Panjat Pinang: Hadiahnya Nggak Seberapa, Sakitnya Luar Biasa – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Artikel

Panjat Pinang: Hadiahnya Nggak Seberapa, Sakitnya Luar Biasa

Johan Gregorius Manotari Pardede oleh Johan Gregorius Manotari Pardede
17 Juli 2020
0
A A
panjat pinang mojok

panjat pinang mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Untuk memperingati acara 17-an biasanya beragam lomba dipertandingkan. Mulai dari turnamen sepakbola antardesa, panjat pinang, atau lomba memakan kerupuk. Kesemuanya itu ditujukan agar timbul rasa kompak antar masyarakat sekitar. Sekesiap senyum dan derai tawa selalu menghiasi penonton yang menyaksikan lomba.

Tak luput pula para anak muda tiap desa mengunjukkan kebolehan masing-masing. Sekadar pembuktian diri sebagai eksistensinya sebagai pemuda yang kuat atau ingin menghibur masyarakat sekitar. Ajang itu sekalian pengejawantahan bahwa memberikan kebahagian kepada orang sekitar bukan merupakan hal yang sulit.

Sebagai seorang anak SMP kala itu, saya juga iseng-iseng untuk mengikuti perlombaan yang tersedia. Saya lantas memutuskan ingin mengikuti panjat pinang. Bukan karena saya merasa kuat tapi sekadar pengalaman sesekali, pikirku. Kelak siapa tahu, memori itu menjadi pengalaman tersendiri bagiku. Ya masak sih nggak pernah ikut panjat pinang, ra mbois.

Akhirnya akupun bergabung dengan salah satu regu panjat pinang. Boleh dikatakan pada masa itu, aku memiliki ukuran yang lebih besar dibanding teman satu kelompokku. Maka dengan kesepakatan bersama aku ditunjuk untuk menjadi salah satu benteng yaitu orang yang tubuhnya menjadi sanggahan kaki para pemanjat dari kelompok kami.


Sebelum memulai pertandingan maka kami membuka baju kami. Tak luput pula menggosok-gosok pasir ke tangan. Maka aba-aba dari juripun menyuruh kami untuk memulai perlombaan. Satu..dua..tiga, teriak sang juri memulai perlombaan.

Lantas aku mulai merunduk dan memeluk tiang yang menjadi sanggahan kami tempat di mana ragam hadiah terdapat di puncaknya. Rasanya memeluk tiang itu sungguh tidak mengenakkan. Beberapa kali aku meludah. Bau oli yang kental membuat aku ingin mual. Namun untuk tetap menggelorakan semangatku, aku selalu membayangkan hadiah yang sudah di depan mata.

Saya berkali-kali meyakinkan diri saya, panjat pinang kalau nggak mau kena oli ya mending nggak usah.

Beberapa kali kurasakan injakan kaki temanku di punggungku. Namun aku berteriak sekeras mungkin agar rasa sakit yang kutahankan kala itu, tidak terasa. Sekalian mengalihkan pikiran. Sesekali temanku yang memanjatpun berteriak.

Entah apa yang diteriakkannya kala itu, tapi membuat aku juga mengikut-ikut untuk berteriak. “Kita pasti menang” pekikku untuk meyakinkan diri. Tapi saat aku tengah memeluk tiang dengan erat-erat, tiba-tiba temanku yang sudah berada di posisi tengah tiang meluncur.

Dia berteriak memberi aba-aba agar kami menangkapnya. Maka dengan berat hati kami yang sekitar empat orang sebagai benteng merelakan tubuh kami menjadi tumpuannya. “Braaakkk..” begitu bunyi jatuhnya ke tubuh kami.

Pada saat itu, tubuh terasa tidak sakit mendapat hantaman tubuhnya. Bisa saja karena tubuhnya yang ceking atau konsentrasi kami yang tengah fokus akan hadiah yang disuguhkan. “Semangat.. semangat..” teriak kami sekali lagi.

Maka temanku si tubuh ceking itu, kembai berdiri. Punggung kami kembali diinjaknya supaya dia dapat naik. Kulihat salah satu temanku wajahnya memerah. “Kenapa Jaultop?” tanyaku kala itu.

“Tidak apa-apa” jawabnya.

Maka dengan berteriak, kami kembali merasa tenaga kami sudah pulih. Temanku bertubuh ceking itu kami saksikan sudah hampir mencapai puncak tiang dan dia berteriak, “kita sebentar lagi menang.”

