Ada indikasi korupsi
Menurut pemberitaan, ada indikasi korupsi pada proyek renovasi Pasar Cinde Palembang. Indikasi korupsi pembangunan sebenarnya sudah ditelusuri dari tahun 2021. Namun, sampai 2024 ini kabarnya masih memeriksa saksi-saksi. Itu mengapa pembangunannya jadi lambat dan kini mangkrak.
Setahu saya, dana yang dikorupsi mencapai Rp330 miliar. Jelas bukan jumlah yang sedikit. Andaikata semuanya berjalan lancar, uang ratusan miliar itu bisa membuat Pasar Cinde Palembang jauh lebih baik. Bukan tidak mungkin, kini Pasar Cinde Palembang menjadi pasar modern yang lengkap dengan bentuk bangunan lawas yang khas.
Keluhan para pedagang di Pasar Cinde Palembang
Nasib yang tidak kalah malang dialami oleh para pedagang Pasar Cinde. Pembangunan mangkrak mempengaruhi kegiatan jual beli. Terlebih, mereka merasa dirugikan karena telah membayar uang muka untuk sewa kios baru setelah pasar selesai direnovasi.
Sudah jatuh ditimpa tangga, peribahasa itu sungguh tepat untuk menggambarkan para pedagang Pasar Cinde. Rata-rata dari mereka sudah berdagang di pasar sejak tahun 80-an. Mereka terpaksa digusur sementara karena kios-kios yang ditempati akan dirobohkan. Sedihnya, penggusuran itu ternyata tidak sementara, tapi selama-lamanya karena pembangunan yang nggak beres.
Memang, mereka disediakan tempat berdagang sementara renovasi dilakukan. Namun, tetap saja, tempat itu tidak senyaman kios sebelumnya. Di sisi lain, tidak ada kejelasan akan yang muka yang sudah dibayarkan sebelumnya.
Secara etika, memang lebih baik uang muka para pedagang dikembalikan mengingat nasib pasar yang tidak jelas hingga detik ini. Walaupun, saya pribadi masih berharap renovasi asar kembali dilanjutkan. Saya juga yakin banyak pedagang yang berharap renovasi pasar ini dilanjutkan. Soalnya memang banyak sekali warga Kota Pempek yang menggantungkan nasib pada Pasar Cinde Palembang. Semoga ini nggak jadi harapan kosong ya.
Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Pasar Barongan Jombang, Pasar Paling Kalcer yang Wajib Dikunjungi Muda-Mudi Masa Kini
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.