Nama Kecamatan Waru mungkin tidak sering terdengar oleh telinga banyak orang. Salah satu kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan sisi selatan Kota Surabaya ini memang cukup unik dan membingungkan. Pasalnya, orang-orang yang tinggal Waru memiliki preferensi yang cukup unik lantaran mereka lebih suka disebut sebagai orang Surabaya ketimbang orang Sidoarjo.
Meski secara administratif Kecamatan Waru termasuk bagian dari wilayah Kabupaten Sidoarjo, ada beberapa alasan masuk akal yang mungkin membuat kita semua mengangguk setuju dengan preferensi orang Waru. Pengamatan saya menyatakan bahwa 9 dari 10 orang yang berasal dari Kecamatan Waru, lebih senang menganggap dirinya sebagai orang Surabaya ketimbang orang Sidoarjo. Beberapa alasan yang mereka sampaikan adalah sebagai berikut:
Daftar Isi
Orang yang tinggal di Waru Sidoarjo punya akses yang lebih mudah ke Surabaya
Salah satu alasan utama mengapa orang-orang yang tinggal di Kecamatan Waru Sidoarjo lebih suka mengeklaim dirinya sebagai orang Surabaya adalah masalah akses. Bukannya mereka enggan menikmati indahnya Kabupaten Sidoarjo, tapi untuk masalah kemudahan akses dan efisiensi waktu, mereka lebih memilih Kota Surabaya sebagai rujukan.
Coba bayangkan, jika kalian tinggal di Kecamatan Waru dan ingin mencari hiburan di Sidoarjo pusat, saya yakin kalian akan berpikir dua kali. Sebab, untuk sampai ke Sidoarjo pusat, kalian akan disuguhi berbagai rintangan. Pertama, ada bundaran kematian Aloha yang padat itu. Selanjutnya ada perempatan perenggut masa muda di Kecamatan Gedangan. Kemudian, kalian juga bakal bertemua perempatan Sruni yang sama-sama macetnya.
Saya rasa, tidak dapat dimungkiri kalau akses menuju Kota Surabaya dari Kecamatan Waru sangat terasa lebih mudah dan cepat daripada ke Sidoarjo kota. Mungkin itu sebabnya orang-orang Waru merasa lebih dekat secara emosional dan kultural dengan Kota Pahlawan. Ditambah, mereka tidak perlu bersusah payah melewati berbagai rintangan lalu lintas untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti hiburan maupun yang lainnya. Jadi, sudah seharusnya mereka mendapat sambutan kehormatan untuk menjadi warga Surabaya secara non-formal.
Kecamatan Waru cuma buat numpang istirahat sebentar sebelum beraktivitas lagi di Surabaya
Alasan lain mengapa orang-orang yang ada di Kecamatan Waru Sidoarjo lebih suka disebut sebagai orang Surabaya adalah masalah aktivitas. Bagi mereka, pekerjaan adalah salah satu alasan utamanya yang paling memengaruhi. Menurut informan saya, kebanyakan orang yang tinggal di Kecamatan Waru bekerja atau biasa melakukan kegiatan sehari-hari justru di Kota Surabaya.
Jadi, wajar saja jika orang-orang di Kecamatan Waru Sidoarjo merasa lebih banyak menghabiskan waktu dan aktivitasnya di Surabaya. Bahkan, rumah tinggal mereka yang ada di Waru mungkin hanya berfungsi sebagai tempat istirahat singkat sebelum kembali berkejaran dengan hiruk-pikuk Kota Surabaya. Tidaklah heran jika mereka lebih suka mengeklaim diri sebagai bagian dari Surabaya ketimbang kabupaten induknya, Sidoarjo.
Orang Waru sering bercanda kalau daerah mereka adalah persemakmuran dari Kota Surabaya
Kalau saya perhatikan, tidak lengkap rasanya jika kita tidak membahas preferensi orang Waru tanpa menyentuh guyonan dan bercandaan khas mereka. Menurut mereka, Kecamatan Waru Sidoarjo adalah semacam persemakmuran dari Kota Surabaya. Pernyataan ini bagi saya ini memang sangat lucu mengingat secara administratif Kecamatan Waru masih menjadi bagian dari Kabupaten Sidoarjo.
Orang Waru sering menyebut diri mereka sebagai warga persemakmuran yang punya hubungan erat dengan kota tetangga. Namun, hal ini jangan dianggap serius, ini sekadar bercandaan mereka, ya. Jadi, jika bertemu dengan orang Waru yang berbicara bahwa mereka adalah bagian dari Kota Pahlawan, sebaiknya kalian ikut mengiakan. Bagi saya, ini adalah cara unik mereka untuk merayakan kedekatannya dengan Kota Surabaya
Makanya sebagai orang luar, kita hanya bisa ikut tersenyum dan mengapresiasi keunikan ini. Kecamatan Waru, meskipun secara administratif berada di Sidoarjo, sepertinya telah melebur di dalam kehangatan dan keceriaan Surabaya. Jadi, jika suatu hari nanti kalian bertemu dengan orang Waru Sidoarjo yang sangat bersemangat menyebut dirinya adalah bagian dari warga Surabaya, jangan ragu untuk merespons dengan senyuman hangat. Oke?
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Tidak Perlu Malu Mengakui Tinggal di Sidoarjo yang Sering Disebut Pinggiran Kota Surabaya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.