Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Orang Bali Sulit Menikmati Wisata di Tanah Kelahirannya Sendiri

Ida Bagus Weda Wigena oleh Ida Bagus Weda Wigena
17 Januari 2024
A A
Orang Bali Sulit Menikmati Wisata di Tanah Kelahirannya Sendiri kuliah di bali

Orang Bali Sulit Menikmati Wisata di Tanah Kelahirannya Sendiri (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang nggak kenal Bali? Salah satu pulau di gugusan kepulauan Sunda kecil ini memiliki segudang pesona. Pesona alam dan budaya masih menjadi primadona utama penikmatnya. Tebaran objek wisata alam dan budaya, hotel berbintang, resor mewah, vila, bar, club, dan tempat-tempat kebudayaan lain yang mendukung wisata Bali seakan menjadi daya tarik abadi.

Akan tetapi di balik semua itu, pernah kepikiran nggak, apakah orang yang lahir, tinggal, dan bekerja di Bali pernah menikmati tempat ini selayaknya wisatawan yang berwisata ke Pulau Dewata? Ke mana orang Bali pergi liburan saat musim liburan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin sering terdengar, tapi jawabannya yang jarang kedengaran. Atau malah jawabannya masih rancu.

Sebenarnya, banyaknya objek wisata tak serta merta menggugah minat masyarakat Bali secara keseluruhan untuk berwisata. Pulau Dewata memang menawarkan wisata budaya, tapi tak semua komponen masyarakatnya memiliki budaya berwisata. Oleh karena itu, jika ditanya, apakah orang Bali menikmati tanah kelahirannya sebagai tempat untuk berwisata, jawabannya adalah nggak sepenuhnya. Bahkan orang sini sulit menikmati tanah kelahirannya sendiri untuk berwisata.

Kebiasaan dan keseharian orang Bali

Ada beberapa alasan mengapa orang Bali justru sulit menikmati Pulau Dewata sebagai tempat wisata. Faktor pertama adalah kebiasaan dan kegiatan keseharian orang Bali. Secara umum, mayoritas orang Bali yang tinggal di sini beragama Hindu Bali. Agama Hindu ini identik dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang berkolaborasi dengan kegiatan adat. Sehingga kadang sulit membedakan mana kegiatan atau upacara adat dan mana kegiatan atau upacara agama.

Upacara keagaamaan dan adat tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan hari baik atau yang lumrah disebut rahinan di kalangan masyarakat Bali. Rahinan tersebut ditentukan berdasarkan sistem penanggalan kalender Bali. Rahinan mewajibkan masyarakat Hindu Bali untuk melaksanakan ritual-ritual tertentu sesuai dengan jenis Rahinannya. Intinya, ajaran agama dan ketentuan adat mewajibkan masyarakat untuk melaksanakan upacara-upacara tertentu.

Upacara, ritual, dan persembahan bahkan dilaksanakan setiap hari oleh sebagian besar masyarakat. Nah, karena disibukkan dengan kegiatan upacara, ritual, dan persembahan tersebut, banyak orang Bali yang kekurangan waktu untuk me time khususnya untuk berwisata. Dengan kata lain, mereka sulit menikmati wisata di pulaunya sendiri karena kebiasaan dan kegiatan keseharian mereka.

Kondisi ekonomi masyarakat di Pulau Dewata

Alasan kedua adalah kondisi ekonomi masyarakat Bali. Keadaan ekonomi memang memengaruhi seseorang untuk berwisata karena berwisata memerlukan biaya. Keadaan ekonomi masyarakat di Pulau Dewata sangat beragam, ada golongan menengah atas dan golongan menengah bawah.

Untuk masyarakat dari golongan menengah atas nggak perlu diragukan lagi kemampuannya. Sudah pasti mereka dapat menikmati dan mengikuti tren wisata di pulau ini. Golongan menengah atas bahkan sudah menjadwalkan hari-hari tertentu untuk berlibur ke beberapa destinasi wisata di Pulau Dewata.

Baca Juga:

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

4 Alasan Kamu Wajib Coba River Tubing di Kebumen yang Sungainya Masih Bersih 

Keadaan tersebut tentu berbeda dengan golongan menengah bawah. Golongan ini cenderung jarang, atau bahkan nggak pernah menjadwalkan waktu untuk beriwsata. Hal ini berkaitan dengan faktor yang pertama, kewajiban adat dan agama membuat masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu untuk membagi pendapatan mereka untuk keperluan adat dan agama. Oleh karena itu, masyarakat yang ekonominya tergolong menengah bawah nggak memiliki dana lebih untuk berwisata.

