Bagaimana cara bertahan hidup di Jakarta dengan gaji UMR Jakarta? Nih, saya kasih panduan pengeluarannya
Setelah hampir satu tahun hidup di Jakarta, banyak orang terdekat yang memberikan satu pertanyaan serupa yaitu “Berapa sih pengeluaran untuk hidup nyaman di Jakarta?”. Setelah saya pikir-pikir, sepertinya saya yang sudah lumayan lama menetap bisa berbagi mengenai hal tersebut. Hidup nyaman di sini saya definisikan dengan kebutuhan primer yang tercukupi dan masih punya sisa untuk memenuhi keinginan, serta dana darurat.
Saya sendiri termasuk orang yang nggak konsumtif dan mengeluarkan uang untuk sesuatu yang esensial, mungkin kalau istilah kerennya sekarang sih namanya frugal living. Untuk itu, saya di sini mengasumsikan gaji UMR Jakarta sebagai contoh agar tulisan ini bisa relate dengan teman-teman pejuang UMR yang mungkin masih maju mundur untuk mencoba peruntungan hidup di Jakarta. Besaran UMR Jakarta sendiri pada 2024 ini sebesar 5.067.381 rupiah dan untuk mempermudah kita bulatkan ke 5 juta rupiah saja. Nah, langsung saja saya bagi alokasinya menjadi beberapa bagian.
Daftar Isi
Biaya tempat tinggal budget UMR Jakarta
Dengan budget UMR Jakarta, sebenarnya sulit untuk mencari tempat tinggal yang benar-benar nyaman di Jakarta. Tapi, alokasi 20 persen atau 1 juta rupiah sudah bisa mendapatkan kos standar. Fasilitas yang didapatkan bisa termasuk kamar mandi dalam jika pintar-pintar mencari kos. Bagian tempat tinggal ini memang cukup memakan biaya terlebih kos di Jakarta cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan beberapa kos di kota lain. Kita bisa mendapatkan kos yang sangat proper di kota lain dengan budget 1 juta rupiah, namun di Jakarta kos standar saja yang bisa kita dapat.
Saya menyarankan untuk mencari kos di sekitar daerah kalian bekerja untuk meminimalisir biaya tambahan untuk transportasi. Selain hemat biaya transportasi, anggap saja berjalan kaki dari kos ke menuju tempat kerja sebagai olahraga kecil setiap harinya, hehehe~
Pengeluaran makan
Pilihan makanan murah di Jakarta sendiri masih cukup banyak, bahkan saya yang memilih nggak masak sendiri pun masih bisa makan enak tiga kali sehari di Jakarta. Saya biasanya mengalokasikan 30 persen pengeluaran untuk biaya makan. Dengan budget UMR Jakarta, pengeluaran makan dengan alokasi 30 persen gaji sebesar Rp1.500.000, kalian bisa mengalokasikan 50 ribu tiap harinya untuk makan.
Jika dibagi rata sekitar 15 ribu rupiah tiap makan, kalian masih bisa kok mendapatkan nasi beserta lauk dan sayur di warteg. Kalau bosan, ada pilihan lain seperti ketoprak, nasi goreng, hingga mie ayam yang punya harga serupa.
Pengeluaran gaya hidup lewat UMR Jakarta
Pengeluaran gaya hidup setiap orang berbeda-beda, tapi di sini saya kerucutkan beberapa kebutuhan bulanan yang diperlukan untuk hidup sehari-hari. Beberapa kebutuhannya antara lain air minum, kuota internet, listrik, laundry, alat kebersihan, dan transportasi. Alokasi yang saya butuhkan untuk pengeluaran gaya hidup sekitar kurang lebih 18 persen atau 900 ribu rupiah untuk budget UMR Jakarta.
Rinciannya antara lain air minum Rp20.000 x 4/isi ulang sekali seminggu = Rp80.000. Setelah itu, kuota internet Rp50.000 dengan asumsi ada wifi di kos, listrik Rp100.000 tergantung pemakaian token. Lalu laundry Rp70.000/bulan tergantung lokasi, alat kebersihan Rp300.000 untuk sabun, skincare, sampai parfum. Serta transportasi Rp10.000 x 30 hari = Rp300.000, asumsi menggunakan transportasi umum. Jika ditotal, biayanya sebesar 900 ribu rupiah.
Pengeluaran keinginan
Pengeluaran untuk kategori keinginan ini sebenarnya bisa disesuaikan karena cukup fleksibel. Namun, fleksibel nggak menjadikan kita boros dan seenaknya dalam mewujudkan keinginan. Kategori keinginan ini sendiri saya bagi menjadi barang keinginan dan nongkrong. Saya menaruh nongkrong di kategori ini karena intensitasnya yang tak tentu dan kita masih bisa menolak ajakan apabila merasa sedang ingin hemat.
Alokasi yang dibutuhkan untuk kategori ini sebesar 12 persen atau 600 ribu rupiah dengan asumsi gaji UMR Jakarta tadi. Rincian yang bisa saya berikan antara lain barang keinginan seperti baju atau sepatu sebesar 200 ribu rupiah. Kemudian, keinginan bersosial seperti nongkrong dengan asumsi seminggu dua kali, maka mengeluarkan biaya sebesar 50 ribu rupiah sekali nongkrong dikalikan delapan yaitu 400 ribu rupiah. Apabila kalian ingin barang mahal seperti HP, barang elektronik, atau bahkan kendaraan, silakan bersabar menabung atau memperbesar income terlebih dahulu. Ingat, jangan memaksakan sesuatu yang sebenarnya masih belum bisa kita sanggupi beli~
Dana darurat dan investasi
Berdasarkan alokasi tersebut masih terdapat sisa uang kira-kira 1 juta rupiah setiap bulannya yang bisa dialokasikan untuk dana darurat. Jika dana darurat sudah terkumpul, kalian juga bisa membagi alokasinya lagi untuk investasi agar kondisi finansial semakin bertumbuh. Instrumen investasinya silakan dipilih sendiri sesuai profil keuangan masing-masing.
Itulah alokasi yang bisa saya bagikan untuk kalian para pejuang UMR di Jakarta. Terdapat catatan bahwa alokasi tersebut bisa diaplikasikan untuk kalian yang masih single, nggak punya tanggungan, serta cicilan. Semoga alokasi ini bisa sedikit memberikan gambaran terkait besaran pengeluaran di Jakarta. Kalau mau alokasi pengeluaran untuk hidup yang lebih nyaman, ya perbesar dulu gajinya, hehehe~
Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bisakah Kita Hidup di Jakarta dengan Gaji di Bawah UMR? Bisa kok, Ini Caranya!