payak 600 Sungai Kelik: Neraka Kecil bagi Masyarakat Ketapang (Dokumentasi Pribadi Raja Pranatha Doloksaribu)

Share on FacebookShare on Twitter

Coba rasakan berkendara melalui Payak 600, sebuah ruas jalan yang kejam dan brutal di Jalan Sungai Kelik Nanga Tayap, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Ketapang, sebuah kabupaten di timur laut provinsi Kalimantan Barat, daerah kelahiran saya sekaligus tempat saya besar, jaraknya sekitar 450 km dari ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, Pontianak. Sebagaimana daerah-daerah di Pulau Jawa dan pulau lain di Indonesia pada umumnya, ibu kota provinsi menjadi salah satu sentral untuk merantau, traveling, atau perjalanan dinas bagi kabupaten-kabupaten lain di provinsi tersebut. Tak heran kalau traffic pulang-pergi orang Ketapang ke Pontianak sangat tinggi.

Selain menggunakan Lion Air yang harganya konsisten membuat orang Ketapang mengeluarkan sumpah serapah, alternatif yang biasa digunakan untuk menuju Pontianak adalah melalui perjalanan darat dengan kendaraan pribadi, baik itu mobil atau motor. Tidak seperti perjalanan darat di Pulau Jawa yang bisa menggunakan jalan tol atau kereta api, perjalanan darat di Kalimantan sangat berbeda.

Jalan mulus biasanya hanya ada di kota. Untuk lintas kabupaten atau lintas provinsi, jalan berlubang, bergelombang, atau bahkan hancur adalah santapan biasa. Salah satu daerah di Ketapang yang hampir selalu dilewati jika bepergian ke Pontianak atau ke kota-kota lainnya adalah Kecamatan Nanga Tayap, sekitar 150 km dari pusat kota Ketapang.

Nanga Tayap menjadi semacam rendezvous point atau tempat perlintasan dari Ketapang ke kota-kota lainnya. Logikanya, jenis daerah seperti ini seharusnya diperlengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Daerah seperti ini memiliki potensi ekonomi jika diungkit dengan infrastruktur konektivitas yang layak karena ada banyak kendaraan yang lalu-lalang di daerah ini. Tetapi, realitanya tidak selalu demikian.

Neraka kecil itu bernama Payak 600

Sebuah daerah perlintasan di Kecamatan Nanga Tayap dikenal dengan medan yang kejam dan brutal, terutama bagi pengendara mobil. Daerah jahanam itu bernama Payak 600, sebuah ruas di Jalan Sungai Kelik Nanga Tayap yang rawan banjir.

Payak 600 adalah momok mengerikan bagi siapa pun yang melintasinya kala musim hujan. Jika sedang parah-parahnya hujan, Payak 600 bisa menjadi sungai sedalam lebih dari satu meter. Jika hujan tidak parah dan cukup sedang tetapi intens, Payak 600 menjadi kubangan babi yang luas dengan bubur tanah lumpurnya.

Sebenarnya ada jalur lain setelah dari Nanga Tayap, yaitu melalui Pebihingan, sebuah desa di Kecamatan Pemahan, Kabupaten Ketapang. Tetapi, jalur ini cukup jauh memutar dan dipenuhi jalan berbatu, berlubang, dan bergelombang. Jalur Payak 600 lebih disukai warga karena lebih cepat untuk sampai ke Ketapang. Sayangnya, apa yang kita sukai belum tentu menyukai kita balik.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Payak 600 adalah ujian off road sejati bagi pengendara mobil. Anda belum disebut sebagai driver andal Ketapang jika belum pernah amblas berjam-jam di Payak 600, terbenam dalam kubangan babinya. Anda belum disebut sebagai driver andal juga jika mobil Anda belum pernah hanyut terbawa arus saat Payak 600 menjadi sungai. Membawa mobil ke bengkel adalah suatu rutinitas biasa jika orang Ketapang bepergian ke Pontianak dan sebaliknya. Itu pun kalau berhasil lewat.

Berhadapan dengan Payak 600

Pengalaman saya kemarin saat pulang dari Pangkalanbun, Kalimantan Tengah ke Ketapang, saya dan keluarga pada awalnya memilih jalan Sungai Kelik. Saya menyetir waktu itu dan kami mengasumsikan bahwa Payak 600 sedang jinak.

Setibanya di ruas jalan jahanam itu, kami harus menghadapi pre-challenge terlebih dahulu, jalan-jalan primitif yang becek dan berlumpur, tetapi masih dalam kadar ringan. Ada sekitar dua hingga tiga titik yang seperti itu, yang melatih saya untuk secara cakap memainkan kopling dan gas agar mobil tidak amblas.

Hingga akhirnya, tibalah kami di pusat neraka itu. Sekitar 200 meter dari titik klimaks itu saja, saya sudah bisa melihat kemacetan akibat mobil-mobil yang amblas. Beberapa mobil harus ditarik agar bisa lewat.

