Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Orang Desa yang Miskin Sekalipun Adalah Orang Paling Bahagia

Bahiroh Adilah oleh Bahiroh Adilah
17 Februari 2021
A A
Percayalah, Orang Desa yang Miskin Sekalipun Adalah Orang Paling Bahagia Terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Setelah kuliah selama 4 tahun lebih di salah satu kota besar, akhirnya pandemi membuat saya berdiam cukup lama di rumah, di salah satu pedesaan di kabupaten kecil. Kembali ke desa sendiri untuk waktu yang lebih lama, saya jadi lebih sering mengamati kehidupan masyarakat di desa. Siapa sangka, saya menyadari dan belajar banyak hal dari orang desa tentang bagaimana mereka menjalani hidup di desa. Lalu, saya sampai pada kesimpulan bahwa orang desa—bahkan yang miskin sekalipun, adalah orang yang paling bahagia dan sejahtera.

Saya tahu persis bagaimana rasanya hidup di kota besar selama kuliah. Akses apa pun tersedia, banyak mal, banyak café, nongkrong, dan belanja di mana pun mudah. Aduh, kalau kalian masih merasa hal tersebut adalah yang paling membahagiakan, berarti kalian belum mengenal way of life ala orang desa.

Sebagai orang yang berasal dari desa dan sempat tinggal di kota besar, saya akan memberi beberapa alasan mengapa orang desa yang miskin sekalipun adalah orang yang paling bahagia dan sejahtera. Tapi sebelumnya, taruh dulu pola pikir kalian yang ruwet ala orang kota dan orang kaya itu. Saya akan mengajak kalian berpikir sangat sederhana nan bahagia.

Pikiran tidak terkontaminasi informasi tidak penting

Poin pertama, rendahnya akses informasi, terutama mereka yang tidak memiliki smartphone. Sekali lagi, jangan dulu berpikir bahwa rendahnya akses informasi merupakan hal buruk. Justru poin pertama ini yang paling penting menurut saya pribadi.

Sebagai anak muda yang selalu menerima informasi apa pun di berbagai media sosial tanpa diminta, saya mulai menyadari bahwa percepatan informasi itu sangat merugikan. Memangnya kepala kalian tidak kewalahan mencerna informasi yang kalian baca setiap hari di media sosial? Apalagi dalam situasi seperti ini. Jika dibandingkan dengan orang desa yang tidak memiliki akses untuk informasi, mereka terlihat lebih rileks. Tidak perlu repot-repot ikut berpikir tentang perdebatan Jerinx dan dr. Tirta, tidak perlu repot-repot ikut menyumpah serapahi kinerja pemerintah yang payah, bahkan tidak perlu buang-buang waktu menonton konflik romansa remaja di TikTok.

Tak seperti kita yang sedikit-sedikit sambat, “Haduh, aku stres!” Pikiran orang desa tidak terkontaminasi oleh informasi semacam itu, sehingga pikiran menjadi tenang, timbul rasa bahagia dan bisa bikin sehat.

Prinsip “Nggak usah ruwet, yang penting kenyang”

Sebagai orang desa, saya merasa sangat beruntung dengan tersedianya bahan makanan di lingkungan rumah, entah menanam sendiri atau berbagi dengan tetangga. Jangan kira orang desa kesulitan untuk urusan mengenyangkan perut, justru itu yang paling mudah bagi mereka. Sayur-sayuran banyak sekali tersedia untuk dipetik, untuk membeli di pasar pun masih dengan harga yang sangat murah.

Belum lagi kehidupan orang desa yang guyub dengan tetangga dan bisa berbagi sayuran yang mereka tanam sendiri. Talas dan singkong juga sangat mudah untuk dicari di lingkungan desa lalu dikukus dan dimakan. Persoalan kandungan nutrisi jangan diremehkan, coba saja kalian googling nutrisi apa saja yang terkandung dalam talas dan singkong.

Baca Juga:

Nggak Enaknya Jadi Orang Desa, Mau Belanja Online Harus Ngumpet karena Banyak Tetangga Kepo!

4 Ide Usaha yang Cocok Dijalankan di Desa selain Toko Sembako

Pola hidup dan pola berpikir seperti itulah yang membuat mereka bahagia. Selain makanan mereka sehat dan alami, mereka juga tidak perlu kebingungan memilih ayam goreng KFC atau McD, tidak perlu ikut berpihak tim bubur diaduk atau tidak diaduk, dan mereka juga tidak perlu kerepotan memilih boba Chatime atau boba Kokumi.

Udara bersih dan lingkungan sehat

Poin ini sudah sangat jelas lah ya, lingkungan dan udara segar yang menjadi sasaran orang kota untuk berlibur karena suntuk melihat gedung-gedung tinggi. Lalu mereka mengunggah konten media sosial dengan caption: Morning coffee with a view.

