Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Pak Nadiem, Tolong Bikin Aturan bagi Dosen untuk Balas Chat Mahasiswanya, dong!

Siti Halwah oleh Siti Halwah
8 Maret 2020
A A
Pak Nadiem, Tolong Bikin Aturan bagi Dosen untuk Balas Chat Mahasiswanya, dong!
Share on FacebookShare on Twitter

Selama ini, problematika dalam dunia perkampusan nggak melulu soal mata kuliah, nilai, ujian, organisasi ataupun kisah romansa sesama mahasiswa. Ada banyak problem lain, tapi yang paling menyebalkan bagi saya adalah masalah aturan berkirim chat ke dosen.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa berkirim pesan ke dosen itu ribetnya ngalahin persiapan agustusan di RT. Ada banyak hal yang harus disiapkan dan perlu kehati-hatian yang tinggi sebelum benar-benar menekan tanda “kirim”. Saking ribetnya, beberapa kampus bahkan merasa perlu untuk mencetak banner besar-besar dan dipasang di tiap sudut kampus. Tujuannya sungguhlah mulia, agar para mahasiswa selalu tahu adab dan etika dalam berkirim chat ke dosen.

Di kampus saya yang dulu, terdapat lima langkah sebelum chat benar-benar boleh dikirimkan ke dosen.

Pertama, tuliskan salam di awal. Salam bisa apa saja, berbasis agama seperti Assalamualaikum ataupun yang netral seperti selamat pagi, siang, sore, dll. Pokoknya, sampaikan salam dahulu.

Kedua, memohon maaf. Awalnya, saya nggak ngeh mengapa harus meminta maaf. Lah, salah saya apa? Tapi, kata para senior, mengirim chat pada dosen saja sebenarnya adalah sebuah kesalahan karena sudah berniat untuk mengganggu waktu si dosen. Makanya, perlu memulainya dengan kalimat basa-basi: mohon maaf mengganggu waktunya ya, Pak.

Ketiga, perkenalkan identitas diri. Ini bagian yang paling penting. Pasalnya, si dosen bisa saja nanti melakukan cek ulang saat sudah di kelas. Dan, nama yang tertera dalam chat tersebutlah yang biasanya ditandai. Makanya, penting untuk menulis nama dengan jelas dan lengkap.

Keempat, bagian paling inti yaitu menyebutkan kepentingan. Menyebutkannya pun nggak langsung grudukan dan to the point, melainkan perlu dijelaskan secara singkat dan ringkas alasan yang melatarbelakangi keperluan tersebut. Pokoknya, gaya berkomunikasi sangat diperlukan di bagian ini. Dan, banyak sekali mahasiswa yang gagal dalam menyampaikan keinginannya secara lugas dan ringkas. Akibatnya, chat-nya justru malah berakhir diabaikan. Hehehe.

Kelima, sampaikan terima kasih. Usahakan juga penulisan terima kasihnya sesuai PUEBI, ya. Kata /terima/ dan /kasih/ dipisah, bukan digabung, lho~

Baca Juga:

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

Dosen yang Mewajibkan Mahasiswa Beli Bukunya Sendiri Itu Kenapa, Sih?

Setelah semua keribetan dan persiapan yang telah dilakukan sesuai etika tersebut, apakah itu menjamin bahwa chat yang dikirimkan akan dibalas? Tentu saja nggak. Justru, malah banyak yang gagal dan berujung diabaikan. Kadang dibiarkan saja centang abu-abu berhari-hari, atau yang lebih nelangsa justru cuma di-read saja. Hiks.

Awalnya, saya masih berusaha berpikiran positif. Kali aja, beliau-beliau itu sedang sibuk. Makanya nggak sempat untuk sekadar ngecek chat WA. Mungkin juga karena saya mengirimkan chat di waktu beliau nggak pegang gawai. Atau, bisa jadi karena mereka sudah membaca chat-nya, tapi kelupaan yang mau dibalas. Ya, intinya saya nggak penting-penting amat bagi beliau.

Namun, lama-kelamaan justru pengabaian pesan tersebut membuat saya sedikit kesal. Cuma sedikiiiiiiiit lho, ya. Saya kemudian melakukan pengecekan kembali, apakah chat saya benar-benar terkirim? Apakah nomor kontaknya benar? Mungkinkah saya salah dalam step by step saat mengirimkan chat? Apakah Bapak dan Ibu dosen ini ganti nomor kontak dan nggak bilang-bilang pada saya?

Tapi nihil. Tetap saja saya merasa sudah memenuhi semua klasifikasi sebagai mahasiswa yang seharusnya chat-nya dibalas oleh beliau. Lantas, mengapa oh mengapa chat saya diabaikan?

Teman-teman saya yang lain juga banyak yang merasakan hal yang sama. Bahkan, ada seorang teman saya yang merasa selalu ketakutan tiap kali ingin chat dosen. Dia sampai harus konsultasi pada mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia untuk meminta tolong dalam penyusunan kalimat, dan juga melakukan pengecekan tiga kali sebelum chat-nya benar-benar dikirim. Namun, saat bertatap muka dengan dosennya di kelas, ia tetap saja kena sindir. Peristiwa tersebut tentu saja membuat ia dan teman-teman sekelasnya trauma.

