Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Orang Batak: Stereotip VS Kenyataan yang Sebenarnya

Kartika Sari Situmeang oleh Kartika Sari Situmeang
3 April 2020
A A
Orang Batak: Stereotip VS Kenyataan yang Sebenarnya

Orang Batak: Stereotip VS Kenyataan yang Sebenarnya

Share on FacebookShare on Twitter

Saya terlahir dari seorang Bapak dari suku Batak, dan Ibu dari suku Melayu-Jawa. Tentu saja karena Bapak orang Batak, di nama saya tersemat marga beliau. Ya gitu kalau jadi orang Batak, cuma baca namanya aja, udah ketahuan aslinya dari mana.

Gara-gara punya marga batak ini, saya ngerasa punya beberapa keuntungan. Salah satunya adalah jadi punya bahan obrolan kalau ketemu orang baru. Baik itu orang yang sama-sama batak, atau orang yang punya suku berbeda.

Tapi gara-gara marga ini pula banyak hal ajaib yang datang pada hidup saya. Hal ajaib ini terjadi karena banyak orang punya stereotip soal orang batak. Kira-kira beginilah hal ajaib yang saya maksud tadi:

Diolok-olok karena nama

Karena marga saya berakhiran dengan –meang, hal ini tentu saja memantik kejahilan/kekejaman anak-anak SD di Indonesia yang suka memplesetkan nama. Yang biasanya mengolok-olok nama Ayah, karena saya orang batak, biasanya bergeser ke nama marga juga. Banyak kreatifitas yang muncul dari plesetan nama marga saya ini, tapi yang terfavorit adalah meang diplesetkan menjadi meong. Iya, si kocheng itu!

Dianggap bisa bahasa Batak, padahal yang saya tahu cuma Butet dan Horas

Dengan menyandang marga Batak, saya dianggap secara default bisa bahasa Batak. Mohon maaf pemirsa, saya ini orang Batak karena genetik saja. Kebetulan Bapak orang sana, tapi saya lahir dan besar jauh dari kampung leluhur.

Di rumah kami berbahasa Indonesia. Apabila ada yang mengajak bicara dengan bahasa Batak, saya hanya bisa senyam-senyum dan mantuk-mantuk sebagai gestur andalan, sampai akhirnya mengaku tidak mengerti karena orangnya tidak kunjung mengerti kode-kode saya.

Entah kenapa Bapak juga tidak berinisiatif untuk mengajarkan bahasa leluhur ini ke kami anak-anaknya. Coba ya, nanti saya tanyakan lagi alasannya.

Baca Juga:

Indra Keenam Orang Batak Hingga Relasi Gender dan Tanggung Jawab Sosial

Derita Jadi Orang Batak di Bantul, Sulit Mencari Rumah Makan Batak yang Cocok di Lidah

Sering disangka marah-marah

Kami memang memiliki kecenderungan untuk berbicara dengan volume yang lebih tinggi dari orang kebanyakan. Konon katanya, leluhur kami tinggal di dataran tinggi dan saling berjauhan dengan tetangga, sehingga untuk berkomunikasi harus bicara dengan suara yang keras.

Bukan berarti saya sedang marah-marah lho, saya hanya menjadi orang Batak, bawaan orok 🙂

Kalau sedang marah beneran, dibilang gampang emosi karena orang Batak

Apa pula?! Padahal namanya manusia normal ada juga kan waktunya harus marah.

Ketika deadline pekerjaan di depan mata, tapi begitu banyak hal tidak beres terjadi. Ketika diserobot di antrian SPBU. Ketika janjian dengan orang tapi datangnya terlambat. Jutaan orang bahkan marah ketika menyadari dibohongi oleh iklan Budi Setiawan!

Marah itu bukan berarti gampang emosi, gaes. Marah itu hal yang wajar, salah satu bentuk emosi yang dimiliki setiap manusia. Bukan hanya milik orang Batak saja!

Yang lebih tepat adalah karena saya perempuan Batak yang lagi PMS~

Sudah suka marah, sering pula dibilang galak

Nah yang ini lebih sering lagi. Kadang sedang melamun saja dibilang galak. Apalagi setelah berbicara, lebih banyak lagi yang ngatain galak. Apa mungkin karena garis wajah kami yang cukup bersiku, sehingga memberikan kesan galak? Entahlah, masih jadi misteri.

Satu hal yang pasti, kami memang punya sifat blak-blakan. Kami akan katakan apa yang ada di kepala. Suka, bilang suka. Tidak suka, bilang tidak suka. Susah buat kami untuk berpura-pura.

Kalau hal ini yang bikin kamu bilang saya galak, mungkin mainmu kurang jauh.

Sering disangka berprofesi pengacara

Setelah membaca nama saya, banyak yang kemudian menebak/menuduh bahwa profesi saya adalah seorang pengacara. Apa ya semua orang Batak harus jadi pengacara? Mentang-mentang banyak pengacara ternama bersuku Batak muncul di televisi, lalu ini jadi satu-satunya pilihan profesi bagi kami?

Jangan lah, saya masih menyimpan cita-cita menjadi penulis lho~

Disuruh tinggal ketika pulang kampung

Yang terbaru, ketika saya pulang kampung tahun lalu, Tulang (Oom, red) menyuruhku tinggal di Medan saja. “Di Medan ramai kok, betahlah kau di sini. Medan kan kota ketiga terbesar di Indonesia, semua ada di sini. Gak beda jauh sama Surabaya.”

Saya hanya tersenyum sopan.

Sebagai pamungkas, Tulang juga bilang, “Mau apalagi kau. Cari jodoh sajalah, gampang itu di sini, banyak orang Batak kayak kau.”

Hiya, hiya, hiya.

BACA JUGA Stereotip Terhadap Orang Timur atau tulisan Kartika Sari Situmeang lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 April 2020 oleh

Tags: marga batakorang batakstereotip orang batak
Kartika Sari Situmeang

Kartika Sari Situmeang

Akuntan yang bercita-cita menjadi penulis.

ArtikelTerkait

Derita Jadi Orang Batak di Bantul, Sulit Mencari Rumah Makan Batak yang Cocok di Lidah Mojok.co

Derita Jadi Orang Batak di Bantul, Sulit Mencari Rumah Makan Batak yang Cocok di Lidah

11 November 2023
Indra Keenam Orang Batak Hingga Relasi Gender dan Tanggung Jawab Sosial

Indra Keenam Orang Batak Hingga Relasi Gender dan Tanggung Jawab Sosial

12 November 2023
Begini Rasanya Jadi Orang Batak Keturunan Jawa Berwajah Timur terminal mojok

Begini Rasanya Jadi Orang Batak Keturunan Jawa Berwajah Timur

23 Maret 2021

Batak KW Adalah Orang Batak yang Nggak Terlalu Batak, Saya Buktinya

6 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.