Unggahan-unggahan semacam itu yang kemudian membuat saya sangat bersyukur menjadi orang desa. Hal sederhana yang sangat mahal bagi orang kota, bisa saya nikmati setiap hari sepuasnya. Angin semilir yang sejuk, suara gesekan daun karena diterpa angin, udara segar dan terjamin bersih, suara-suara jangkrik ketika malam hari, wuaaah rasanya tenang dan damai sekali. Apalagi ditambah dengan pisang goreng dan teh manis hangat. Wuaaah… Sudah, sudah, saya tidak mau congkak, nanti kualat sama orang kota.

Tidak bingung mencari pekerjaan

Percaya tidak kalau di desa, pekerjaan sangat mudah dicari? Saya pun awalnya tidak percaya. Tapi setelah sempat berbincang-bincang dengan beberapa masyarakat, lahan pertanian yang sangat luas menjadi sumber utama potensi pekerjaan orang desa. Kalau kalian masih berpikir, “Memangnya bisa bertahan hidup dengan hanya bertani? Gajinya berapa?” berarti kalian masih saja menggunakan pola pikir ala orang kota dan orang kaya.

Kembali lagi pada poin utama, pola hidup dan pola pikirlah yang membuat orang desa bahagia dengan hanya bertani. Mereka mengedepankan pola pikir “Apa yang tersedia, maka itu yang harus dimaksimalkan.” Lahan pertanian di desa sangat luas dan potensial untuk dimaksimalkan, maka itulah yang mereka kerjakan.

Kalau kalian pergi ke desa dan bilang pengin jadi marketing executive di perusahaan atau dokter spesialis kulit, yang ada kalian malah ditertawakan lantaran dianggap terlalu muluk-muluk. Orang desa tidak mau ruwet-ruwet berpikir bagaimana caranya bekerja untuk mendapatkan uang banyak. Ketika kebutuhan mereka tercukupi, maka sudah cukup. Itulah mengapa mereka tetap selalu bahagia, mereka tidak memiliki keinginan yang neko-neko. Selain itu, bertani bisa sangat menyehatkan, karena tubuh kita terkena sinar matahari setiap harinya, bukan terkena AC dengan sirkulasi udara yang tidak sehat.

Jadi, untuk orang desa siapa pun dan di mana pun, yang miskin sampai yang muiskin pol, bangga dan bersyukurlah menjadi orang desa. Poin-poin di atas, jika disimpulkan, syarat untuk menjadi orang yang bahagia dan sejahtera adalah dari pola pikir. Sama saja kalau kalian tinggal di desa tapi masih pakai pola pikir ruwet ala orang kota dan orang kaya. Hidup ini akan ruwet kalau kalian berpikir ruwet juga.

Biarkan orang kota dan orang kaya saja yang memikirkan banyak hal dengan ruwet, kita sebagai orang desa tinggal berbahagia saja. Hidup mau cari apa, sih? Bukannya rasa bahagia itu sudah terlampau cukup?

BACA JUGA Orang-orang di Desa Saya Nggak Butuh Kelas Fitness agar Badannya Terbentuk.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Februari 2021 oleh

Tags: cara berbahagiaorang desa
Bahiroh Adilah

Bahiroh Adilah

Baru saja melepas status Mahasiswa, untungnya lulus, bukan DO.

ArtikelTerkait

5 Privilese Orang Desa yang Nggak Dimiliki Orang Kota Terminal Mojok

5 Privilese Orang Desa yang Nggak Dimiliki Orang Kota

30 Juni 2022
Dianggap Anak Sendiri: Status Istimewa Sapi di Mata Orang Desa

Dianggap Anak Sendiri: Status Istimewa Sapi di Mata Orang Desa

26 Oktober 2022
Investasi Sapi Disukai Warga Desa Saya daripada Investasi Emas dan Saham: Bukan Mengejar Kekayaan, melainkan Ketenteraman

Investasi Sapi Disukai Warga Desa Saya daripada Investasi Emas dan Saham: Bukan Mengejar Kekayaan, melainkan Ketenteraman

26 Juni 2024
4 Hal Mewah bagi Orang Kota yang Sebenarnya Biasa Saja bagi Orang Desa

4 Hal Mewah bagi Orang Kota yang Sebenarnya Biasa Saja bagi Orang Desa

29 Juli 2022
nasionalis

Seberapa Nasionalis Kamu?

15 Agustus 2019
4 Mi Instan yang Nggak Cocok untuk Orang Ndeso, Jangan Coba-coba!

4 Mi Instan yang Nggak Cocok untuk Orang Ndeso, Jangan Coba-coba!

21 Januari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.