Dikit-dikit bilang Pati dan kendaraan plat K adalah kriminal. Padahal nggak semua warga sini jahat dan nggak taat aturan, lho.
Akhir-akhir ini, Kota Pati di Jawa Tengah menjadi bahan pembicaraan panas. Dari tragedi Sukolilo, tawuran, hingga pembunuhan di Desa Jaken yang menghebohkan dunia maya, karena 3 tragedi yang terjadi hanya dalam kurun waktu satu pekan. Nama Pati akhirnya menjadi sorotan netizen.
Banyak yang mulai mengaitkan Pati ataupun kendaraan plat K dengan segala macam kriminalitas. Ada juga yang sampai mengeklaim kalau semua warga sini memiliki watak negatif. Bahkan saya menemukan komen di Instagram yang mendokana agar seluruh warga Pati terkena azab. Sebentar, benarkah Pati dan kendaraan plat K seburuk itu?
Plat K bukan singkatan dari kriminal, ya!
Mari kita mulai dari plat K. Jangan salah, ya, plat K bukan singkatan dari “kriminal”. Ini hanya kebetulan alfabet yang dipilih oleh samsat. Bayangkan jika semua orang dengan kendaraan plat K adalah kriminal, maka mengemudi di Pati akan lebih menegangkan daripada menonton film horor! Faktanya, plat K sama saja dengan kendaraan plat lainnya, hanya kode untuk wilayah kendaraan tersebut terdaftar.
Peristiwa tragis yang terjadi di Sukolilo memang mengguncang kita semua. Namun, kita harus memahami bahwa insiden ini melibatkan oknum tertentu yang tidak mencerminkan keseluruhan masyarakat Pati. Peristiwa ini terjadi melibatkan tiga orang dan warga Sukolilo.
Selain itu, tragedi tawuran juga terjadi di Desa Wegil, Sukolilo. Hal tersebut dipicu oleh perselisihan antar kelompok yang saling menantang melalui Instagram. Kedua kelompok pemuda tersebut akhirnya sepakat untuk tawuran di antara perbatasan Desa Wegil dan Desa Prawoto. Tragedi ini menewaskan satu orang, sehingga membuat nama Sukolilo semakin ternodai.
Kemudian pembunuhan di Desa Ronggo, Kecamatan Jaken. Seorang wanita muda yang sedang bersiap untuk menikah dibunuh dengan cara digorok oleh mantan kekasihnya.
Kejadian-kejadian di atas memang menyedihkan dan menggemparkan. Tapi kita perlu mengingat bahwa kejadian di atas adalah ulah oknum tertentu, bukan representasi dari seluruh masyarakat Pati. Sama seperti tidak semua orang yang makan pedas akan berakhir di rumah sakit, tidak semua warga sini adalah pembunuh. Membuat generalisasi hanya akan memperburuk stigma yang ada.
Kota Pati yang membanggakan
Di balik headline negatif, Kota Pati sebenarnya adalah tempat yang penuh kehangatan dan kearifan lokal. Masyarakat sini dikenal ramah dan suka gotong royong. Misalnya, saat ada acara desa, semua orang turun tangan, dari anak kecil hingga orang tua. Di sini, Anda bisa merasakan kebersamaan dan kekeluargaan yang kuat. Plus, jangan lupa kalau Pati punya nasi gandul yang lezat!
Penting bagi kita semua untuk menyebarkan kesadaran bahwa plat K dan Kota Pati memiliki banyak sisi positif yang perlu diapresiasi. Menghargai keragaman dan tidak menggeneralisasi suatu daerah berdasarkan tindakan beberapa individu adalah langkah menuju pemahaman yang lebih baik dan hubungan yang lebih harmonis antar sesama.
Warga Pati kebanyakan adalah orang-orang berbudaya dan menjunjung tinggi nilai moral. Mereka adalah petani, pedagang, guru, dan berbagai profesi lain yang berkontribusi positif bagi masyarakat. Tindakan beberapa oknum tidak bisa mencerminkan seluruh masyarakat Pati yang sebenarnya cinta damai dan bekerja keras.
Jadi, penting bagi kita untuk tidak terjebak dalam stigma dan generalisasi. Plat K bukan singkatan kriminalitas, dan Kota Pati bukan sarang penjahat. Sebaliknya, Pati adalah kota dengan banyak hal positif dan masyarakat yang hangat. Tindakan beberapa oknum tidak boleh mencoreng nama baik seluruh kota.
Plat K bukan singkatan dari kriminal, ya, Dek, ya. Jadi, besok-besok jika kalian mendengar berita negatif tentang Pati atau plat K, jangan langsung memandang itu semua ulah orang sini. Seperti kota lainnya, Pati juga punya banyak sisi baik yang bisa diapresiasi.
Penulis: Muhammad Sholikhul Hady
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Nggak Enaknya Jadi Orang Pati Itu Ketika Ditanya Asal Daerah.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.