Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Pasar Malam Sekaten di Alun-alun Dilarang, tapi Dibuka di Mal? Jogja Memang Istimewa!

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
15 Oktober 2021
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Mungkin setiap daerah punya giat pasar malam. Lengkap dengan wahana mainan minim keamanan, perabotan serba Rp5 ribu, dan baju bekas layak pakai. Tapi hanya Jogja yang (dulu) punya konsep pasar malam yang beda dari yang lain: Sekaten. Dan saya percaya, Sekaten ini adalah bagian dari keistimewaan Jogja (sekali lagi, dulu).

Tapi kini, Sekaten telah direnggut dari senyuman warga Jogja. Perhelatan Sekaten dibubarkan dengan alasan ra mashok: tidak sesuai budaya dulu. Dan kini, pasar malam kecintaan warga Jogja itu di re-branding menjadi perhelatan di mal. Bahkan terkesan dipaksakan dan miskin ide. 

Kalau Anda kurang mujur, mungkin Anda belum pernah datang ke acara ini. Jadi gini, dulu ada sebuah pasar malam setiap bulan Rabi’ul Awal. Pasar malam ini menjadi satu bagian dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan Kraton Jogja.

Ketika Kraton sibuk dengan upacara budaya yang sarat filosofi, rakyat bersukacita dalam pesta di halaman Kraton. Intinya setiap orang berbahagia memperingati kelahiran Rasulullah ini. Dan seiring waktu, pasar malam ini melebur dengan Sekaten. Dan masyarakat menyebut pasar malam tadi dengan Sekaten saja. 

Tapi itu dulu. Tiba-tiba pada 2019 pasar malam tersebut ditiadakan. Alasannya dua: membuat Alun-alun Utara Kraton Jogja tidak dalam kondisi bagus, serta membuat warga melupakan spirit sesungguhnya dari Sekaten. Santer suara penolakan terhadap keputusan ini. Namun, warga Jogja memanglah narimo ing pandum. Ndlogok sih, tapi demikian adanya. 

Pada 2020 jelas tidak akan ada. Tentu karena pandemi Covid-19 yang menyerang bumi ini. Apalagi Alun-alun Utara Jogja juga sudah dipagari besi senilai Rp2 miliar. Ketika dulu rakyat bersukacita di pelataran Kraton, kini makin jauh dari pusat monarki Jawa ini. Entah karena pandemi, atau pagar brengsek yang menguras danais itu. 

Tahun 2021 datang dengan sejuta harapan. Mimpi kembalinya perhelatan massal di Jogja didukung dengan pelonggaran PPKM yang entah kapan berakhir (atau ganti nama lagi). Masyarakat mulai kebelet ingin gigs, plesiran, dan berkumpul bersama. Dan di antaranya muncul pertanyaan: apa Sekaten juga akan kembali? 

Ternyata mimpi ini dijawab oleh Pemkot Jogja! Muncul wacana untuk mengembalikan pasar malam Sekaten! Tentu saya sudah membayangkan keceriaan anak-anak naik bianglala, muda-mudik yang muntah di atas ombak banyu, serta jam bootleg seharga Rp15 ribuan. Ah semesta, inilah keistimewaan Jogja. 

Baca Juga:

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Namun, mimpi tadi hanyalah kekecewaan. Pasar malam yang dimaksud adalah bazaar dan acara memuaskan yang dilaksanakan di 3 mal: Malioboro, Galeria, dan Lippo. Untuk mendukung acara ini, puluhan UMKM membuka stand bazaar. Ada juga pentas seperti modelling dan talk show. Lah, ini dari mana spirit Sekaten, ya?

Acara yang bertajuk Sekati YK ing Mall ini digadang mengambil spirit Sekaten. Namun, output-nya tetap nggatheli. Oke, alasannya, sih, demi mengangkat ekonomi lokal. Tapi, saya sendiri pesimis jika ekonomi UMKM akan terangkat dengan kegiatan miskin ide dan kreativitas ini. Yang mungkin sih, bazaar akan sepi dan panggung hanya dikelilingi teman-teman yang pentas. Bukannya menjelek-jelekkan, saya cuma membandingkan dengan acara serupa yang sudah-sudah. 

Bicara spirit Sekaten, harusnya Pemkot Jogja melihat kembali mengapa Sekaten bisa masyhur. Yang membuat Sekaten ngangenin bukanlah sentra UMKM. Bukan pula pentas seni apalagi talk show yang memuaskan. Yang menjadi spirit Sekaten adalah berkumpulnya rakyat Jogja dalam sukacita yang murah. Dari baju awul-awul atau thrift sampai es goreng Rp5 ribuan. Acara ini tidak pernah dikemas sebagai kegiatan ala birokrat yang monoton. Cetar gegap gempita warga memperingati ulang tahun Rasulullah yang membuat Sekaten istimewa.

Sekati YK ing Mall hanyalah pelecehan dari spirit Sekaten. Ketika spirit akar rumput direnggut birokrat, ya seperti ini jadinya. Output Sekaten gadungan ini tidak lebih sebagai proyek yang tidak benar-benar melibatkan aspirasi rakyat, apalagi dengan mimpi mengangkat UMKM. Padahal masalah utama UMKM adalah banjir barang import. Kok, malah dibuatkan acara yang boros anggaran? Kan, pekok! 

Sekati YK ing Mall adalah wajah Jogja hari ini. Ketika budaya yang dibangun warga secara organik dicuri birokrat. Lalu, ia diolah menjadi suatu pemborosan tanpa arah yang jelas.

Lantas, ke mana keistimewaan Jogja? Sekaten dulu adalah khas Jogja. Pasar malam di mana segala lapisan masyarakat berkumpul tanpa ragu. Tapi kini, Sekaten dirombak menjadi acara di mal. Apakah keistimewaan Jogja hanyalah perkara UU penuh isu demokrasi dan agraria? Atau keistimewaan yang ada di hati rakyat ini memang dicuri demi acara birokrat boros anggaran?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Oktober 2021 oleh

Tags: jogja istimewaMalpilihan redaksiSekatenumkm
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

5 Tokoh Pewayangan yang Bucin Abis Terminal mojok

5 Tokoh Pewayangan yang Bucin Abis

20 Februari 2022
Ilustrasi Bendungan Walahar Karawang Produk Penjajah, Rasanya Nikmat (Unsplash)

Bendungan Walahar Karawang: Penjajahan oleh Belanda Memang Menyakitkan, tapi Bangunan Tinggalan Mereka Memang Luar Biasa

23 Oktober 2023
3 Rekomendasi Coffee Shop di Jogja dengan Jam Buka Pagi Terminal Mojok

3 Rekomendasi Coffee Shop di Jogja dengan Jam Buka Pagi

17 Juni 2022
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
4 Hal Nggak Enaknya Jadi Mahasiswa Unpad terminal mojok

4 Hal Nggak Enaknya Jadi Mahasiswa Unpad

26 November 2021
Pengalaman Naik Scoot, Maskapai LCC Terbaik Nomor Dua di Dunia Versi Skytrax

Pengalaman Naik Scoot, Maskapai LCC Terbaik Nomor Dua di Dunia Versi Skytrax setelah AirAsia

7 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.