Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela

Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela

Hilangnya 9 Besi Penutup Got di Bangkalan Menegaskan kalau Orang Madura Memang Tak Layak Dibela (unsplash.com)

Saya orang Bangkalan yang resah dengan hilangnya besi penutup got di Bangkalan Madura, tepatnya di depan SMA Negeri 2 Bangkalan, tempat di mana saya bekerja. Tempat di mana saya bekerja. 

Sekitar dua minggu lalu, saat awal masuk sekolah tahun ajaran baru, tiba-tiba penutup got di depan SMA Negeri 2 Bangkalan hilang satu. Diduga, besi penutup itu hilang karena dicuri. Dua hari kemudian, besi yang hilang bertambah menjadi tiga. Hilangnya besi penutup got itu sampai memakan korban. Ada satu siswa yang terperosok masuk ke dalam got karena tutup besi got hilang. 

Tak sampai satu bulan, penutup got itu sudah hilang kurang lebih sembilan buah. Jadi, trotoar di jalan depan SMA Negeri 2 Bangkalan kehilangan hampir semua penutup gotnya. Data ini dibenarkan oleh akun Instagram @Bangkalan.ku yang menampilkan video kondisi langsung lokasi. Hal ini juga saya akui lantara saya bekerja di dekat lokasi.

Sungguh dahsyat insting besi para maling ini. Tak sampai satu bulan, sembilan besi tebal penutup got tandas tak berbekas. Sebagai orang Madura, saya sendiri sampai bingung mau berkata apa.

Ironisnya lagi, lokasi hilangnya besi penutup got ini ada di wilayah pantauan Polres Bangkalan. Entahlah, asumsi buruk apa yang ada di benak masyarakat awam yang tak mengerti apa-apa seperti saya ini. 

Semakin banyak besi penutup got yang hilang, semakin tinggi pula risiko siswa terjeblos ke dalam got. Makanya sebagai guru saya tentu waswas karena lingkungan sekolah jadi tidak aman dan nyaman bagi siswa. Atas dasar itulah saya menuliskan keluhan dalam artikel ini. 

Stigma negatif besi orang Madura

Selama ini, saya selalu membangun narasi-narasi positif tentang orang Madura. Tentu saja karena saya sendiri orang Madura. Tidak jarang pula saya menulis khusus untuk membantah stigma-stigma negatif tentang Madura. Salah satunya tentang orang Madura yang gila pada besi. 

Saya menjadi salah satu orang yang mengatakan kalau orang Madura memang punya ketertarikan dalam bisnis di dunia besi. Namun, semua itu dilakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai norma yang berlaku. Tidak ada tendensi kriminal. Sehingga ketika ada stigma yang menuduh kalau baut-baut di Suramadu hilang karena ulah orang Madura, saya selalu menjadi orang yang ikut membantah tuduhan serampangan itu selama belum ada bukti yang pasti. 

Namun sayang, upaya-upaya yang saya lakukan dan banyak orang Madura baik lakukan, tak pernah dihargai. Kenyataan yang sebenarnya justru membenarkan stigma negatif itu. Kegilaan orang Madura pada besi secara ilegal dan kriminal benar adanya. Kini, saya menemui dan mengalaminya langsung sendiri, yaitu hilangnya besi tebal penutup got di depan lokasi tempat saya bekerja. 

Saya rasa, kini saya akan menjadi barisan orang yang membenarkan stigma negatif kalau orang Madura memang suka mencuri besi. Bukti nyata jelas di hadapan saya sendiri. Meskipun tentu saja tidak semua orang Madura demikian. Tapi kasus demikian marak sekali terjadi di sini. Kacau. 

Tak layak dibela

Menurut saya, kasus hilangnya besi yang begitu marak ini menegaskan kalau orang Madura memang tak layak dibela. Sebanyak apa pun orang Madura baik yang berdedikasi memperbaiki nama Madura, akan selalu lebih banyak yang merusak citra baik yang berusaha dibangun itu. 

Madura secara masif memang gelap, kelam, dan mencekam. Itu fakta dan nyata. Pada kasus ini, baru soal besi. Masih banyak kasus kriminal lain yang sedang marak seperti curanmor yang semakin menjadi, begal, melanggar aturan jalan di Suramadu, dan bahkan kekerasan berdarah. Itu semua nyata dan fakta yang sedang terjadi hari-hari ini. Tidak terelakkan dan tidak bisa dibela. 

Orang Madura dan citranya memang tak layak dibela. Bagi saya selaku orang Madura, cukup fokus menjadi diri yang lebih baik dan menunjukkan bukti Madura yang positif dari diri sendiri, tanpa membela hal-hal lain yang memang nyata buruknya. Bukannya tak mau membela, tapi memang tak bisa dan tak layak lagi untuk dibela. Sekian dan Madura hari-hari ini memang bikin kecewa.

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Warga Bangkalan Madura Pilih Swadaya Perbaiki Jalan Rusak karena Sudah Muak Menunggu Pemkab.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version