Meski hadiahnya banyak di situ, tak perlu kami mesti memungutnya satu-satu agar menjadi milik kami. Cukup dengan ambil bendera yang di puncak tiang maka dengan otomatis semua barang yang bergelantung menjadi milik kami.

Tapi si ceking yang sudah senang bukan karu-karuan tidak langsung mengambil bendera di puncaknya. Namun dia mengambil salah satu barang dan melemparkannya ke bawah. Aku pada saat itu sudah was-was. Kok mesti dia mengambil barang itu, sebaiknya dia mengambil saja bendera itu. Dan otomatis benda itu menjadi milik kami semua.

Dan yang tidak kami harapkan pun datang. Dia sudah mulai kehilangan keseimbangan. Maka dia memeluk tiang itu dan perlahan-lahan turun degan teratur sebab dia takut terjatuh kehilangan keseimbangan.

Di situ saya jengkel bukan main. Itulah jika pekerjaan dilakukan setengah-setengah. Tidak langsung tuntas. Akhirnya kami hanya mendapatkan beberapa barang saja.


Dan juri pun membunyikan peluit tanda waktu pertandingan sudah berakhir. Dari tiga tim yang bertanding, boleh dikata kami paling apes. Kelompok pertama mendapat bendera. Dan kelompok kedua mendapat barang yang lebih prestisius dari kami.

Akhirnya kami pulang dengan agak kesal. Malah tidak merasa terhibur kala itu dan saling menyalah-nyalahkan. Rasa sakit di badan tidak sebanding dengan hadiah yang kami dapatkan. Besoknyapun badan terasa pegal dan ngilu digerakkan.

Begitulah panjat pinang, deritanya tiada akhir.

BACA JUGA Hal yang Perlu Anda Ketahui Jika Jatuh Cinta pada Perempuan Batak atau tulisan Johan Gregorius Manotari Pardede

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Juli 2020 oleh

Tags: hadiahpanjat pinang
Johan Gregorius Manotari Pardede

Johan Gregorius Manotari Pardede

Mahasiswa STAN yang doyan menulis dan membaca.

Artikel Lainnya

aspek perpajakan peraih medali olimpiade mojok

Aspek Perpajakan pada Hadiah yang Diterima Atlet Peraih Medali Olimpiade

5 Agustus 2021
Di Balik Pertanyaan Kuis Interaktif di TV yang Suka Nyeleneh terminal mojok

Menguak Alasan di Balik Pertanyaan Kuis Interaktif di TV yang Suka Nyeleneh

25 Juli 2021
Daftar Hadiah Majalah Jadul yang Paling Ditunggu oleh Kawula Muda Tahun 2000-an terminal mojok

Daftar Hadiah Majalah Jadul yang Paling Ditunggu oleh Kawula Muda Tahun 2000-an

6 Juli 2021
Cara Menang Giveaway di Instagram yang Paling Ampuh

Cara Menang Giveaway di Instagram yang Paling Ampuh

1 Juni 2021
parenting MOJOK

Sebenarnya, Seberapa Penting Rewarding dalam Parenting Itu?

20 Desember 2020
Cara Memilih Medsos buat Olshop yang Pengin Ngadain Giveaway giveaway menang cara tips Pengalaman Menang Giveaway dan Tips untuk Memenangkannya

Menang Giveaway 50 Kali dalam Sebulan, Saya Beruntung atau Cuma Kurang Kerjaan?

4 Mei 2020
Pos Selanjutnya
pergi ke perpustakaan ilmu perpustakaan mojok

3 Reaksi Menyebalkan Orang Ketika Tahu Saya Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik Terminal Mojok

Transportasi Publik di Surabaya Dibuat Sekadar untuk Gimik Politik

15 Mei 2022
Fitur Canggih pada Mobil yang Sebenarnya Nirfaedah Terminal Mojok

Fitur Canggih pada Mobil yang Nirfaedah

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022
panjat pinang mojok

Panjat Pinang: Hadiahnya Nggak Seberapa, Sakitnya Luar Biasa

17 Juli 2020

Dari MOJOK

  • Piala Dunia, Ketakutan Romo Sindhu di Usianya yang ke-70
    by Yvesta Ayu on 17 Mei 2022
  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Redaksi Mojok on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022
  • Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan
    by Oktavolama Akbar Budi Santosa on 15 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In