Orde Baru di Mata Anak Muda: Benarkah Mereka Ingin Orde Baru Bangkit?

mural represi residu orde baru mojok

mural represi residu orde baru mojok

Apa yang Anda bayangkan tentang Orde Baru? Petrus, kekejaman, dan kediktatoran Pak Harto? Atau kesejahteraan, penyelamat dari PKI, dan kebaikan Pak Harto? Saya yakin Anda pasti punya salah satu pendapat itu. Dan kalau Anda hidup di era tersebut, pasti sudut pandang Anda sangat tegas. Tapi bagaimana dengan suara anak muda, suara mereka yang tidak pernah mengalaminya?

Mereka hanya mengetahui dari cerita dan berita. Syukur-syukur dari buku sejarah sekolah. Bagaimana mereka memandang Orde Baru yang tidak pernah mereka rasakan. Jangan-jangan, mereka rindu meski nggak tahu rasanya. Atau mereka benci, meskipun tidak hidup di zamannya.

Maka saya coba mencari mereka yang lahir pasca-Orba dan pasca-meninggalnya Pak Harto. Dan menanyai tentang rezim politik dan militer terpanjang di Indonesia ini. Tenang, saya tidak mendoktrin mereka untuk anti-orba kok.

Orang yang lahir pada 1998

Saya tidak memandang kelahiran 98 sebagai bocil lagi. Tapi Anda yang lahir pasca krisis moneter itu jelas tidak merasakan rezim tersebut. Meski begitu, masa kecil Anda sedikit banyak masih mendengar kisah tersebut. Apalagi ketika Pak Harto sedang dihakimi.

Yang saya tanyai adalah Mas Poy. Adik sepupu saya ini lahir sekitar setahun setelah Orde Baru runtuh. Mas Poy sendiri mengenal Orba dari cerita dan pelajaran sejarah di sekolah. Bagi Mas Poy, Orba adalah rezim yang sangat jahat. Dia tidak sepakat dengan kediktatoran Pak Harto serta pembantaian 65. “Apalagi petrus, itu sangat kejam,” ujar anak band dan fans FSTVLST ini.

Mas Poy memang punya kritik pada pemerintahan hari ini. Tapi tidak memandang era tersebut lebih baik daripada hari ini. “Orba biar jadi sejarah buruk (bangsa) kita saja, Mas,” ujar Mas Poy. Mas Poy berharap di masa depan tidak ada rezim sejenis Orba lagi.

Orang yang lahir pada 2000-an

Mungkin Mas Poy masih mendengar sayup kebencian pada Orba saat kecil. Nah bagaimana dengan mereka yang lahir setelah gelombang reformasi meredup? Tentu mereka lahir di atas tahun 2000. Pada dekade ini, mulai terdengar suara membela orde tersebut lagi.

Nah, kali ini saya menanyai seseorang yang terang-terangan mendukung Orba. Terutama dalam akun medsosnya. Sebut saja Mas Ekik. Dia merasa nggak nyaman untuk menunjukkan identitas aslinya. “Banyak haters di Twitter,” terang Mas Ekik. Dia lahir pada 2005, saat era Presiden SBY.

“Indonesia butuh pemimpin kuat seperti Soeharto!” Tegas Mas Ekik. Menurutnya, pemerintahan pasca reformasi sangat lembek. Baik dalam negeri maupun internasional. Mas Ekik merindukan negara yang stabil dan dipimpin sosok kuat. Bagi Mas Ekik, Pak Karno dan Pak Harto adalah sosok kuat itu. Tapi yang membuat Mas Ekik kurang sreg pada Pak Karno adalah urusan komunisme.

Menurut Mas Ekik, Pak Harto berhasil membuktikan kekuatan Indonesia. Terutama dengan berhasil memberangus PKI. “Aku tahu komunis bukan atheis. Tapi Komunisme tidak sejalan dengan ideologi kita,” ujar Mas Ekik. Tentang pemberantasan preman dan petrus, Mas Ekik menganggap itu keberhasilan. Dengan ketegasan ala Pak Harto, Indonesia bisa bebas dari penyakit masyarakat.

Tapi ada juga yang anti-Orba. Mas Piko, teman seangkatan Mas Ekik, memandang Orde Baru sebagai pemerintahan terburuk Dari pembredelan media massa, sampai pembunuhan menjadi dosa yang masih ditanggung Orba. “Bahkan Orba juga hampir membunuh Gus Dur,” ujar Mas Piko.

Bagi Mas Piko, rezim tersebut adalah rezim anti-demokrasi. Dan itu adalah hal yang sangat buruk. Pak Harto yang berkuasa 32 tahun juga dipandang sebagai kemunduran Indonesia. Mas Piko tegas menolak kembalinya era tersebut.

Apakah ada yang tidak ambil pusing ? Banyak! Saking banyaknya saya tidak bisa jelaskan satu persatu opini mereka. Tapi secara garis besar, mereka tidak menganggap Orde Baru sebagai hal buruk. Tidak juga sebagai pemerintahan terbaik Indonesia.

Opini para bocil beneran

Tapi narasumber di atas sudah bukan bocil. Waktunya saya mencari yang beneran bocil. Berarti mereka harus masih SD atau paling banter SMP. Sialnya, saya tidak punya teman seusia itu. Karena mereka lebih pantas jadi anak saya daripada teman ngobrol. Dan ini perkara susah. Karena anak kecil biasanya kabur ketika saya dekati.

Saya coba tanyai sekumpulan anak di warung dekat rumah. Setahu saya, mereka masih anak SD. Mereka lebih tahu tentang Pak Harto daripada Orde Baru. Pokoknya Pak Harto adalah presiden kedua Indonesia. Perkara baik atau buruk, mereka tidak tahu. Ketika saya coba jelaskan lebih dalam, mereka terlihat tidak berminat.

Adik Mas Ekik kebetulan masih SMP. Masih lumayan bocil, karena belum puber. Ketika ditanyai kakaknya, dia hanya bilang kalau Orba adalah era pemerintahan Pak Harto. Tapi dia tidak menganggap rezim 32 tahun itu hal buruk. Menurutnya, Orba sama seperti era presiden lain. Cuma lebih lama menjabat. Tapi kalau lihat di meme medsos, Pak Harto memang terlihat mengerikan. Terutama pada potongan video “kenapa kamu tanya begitu?”

Ketika ditanya apa mau Orde Baru kembali, adik Mas Ekik hanya bilang tidak mau. Karena menurutnya Pak Harto bukan presiden yang baik, karena Pak Harto adalah koruptor. Saya pikir tidak banyak anak SMP yang mengenal era tersebut cukup dalam. Paling hanya mengenal figur Pak Harto melalui hiruk pikuk media sosial. Paling banter adalah stigma pemerintah korup saja. Atau mendukung karena Indonesia disebut lebih sejahtera. Wajar sih, minimal tahu sedikit.

Bisa jadi ada bocil yang ingin Orde Baru kembali, bisa jadi ada yang benci Orba. Tergantung informasi apa yang mereka terima. Tapi saya harap sih, mereka tidak usah kepingin era tersebut kembali. Percayalah, era tersebut adalah aib, dosa, dan catatan buruk sejarah Indonesia!

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kenalan Yuk Sama Orde Baru alias Ordenya Pak Harto

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version