Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Saya Orang Gunungkidul dan Sering Mengaku dari Wonosari, Terus Masalahnya Apa?

Jevi Adhi Nugraha oleh Jevi Adhi Nugraha
24 Mei 2023
A A
Saya Orang Gunungkidul dan Sering Mengaku dari Wonosari, Terus Masalahnya Apa?

Saya Orang Gunungkidul dan Sering Mengaku dari Wonosari, Terus Masalahnya Apa? (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Sabtu Pon, 27 Mei 2023 nanti, Gunungkidul genap berusia 192 tahun. Beragam perayaan digelar untuk menyambut hari jadi kabupaten yang berada di selatan Kota Jogja ini. Di hari jadi yang ke-192 itu, saya memilih membuka Twitter dan membaca postingan unpopuler opinion tentang tanah kelahiran saya itu.

Dari sekian banyak twit, ada beberapa postingan yang menurut saya cukup menggelitik. Twit pertama datang dari akun @siuuuuuuuilet, yang bilang kayak gini:

wong semin ngaku wonosari, rongkop ngaku wonosari, pokoke sek daerah kidul kidulan mesti ngakune wong wonosari ng rantauan, makane wong wong sek ra reti wonosari mesti ngirane wonosari kui kebak pantai, padahal nyatane wonosari kui pemda dan sekitarnya https://t.co/lZyIpXu6MH

— messi fungky 😎🤙🏼 (@siuuuuuuuilet) April 24, 2023

Cuitan Mas Siuilet dengan tujuh “u” itu juga bikin ingatan lama saya kembali muncul ketika masih duduk di bangku kuliah. Saya tahu betul banyak teman saya yang kerja di luar kota, saat ditanya “asalnya dari mana?” atau “lahir di mana?”, mayoritas mengaku dari Kota Jogja. Sementara bagi mereka yang tinggal di Kota Jogja, biasanya mengaku berasal dari Wonosari, ibu kota Kabupaten Gunungkidul.

Saya kurang tahu persis alasan sebenarnya kenapa orang Gunungkidul lebih suka mengaku dari Kota Wonosari ketimbang menyebut secara langsung dari Gunungkidul. Nggak sedikit yang bilang kalau hal ini bentuk dari sikap kurang pede atau malu menjadi orang dusun. Pasalnya, mengaku dari Wonosari dipandang lebih “kota” daripada Gunungkidul yang dinilai ndeso. Apakah penilaian ini cukup berdasar dan bisa dipertanggungjawabkan?

Apakah mayoritas orang Gunungkidul malu dengan identitasnya sendiri?

Ya, setiap kali nongkrong sama orang dari luar daerah, sampai detik ini saya melihat mereka masih memandang Gunungkidul sebelah mata. Nggak sedikit orang yang terang-terangan berseloroh di hadapan saya kalau orang Gunungkidul itu udik, ndesit, gondesable, cocoknya cuma jadi kuli. Mendengar pandangan cah kota tersebut, saya hanya bisa tersenyum tipis, nggak menyalahkan ataupun membenarkan.

Saya sadar, prasangka itu lahir nggak semata-mata jatuh dari langit, melainkan ada peristiwa panjang yang mungkin melatarbelakangi pandangan orang luar daerah tentang kampung halaman saya ini. Pertanyaannya, apakah benar mayoritas orang Gunungkidul malu mengakui tanah kelahirannya sendiri?

Menolak stigma

Awalnya saya mengira memang begitu. Tapi, setelah saya pikir-pikir lebih dalam lagi, saya cukup sangsi mengatakan kalau itu benar. Buktinya tahun 1980-an lalu, mendiang Manthous, maestro musik campursari asal Gunungkidul, membuat lagu “Tiwul Gunungkidul” dan “Gunungkidul Handayani”. Dan, dari dulu sampai sekarang, warga yang merantau sering menyanyikan kedua lagu itu di luar kota.

Baca Juga:

3 Tempat Wisata Gunungkidul yang Layak Dikunjungi Berkali-kali

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Dalam lagu “Tiwul Gunungkidul” yang berdurasi 4:08 menit, pria kelahiran 10 April 1950 tersebut berhasil memotret kekayaan yang dimiliki Bumi Handayani dengan sangat apik dan sanggup mempresentasikan warga yang hidup di kaki bukit. Mulai dari keindahan alam, kuliner khas, kesenian tradisional, dan tempat pariwisata di Bumi Handayani. Berikut pengggalan liriknya:

Tak pikir kowe wis lali, Mas
Karo aku cah Gunungkidul
Eling-eling panggonane dhuwur
Tlatah Ngayogjo sak wetan Bantul
Sing kondang, Dik, gaplek lan tiwul
Watu lintang apa watu kapur
Babagan seni ojo maido
Akeh sing kondang akeh sing misuwur

Sekilas, lirik lagu di atas memang sangat sederhana. Tapi di saat orang luar daerah memandang sebelah mata warga Gunungkidul—karena dianggap udik dan terbelakang—Manthous seolah menolak stigma itu. Meski sempat melalang buana merantau ke Jakarta untuk belajar seni musik dan bergabung dengan grup band, seperti Flower Sound dan Beib Blues, sama sekali nggak membuatnya mengingkari Bumi Handayani.