Merasa percaya diri karena berhasil melewati level-level jalan hancur sebelumnya, saya tetap menerobos masuk ke jalur pesakitan itu. Hasilnya, selama satu jam mobil berkubang dalam lumpur tebal. Roda mobil slip dan tidak bisa bergerak. Hanya dengan bantuan dorongan dari sesama pengendara mobil yang bernasib sama, mobil kami baru bisa kembali ke jalur, itu pun kami memutuskan untuk putar balik. Kampas kopling mobil kami habis dan bau karet kosong tercium selama tiga hari selanjutnya.

Saya dan keluarga pun memutuskan untuk melewati Pebihingan. Kala itu sekitar pukul dua siang dan rencana awal adalah sekitar tiga jam dari Payak 600 ke Ketapang. Rencana meleset, lamanya waktu amblas, lamanya waktu putar balik ke simpang Nanga Tayap, dan lamanya jalur Pebihingan membuat kami baru tiba di Kota Ketapang pukul satu dini hari. Mobil juga harus masuk reparasi.

Menanti keseriusan Pemprov Kalbar

Pak Sutarmidji selaku Gubernur Kalimantan Barat pada November 2022 lalu sempat menjanjikan anggaran pembangunan ruas jalan provinsi terbesar untuk Ketapang, sekitar Rp131 miliar untuk tahun 2023. Jalan Sungai Kelik beserta ruas Payak 600 digolongkan dalam jalan provinsi, sehingga sudah selayaknya masyarakat Ketapang berharap ada perbaikan ke depannya. Meskipun saat ini sudah empat bulan berlalu dan masih belum ada tanda-tanda Payak 600 dan sekitarnya akan mulus.

Memang sedang ada proyek perbaikan ruas Jalan Nasional Nanga Tayap-Kelik senilai Rp38,2 miliar yang digarap PT. Ariaputra Dwi Prima yang hingga April 2023 ini progresnya dikatakan sudah mencapai 86%. Akan tetapi, sepertinya area keramat bin amblas bernama Payak 600 justru belum disentuh karena kendala teknis dan beratnya medan.

Pak Sutarmidji sendiri mengakui keterbatasan dana provinsi, karena untuk perbaikan dan pembangunan jalan provinsi sepanjang satu kilometer saja membutuhkan sekitar Rp7 miliar. Dan Payak 600 sendiri sudah puluhan tahun menjadi saksi bisu yang cacat dan abadi untuk disumpahi warga yang melintas.

Saya berusaha untuk tetap positive thinking dan husnuzan kepada Pemprov Kalimantan Barat serta jajaran Dinas Pekerjaan Umum. Mungkin saja anggarannya memang kurang, mungkin saja memang sedang dalam proses untuk pencairan, dan mungkin saja memang sudah direncanakan untuk perbaikan. Akan tetapi, jika kata “mungkin” itu berlaku untuk hal baik, kata tersebut juga bisa berlaku untuk hal buruk, dong.

Penulis: Raja Pranatha Doloksaribu
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dilema Penduduk Ketapang: Dominasi Lion Air yang Meresahkan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 April 2023 oleh

Tags: kalimantan baratKetapangPayak 600pilihan redaksiSungai Kelik
Raja Pranatha Doloksaribu

Raja Pranatha Doloksaribu

Seorang ASN muda yang gemar berpikir.

ArtikelTerkait

Akun Twitter Fikayo Tomori

Fikayo Menuju Maestro

2 Oktober 2021
Elkan Baggott Harusnya Menyesal Menolak Main untuk Timnas Indonesia

Elkan Baggott Harusnya Menyesal Menolak Main untuk Timnas Indonesia

26 Oktober 2021
Bojonggede, Tempat Terbaik untuk Mengungsi dari Polusi Udara Jakarta yang Semakin Parah

Bojonggede, Tempat Terbaik untuk Mengungsi dari Polusi Udara Jakarta yang Semakin Parah

14 Agustus 2023
5 Mi Ayam Paling Enak di Wonogiri Bagian Barat terminal mojok

5 Mi Ayam Paling Enak di Wonogiri Bagian Barat

27 Oktober 2021
Jangan Pernah Kredit Hape, kecuali Hobi Kalian Adalah Menderita karena Angsuran

Jangan Pernah Kredit Hape, kecuali Hobi Kalian Adalah Menderita karena Angsuran

23 April 2025
Pengalaman Mengecewakan Berkunjung ke Pacet Mojokerto: Ketemu Pedagang yang Mematok Harga Nggak Wajar sampai Dikejar Calo Vila

Pengalaman Mengecewakan Berkunjung ke Pacet Mojokerto: Ketemu Pedagang yang Mematok Harga Nggak Wajar sampai Dikejar Calo Vila

25 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.