Orang Ungaran Pilih Mengaku Asli Semarang karena Malu Nggak Ada yang Bisa Dibanggakan

Orang Ungaran Pilih Mengaku Asli Semarang karena Malu Nggak Ada yang Bisa Dibanggakan

Orang Ungaran Pilih Mengaku Asli Semarang karena Malu Nggak Ada yang Bisa Dibanggakan (Hendypernando via Wikimedia Commons)

Ungaran adalah sebuah kota kecil yang berada di selatan Kota Semarang. Kota ini merupakan ibu kota dari Kabupaten Semarang yang terletak di dataran tinggi. Lantaran letaknya di dataran tinggi, udara di sini cukup sejuk.

Sebenarnya Ungaran diapit oleh kota-kota bersejarah di Jawa Tengah. Di sebelah utaranya ada Semarang, dan di selatan ada Ambarawa. Intinya, Ungaran dan Semarang adalah dua wilayah yang berbeda.

Akan tetapi lucunya, saya kerap bertemu orang yang mengaku tinggal di Semarang padahal di KTP-nya tertulis Ungaran. Jujur ketika melihat hal itu saya tertawa dalam hati, “Wong ndeso kok ngaku dadi wong kota!” Sebenarnya apa sih alasan mereka begitu?

Ungaran nggak seterkenal Semarang

“Mas tinggal di mana?”
“Di Semarang, Pak!”
“Semarangnya mana mas?”
“Ungaran, Pak.”

Biasanya pertanyaan tentang tempat tinggal muncul saat berada di bus, kereta, atau angkutan umum lainnya dalam sebuah perjalanan, atau saat berada di tanah rantau. Pertanyaan ini biasa muncul sebagai basa-basi untuk membuka sebuah percakapan lebih lanjut dengan orang yang baru kita temui.

Soal warga asli Ungaran yang kalau ditanya ngakunya orang Semarang sebenarnya ada hal yang mendasari. Kalau saya tanya ke teman saya yang seperti itu biasanya mereka akan menjawab alasannya malu karena Ungaran nggak seterkenal Semarang. Semarang punya Lawang Sewu, Kota Lama, kuliner khas seperti lumpia, atau PSIS Semarang yang jadi ikon kebanggaan sehingga semua orang tahu. Sementara Unggaran dianggap biasa saja karena nggak ada yang menarik di sana.

Baca halaman selanjutnya: Enggan menjelaskan lebih lanjut…

Enggan menjelaskan lebih lanjut

Pertanyaan basa-basi soal tempat tinggal biasa muncul untuk membuka percakapan dengan orang yang baru ditemui di perjalanan. Namanya juga sedang di perjalanan, mungkin saja kondisi tubuh sedang lelah-lelahnya dan hanya ingin tidur. Mendapat pertanyaan soal tempat tinggal tentu akan memunculkan beragam respons.

Kalau sedang capek, biasanya jawaban yang keluar sekenanya. Kalau sedang malas menjelaskan, ya jawab saja kota yang sekiranya semua orang tahu. Makanya Semarang jadi pilihan ketika muncul pertanyaan terkait tempat tinggal. Tujuannya supaya percakapan nggak berlanjut sehingga orang yang menjawab nggak butuh effort untuk menjelaskan daerah asalnya.

Seandainya menyebut Ungaran dan orang yang diajak bicara nggak tahu, mau nggak mau orang Ungaran harus menjelaskan secara detail. Tentu saja hal ini kadang jadi alasan orang Ungaran enggan menjawab pertanyaan panjang lebar.

Sebenarnya sebagai orang yang lahir dan besar di Ungaran, saya sedikit kecewa jika ada orang Ungaran yang bersikap seperti itu ketika berjumpa dengan orang baru di perjalanan atau tanah rantau. Mbok yao, Kota Ungaran ini dibantu untuk dipromosikan, diceritakan keunggulan-keunggulannya, atau bahkan jika ada keunikan yang dimiliki juga bisa diangkat. Setidaknya meski dalam percakapan singkat, orang akan tahu tentang Ungaran. Yaaa, hitung-hitung menjawab rasa penasaran orang lain gitu, lho.

Sebenarnya ada beberapa hal yang bisa diangkat dari kota kecil ini. Misalnya, kota ini punya makanan khas, yakni tahu bakso dan peyek tumpi. Mungkin baru itu saja yang sering muncul di Google kalau mencari soal makanan khas Ungaran, tapi setidaknya ada topik pembahasan yang diangkat dan bisa diulas secara mendalam dalam sebuah percakapan. Mbok yao, bangga sedikit dengan Ungaran!

Penulis: Prama Ramadani Putranto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Menjadi Warga Kabupaten Semarang Nggak Mudah, Hanya Orang Tangguh yang Sanggup Tinggal di Sana.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version