Dia menampik anggapan kalau orang Gunungkidul malu mengakui tanah kelahirannya. Lagu-lagu itu menegaskan kalau kami punya identitas sendiri, berani unjuk gigi, dan bangga dengan karakter yang dimiliki.

Seiring berjalannya waktu, kedua lagu Manthous tersebut menjadi anthem warga Bumi Handayani dan sering dinyanyikan saat ada hajatan, baik di kampung maupun di luar kota. Jadi, anggapan kalau orang Gunungkidul sering mengaku dari Wonosari karena malu mengakui tanah kelahirannya, saya rasa kurang tepat dan nggak berdasar.

Memangnya kenapa kalau mengaku dari Wonosari?

Orang kota kadang memang kurang adil memandang orang-orang dusun. Hanya karena kami tinggal di pelosok dan mengaku dari Wonosari, lantas mereka menganggap kami malu dan nggak pede sama daerah asal. Lho? Memangnya wajib gitu menyebut alamat atau identitas secara spesifik? Sak penaku to, seneng ane ngatur i, lho.

Maksud saya begini. Percayalah, alasan kenapa saya sering menyebut nama Wonosari itu bukan karena malu, tapi biar kalian lebih paham mencerna informasi dan mempersingkat percakapan. Sesimpel itu, tenan.

Nanti kalau saya bilang dari Gunungkidul, ujung-ujungnya kalian kepo setengah mati. Misalnya saya jawab dari Semanu, nanti kalian tanya Semanu-nya mana, saya tegaskan lagi dari Ngeposari, ngejar lagi sampai di tahap nama Pak RT, Pak Takmir, PKK, dan para dedemit penghuni dusun. Repot!

Lagian masalah kayak gini saja dipersoalkan. Lha wong Wonosari itu ibu kota Kabupaten Gunungkidul, yo wajar to nyebut nama kota ini. Kecuali kalau saya lahir di Gunungkidul tapi ngaku dari Amsterdam, lha kui pacul wae ndasku. Wong ya Wonosari itu bagian dari Gunungkidul dan bahkan menjadi representasi kabupaten, ngono kok nggak oleh. Lha yo bebas to, repot men.

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Terminal Dhaksinarga Wonosari Gunungkidul: Terminal Rasa “Mal” dan Restoran.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Mei 2023 oleh

Tags: GunungkidulWonosari
Jevi Adhi Nugraha

Jevi Adhi Nugraha

Lulusan S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berdomisili di Gunungkidul.

ArtikelTerkait

Kawasan Rest Area Tahura Gunungkidul: Pusat Belalang Goreng yang Penuh Cerita Tragis dan Mistis

Kawasan Rest Area Tahura Gunungkidul: Pusat Belalang Goreng yang Penuh Cerita Tragis dan Mistis

9 November 2023
3 Jalan di Jogja yang Tidak Boleh Dilewati Pengantin Baru Terminal Mojok

3 Jalan di Jogja yang Tidak Boleh Dilewati Pengantin Baru

24 Februari 2022
Kawasan Bukit Patuk Gunungkidul: Jalur yang Memanjakan Mata sekaligus Sumber Derita Para Pengendara imogiri alun-alun gunungkidul

Patuk dan Imogiri: Dua Jalur Paling Dilematis Sobat Nglaju Gunungkidul, Pilih Mana Saja, Tetap Kena Masalah!

4 Mei 2025
Pasar Besole Wonosari: Pasar Ikonik di Gunungkidul yang Menyimpan Sisi Gelap

Pasar Besole Wonosari: Pasar Ikonik di Gunungkidul yang Menyimpan Sisi Gelap

23 Juli 2023
Radio Argososro FM, Tetap Menghibur dan Menjaga Identitas Warga Gunungkidul

Radio Argososro FM, Tetap Menghibur dan Menjaga Identitas Warga Gunungkidul

3 Juli 2023
7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis (Unsplash)

7 Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Lupa Parangtritis

30 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.