Saya juga pernah merasakan hal serupa. Hampir setiap hari mengirimkan chat ke dosen untuk bertanya perihal jam bimbingan dan berakhir diabaikan. Setiap hari tanpa pernah mengenal lelah, saya selalu mengirimkan chat. Terakhir kali, chat saya justru malah cuma centang satu dan beliau ternyata memutuskan ganti nomor, hiks. Pedih sekali nasib skripsi saya.

Maka dengan berdasarkan pengalaman kepedihan dan traumatis yang saya dan teman-teman rasakan, saya mau usul sama Pak Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk membuat terobosan semacam aturan tertulis mengenai etika dosen dalam membalas chat mahasiswanya. Ya, biar seimbang saja. Jadi, nggak cuma mahasiswa yang harus mengirimkan chat dengan beradab pada dosen, tetapi dosen juga memiliki kewajiban dalam membalas chat mahasiswanya—apalagi kalau chat-nya sudah sesuai dengan aturan yang tertulis.

Mengapa aturan ini perlu? Ya karena mendapatkan balasan chat dari dosen itu sama pentingnya dengan mendapatkan balasan chat dari gebetan. Makanya, chat mahasiswa itu perlu dibalas, bukannya malah digantungin. Asal Pak Nadiem tahu, digantung itu sama sekali nggak enak. Apalagi digantung perkara jam berapa mahasiswa harus antre bimbingan. Capek lho, Pak.

Bisa dibayangkan, dulu setiap kali akan bimbingan, dosen pembimbing saya sama sekali nggak pernah membalas chat mahasiswanya. Mahasiswa bimbingannya juga nggak diberitahu kapan beliau mulai membuka jam bimbingan—hanya anak-anak tertentu saja yang tahu dan sayangnya mereka pelit banget sama informasi sepenting ini. Akhirnya, yang terjadi justru kami semua antre setiap pagi, setiap hari dan melewatkan jam-jam untuk rebahan, main game, hingga sarapan. Hish, kesel kan?

Makanya, saya mohon agar usulan saya dipertimbangkan ya, Pak. Dan kalau Bapak nggak keberatan, saya sekalian mau usul apa saja poin-poin yang dapat dimasukkan dalam aturan bagi dosen dalam membalas chat mahasiswa. Cuma sedikit kok, Pak. Nggak sebanyak aturan buat mahasiswa.

Pertama, dosen diharuskan untuk membalas chat mahasiswa yang sudah sesuai dengan kriteria dan etika dalam berkirim chat dan chat tersebut berada dalam rentang waktu antara pukul 7 pagi sampai pukul 8 malam. Selebihnya, Bapak dan Ibu dosen berhak untuk mengabaikan pesan si mahasiswa.

Kedua, memberikan konfirmasi jika terjadi perubahan jadwal. Ya kali, kalau sudah janjian untuk bimbingan pukul 8 pagi, lalu Bapak dan Ibu dosen tiba-tiba saja mager, nggak mood, dan malas ke kampus, mohon untuk konfirmasi ulang ya Pak, Buk. Jangan biarkan mahasiswa kalian ini menunggu. Capek lahir dan batin—ditambah lapar juga.

Sudah, saya cuma usul dua aturan di atas saja. Menurut saya, kedua aturan tersebut sudah merangkum semua keinginan mahasiswa. Mohon untuk dimaklumi juga bahwa mahasiswa juga sama sibuknya dengan dosen.

Kami sibuk untuk mengerjakan tugas kelompok—yang realitasnya justru dikerjakan sendirian, sibuk penelitian, memperbaiki nilai, baca jurnal, mencari referensi, main game, stalking gebetan, ngebucin dan kesibukan-kesibukan lainnya. Jadi, keseharian kami nggak cuma dihabiskan untuk menunggu balasan chat Bapak dan Ibu dosen saja. Harap dimaklumi.

BACA JUGA Dosen yang Mengagungkan Jurnal Ilmiah Itu Motivasinya Apa sih? atau tulisan Siti Halwah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: chat dosenDosenMahasiswaSkripsi
Siti Halwah

Siti Halwah

menulis untuk eksis

ArtikelTerkait

Sidang Skripsi Nggak Perlu Dirayakan Berlebihan, Ingat Ada Revisi Mojok.co

Lancarnya Skripsi Itu Ditentukan Mental, Bukan Materi. Mentalmu Sangar, Skripsimu Lancar!

7 Desember 2023
Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru

1 November 2023
Dosen Toxic Kebelet Jadi Guru Besar: Tugas Artikel Ilmiah Wajib Terbit dan Ancam Mahasiswa dengan Nilai

Dosen Toxic Kebelet Jadi Guru Besar: Tugas Artikel Ilmiah Wajib Terbit dan Ancam Mahasiswa dengan Nilai

20 November 2025
Demo Boleh, Gosong Jangan

Aku Kalau Demo: Demo Boleh, Gosong Jangan #SkincareMahal

26 September 2019
Organisasi Mahasiswa di Bangkalan Madura Tak Mungkin Melawan Oligarki, Mereka Sudah Sibuk Melawan Teman Sendiri

Organisasi Mahasiswa di Bangkalan Madura Tak Mungkin Melawan Oligarki, Mereka Sudah Sibuk Melawan Teman Sendiri

9 September 2024
Cara-cara yang Bisa Diterapkan Mahasiswa yang Kesulitan Menabung, Agak Aneh tapi Berhasil Mojok.co

5 Cara yang Bisa Diterapkan Mahasiswa yang Kesulitan Menabung, Agak Aneh tapi Berhasil

13 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.