Panduan Singkat Jadi Mahasiswa Rantau di Kota Bogor

Panduan Singkat Jadi Mahasiswa Rantau di Kota Bogor Terminal Mojok

Panduan Singkat Jadi Mahasiswa Rantau di Kota Bogor (Unsplash.com)

Terhitung hampir tiga tahun saya menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi yang ada di Kota Hujan, Bogor. Ada banyak pengalaman menarik yang saya temui sebagai mahasiswa rantau di Bogor, meskipun pengalaman ini sempat terhenti sementara ketika saya harus pulang ke rumah akibat pandemi yang terjadi awal tahun 2020 lalu.

Bicara soal menjadi mahasiswa di tanah perantauan, tentu akan menarik jika membahas beberapa hal yang perlu diketahui dan disiapkan sebelum memutuskan pergi menimba ilmu ke kota orang. Berdasarkan pengalaman saya, setidaknya ada enam hal yang perlu kamu siapkan apabila jadi mahasiswa rantau di Kota Bogor. Berikut keenam hal tersebut. 

#1 Selalu cek ramalan cuaca sebelum bepergian

Mengecek ramalan cuaca memang terdengar sederhana dan nggak penting-penting amat. Tapi percayalah, kamu nggak akan rugi kalau suka mengecek ramalan cuaca sebelum bepergian di Kota Hujan.

Begini, mengecek ramalan cuaca sangat penting dilakukan mengingat di Bogor hampir tiap hari turun hujan. Hujan di Bogor pun tak menentu, kadang di pagi hari, kadang di sore hari, tak jarang hujan juga turun seharian. Sebagai mahasiswa rantau, saya kadang bingung dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Bogor. 

Memantau prediksi cuaca ini juga bisa kamu lakukan sebelum merencanakan kegiatan yang dilaksanakan di luar ruangan. Jangan sampai agenda yang sudah kamu rencanakan jauh-jauh hari harus kandas hanya karena kamu malas mengecek ramalan cuaca. 

#2 Selalu sedia payung atau jas hujan

Masih berkaitan dengan kondisi Bogor yang merupakan Kota Hujan, hal lain yang perlu kamu siapkan sebagai mahasiswa rantau di Bogor adalah payung dan jas hujan. Kedua benda ini penting banget lantaran cuaca Bogor yang memang sulit ditebak meski sudah mengecek ramalan cuaca sekalipun.

Jangan lupa sedia payung sebelum hujan (Unsplash.com)

Menyiapkan dua benda ini nggak repot, kok. Payung bisa dimasukkan dalam tas, sementara jas hujan bisa diletakkan di bagasi motor. Kalau memang nggak punya jas hujan, minimal siapkan ponco yang harganya Rp10.000-an itu deh di bagasi motor.

Pokoknya jangan malas untuk bawa payung atau jas hujan ke mana-mana. Sudah hal biasa bagi mahasiswa yang kuliah di Bogor untuk membawa payung atau jas hujan saat bepergian, termasuk saat berangkat ke kampus. 

#3 Hindari menjemur pakaian di tempat terbuka

Hal penting lainnya yang harus kamu lakukan sebagai mahasiswa rantau di Bogor adalah sebisa mungkin nggak menjemur pakaian di tempat terbuka. Ini sama pentingnya dengan mengecek ramalan cuaca dan bawa payung atau jas hujan, lho, apalagi kalau pakaianmu kamu tinggalkan pergi begitu saja setelah dijemur. Bisa-bisa waktu pulang ke kos bukannya pakaian kering yang kamu temukan, melainkan pakaianmu basah karena kehujanan. Saya pribadi beberapa kali pernah mengalami kejadian ini. Capek sih lantaran harus mencuci ulang pakaian yang basah karena kehujanan.

#4 Hindari jam serta lokasi macet di Bogor

Saya yakin, hampir semua orang sepakat bahwa kejebak macet itu nggak enak. Apalagi kalau sebelumnya kamu belum pernah punya pengalaman kejebak macet. Beuh, bisa-bisa jadi hari yang panjang buat kamu kalau harus terjebak dalam kemacetan. Oleh karena itu, sebaiknya hindari jam-jam macet serta lokasi yang memang sering dilanda macet di Bogor. 

Sejauh ini berdasarkan observasi saya, ada tiga hari penting di Bogor yang mana pada hari tersebut sering sekali terjadi kemacetan parah, yakni hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Biasanya kemacetan pada tiga hari tersebut akan dimulai sejak pukul 11.00 hingga pukul 14.00. Kemudian dilanjut pada pukul 17.00 hingga 20.00. 

Hindari hari dan jam macet di Bogor (Unsplash.com)

Selanjutnya, lokasi di Bogor yang perlu kamu hindari supaya nggak terjebak macet pada jam-jam tersebut adalah Jalan Raya Cibadak–Ciampea yang ada di depan gerbang masuk IPB Dramaga, Jalan Sindang Barang tepatnya di perempatan Hotel Duta Berlian, Jalan Raya Cibadak–Ciampea serta Leuwiliang yang mengarah ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan Jalan Raya Puncak yang memang merupakan langganan macet. 

#5 Angkot bisa jadi opsi transportasi

Selain terkenal sebagai Kota Hujan, Bogor juga terkenal dengan julukan sebagai Kota Sejuta Angkot. Hal ini wajar mengingat jumlah angkot di Bogor memang sangat banyak. Kalau diperhatikan, hampir tiap saat ada saja angkot yang melintasi jalanan Bogor.

Keberadaan angkot di Bogor tentu saja bisa menguntungkan bagi mahasiswa rantau, apalagi buat kamu yang nggak bawa kendaraan pribadi ke Bogor. Kamu bisa memanfaatkan angkot ini sebagai moda transportasi. Tarif yang ditawarkan pun terjangkau, mulai dari Rp3.000-an untuk sekali jalan. 

#6 Selalu sedia tote bag atau tas belanja sendiri 

Hal yang terakhir ini nggak kalah pentingnya untuk kamu siapkan apabila menjadi mahasiswa rantau di Bogor. Yap, membawa tote bag atau tas belanja sendiri menjadi penting karena diberlakukannya kebijakan Botak (Bogor tanpa kantong plastik). Kebijakan ini nggak hanya berlaku di tempat belanja modern, lho, bahkan sudah menyasar pasar rakyat serta pasar tradisional. 

Bawa tas belanja sendiri (Unsplash.com)

Eits, jangan khawatir, kalaupun kamu lupa untuk membawa tas belanja sendiri, kamu masih tetap bisa belanja, kok. Paling tambah biaya buat beli tote bag atau tas belanjanya. 

Itulah panduan singkat menjadi mahasiswa rantau di Kota Bogor berdasarkan pengalaman saya. Kalau kamu punya tambahan hal lain yang perlu disiapkan para mahasiswa rantau di Bogor, tulis di kolom komentar, ya!

Penulis: Surya Dharma
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version