Panduan untuk Survive Selama KKN bagi para Introvert

Panduan untuk Survive Selama KKN bagi para Introvert Terminal Mojok

Panduan untuk Survive Selama KKN bagi para Introvert (Unsplash.com)

Mahasiswa introvert yang khawatir bakal sulit beradaptasi saat KKN merapat dulu sini.

Beberapa bulan lalu saya baru saja kembali menginjakkan kaki di Surabaya setelah mengemban amanah untuk melaksanakan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yakni KKN. Lega rasanya bisa kembali menikmati kesendirian setelah hampir satu bulan harus tinggal bersama orang lain yang sifatnya beragam.

Banyak orang beranggapan KKN adalah masa paling menyenangkan selama kuliah. Konon, kegiatan ini adalah ajang pencarian jodoh paling jitu lantaran kita bisa bertemu dengan mahasiswa dari fakultas lain sehingga membuka peluang untuk berkenalan dengan banyak orang. Tak sedikit pula orang yang memberi kesaksian bahwa akhirnya dia bertemu pasangannya kini melalui KKN.

Terus terang saya cukup terhibur dengan banyaknya cerita soal KKN. Saya juga setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa kegiatan ini memang bagus untuk menambah kenalan baru, syukur-syukur kalau beneran bisa ketemu jodoh juga. Namun, kita lupa bahwa realitas KKN yang sebenarnya penuh dengan perjuangan, ketidaknyamanan, hingga stres.

Mungkin bagi sebagian orang, kegiatan sekali seumur hidup saat menjadi mahasiswa ini bukan masalah besar. Tapi, gimana kalau kegiatan ini dilakukan oleh anak introvert yang nggak punya banyak kenalan sekaligus sulit berbaur. Apalagi saat KKN kita dituntut untuk hidup beriringan dengan teman-teman baru selama beberapa waktu. Tentu orang-orang introvert seperti saya ini mengalami kesulitan selama beradaptasi.

Sebagai seorang introvert, saya merasa perlu membagikan beberapa tips agar mahasiswa introvert seperti saya yang hendak KKN bisa tetap waras selama menjalankan kegiatan ini. Tips yang saya bagikan ini berasal dari pengalaman saya selama KKN kemarin.

Pertama, bawalah barang yang bisa menghibur kalian Hal ini bisa sangat membantu kalau-kalau energi kalian sudah mulai habis atau bahkan menerobos batas toleransi.

Kalau kalian senang membaca buku, sebelum berangkat KKN, pastikan buku yang kalian bawa cukup tebal. Atau kalau perlu bawa hingga dua atau tiga buah buku biar kalau sedang gabut, sedih, atau stres, kalian bisa mengalihkan perasaan-perasaan tersebut dengan membaca.

Kalau hobi nonton film, jangan langganan Netflix atau Disney+ dulu sebab jaringan internet di tempat KKN seringnya ngajak gelut. Download saja film atau drama kesukaan kalian. Syukur-syukur kalau drama yang kalian download episodenya sampai ribuan kayak sinetron Tukang Bubur Naik Haji.

Kedua, kalau kalian sudah merasa tertekan dan sedih, segera chat atau telepon teman dekat, saudara, atau orang tua. Hidup berdampingan bersama orang baru memang butuh tenaga, dan seorang introvert perlu tenaga berkali-kali lipat untuk itu.

Dalam beradaptasi pun kita masih harus tersandung hal-hal kurang menyenangkan yang seringnya bikin diri ini berakhir lelah dan tak jarang menangis. Maka daripada stres karena memendam kesedihan, keluarkan saja dengan curhat ke teman terdekat. Silakan marah, sambat, misuh sepuasnya, asalkan jangan sampai terdengar teman sekelompok KKN, ya. Bisa berakhir adu jotos kalau sudah begini.

Ketiga, cari tempat yang nyaman untuk menyendiri saat tiba di lokasi KKN nanti atau istilah bekennya anak Jaksel biar bisa recharge diri. Semakin tertutup dan sepi tempatnya biasanya semakin cocok buat jiwa-jiwa introvert. Lumayan buat recharge diri sambil baca buku, kan?

Keempat, cobalah untuk berbaur. Iya, saya tahu, berbaur dengan orang lain itu sulitnya nggak bisa dinalar. Apalagi kalau sudah membahas urusan baur-membaurnya anak introvert dan ekstrovert yang seperti air dan minyak. Bakal lebih serem lagi kalau sekelompok dengan ketua BEM yang hari-harinya mengumandangkan persatuan, kesatuan, kekeluargaan, sama rasa sama rata, atau apa pun itu yang seringnya nggak pro-introvert. Waduh.

Eh, tapi berbaur bukan cuma perkara kehadiran fisik ketika ada forum, lho. Meski berat, cobalah pelan-pelan bergabung dan ikut mendengarkan cerita teman-teman lainnya saat KKN. Nanti pasti kalian akan terbiasa.

Keempat tips di atas sudah saya praktikkan sendiri sewaktu KKN kemarin. Lumayan berhasil, setidaknya bikin saya bertahan sampai akhir.

Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA KKN: Tak Lebih dari Ajang Adu Gengsi dan Bikin Konten.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version