Kebijakan wisata yang nggak berpihak pada masyarakat lokal

Alasan ketiga adalah kebijakan objek wisata. Menurut saya, kebijakan pariwisata di Pulau Dewata nggak berpihak bagi masyarakat lokal Bali yang notabene adalah pemilik tanah itu sendiri. Objek-objek wisata di sini masih banyak yang mematok tarif tinggi untuk warga lokalnya sendiri.

Sebagai contoh, objek wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK). Objek wisata ikonik tersebut harusnya bisa memberikan harga khusus yang merakyat bagi masyarakat lokal. Hal ini tentu ada alasannya. Selain memberi kesempatan bagi masyarakat Pulau Dewata untuk menikmati keindahan tanah kelahirannya, masyarakat juga nggak perlu merasa malu dan canggung ketika berkunjung ke luar Bali dan ditanya-tanya mengenai objek wisata di Pulau Dewata. Intinya, supaya nggak ada kata-kata semacam, “Masa orang Bali nggak pernah ke GWK?”

Sebagai warga lokal, saya berharap semoga ke depannya kebijakan-kebijakan pariwisata di Pulau Dewata semakin memihak pada warga lokal. Perubahan itu setidaknya dapat mengubah citra orang Bali sulit menikmati tanah kelahirannya sendiri.

Masyarakat Bali adalah salah satu agen untuk promosi wisata Pulau Dewata, baik secara langsung maupun nggak langsung. Walaupun namanya sudah terkenal ke seluruh dunia, pulau ini juga masih memerlukan agen promosi wisata. Agen promosi wisata tentunya harus mengenal situasi dan kondisi tempat wisata yang dipromosikannya.

Nggak hanya bertugas mempromosikan pariwisata, agen promosi wisata juga harus mampu menjaga keberlanjutan pariwisata dan mengembangkan destinasi serta pengalaman-pengalaman baru berwisata khususnya di Bali. Makanya orang Bali perlu diberi kesempatan khusus untuk mengunjungi dan menikmati gemerlapnya dunia pariwisata di tanah kelahirannya.

Penulis: Ida Bagus Weda Wigena
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Stop Glorifikasi Kerja di Bali, Nyatanya Nggak Seindah yang Dibayangkan Orang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2024 oleh

Tags: baliDestinasi Wisataorang balipariwisatapulau dewatawisata
Ida Bagus Weda Wigena

Ida Bagus Weda Wigena

Seorang anak manusia yang ada dalam kenyataan sandiwara dunia. Ingin punya gelar Ph.D. Sangat senang berwisata khususnya wisata alam dan wisata kuliner. Sangat tertarik pada fenomena-fenomena sosial budaya dan pendidikan.

ArtikelTerkait

Oleh-Oleh Khas Bali yang Sebaiknya Kalian Pikir Baik-baik Sebelum Membawanya Pulang Mojok.co

Oleh-Oleh Bali yang Sebaiknya Kalian Pikir Baik-baik Sebelum Membawanya Pulang

14 Desember 2024
5 Hal yang Perlu Kamu Siapkan jika Hendak Jalan-jalan ke India biar Nggak Kaget terminal mojok

5 Hal yang Perlu Kamu Antisipasi jika Hendak Jalan-jalan ke India biar Nggak Kaget

20 September 2021
5 Destinasi Wisata di Jawa Timur yang Sebaiknya Nggak Dikunjungi sama Pasangan Terminal Mojok

5 Destinasi Wisata di Jawa Timur yang Sebaiknya Nggak Dikunjungi sama Pasangan

16 Januari 2022
Rekomendasi Wisata Murah di Mojokerto dengan Vibes kayak di Luar Negeri

Rekomendasi Wisata Murah di Mojokerto dengan Vibes kayak di Luar Negeri

29 Mei 2024
3 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Ambarawa terminal mojok

3 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Ambarawa

28 November 2021
Mencari Kos Murah di Denpasar Jauh Lebih Sulit daripada Mencari Pasangan Hidup, dan Ini Nggak Bercanda, Ada Datanya!

Mencari Kos Murah di Denpasar Jauh Lebih Sulit daripada Mencari Pasangan Hidup, dan Ini Nggak Bercanda, Ada Datanya!

3 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.