Berbagai macam ritual, tradisi, kebiasaan di bulan Ramadan turut serta mewarnai indahnya bulan suci ini. Salah satu yang menjadi ciri khas di bulan Ramadan ini adalah bulannya nama anak yang dinamai orang tuanya dengan nama Ramadan. Kalau laki-laki biasanya Ramadan, kalau perempuan biasanya ditambah huruf “i” jadi Ramadani. Atau ada juga yang dinamai Romdon atau Romdoni.
Namun, kebanyakan penulisan nama anak tersebut adalah Ramadhan. Bukan Ramadan. Okelah, kalau sesuai bahasa terjemahan mungkin benar pakai “dh”, tapi alangkah baiknya bisa diluruskan sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia. Takutnya, nanti pas anaknya udah gede jadi guru bahasa Indonesia, atau jadi penulis, malah jadi kesel sendiri sama namanya yang kurang tepat penulisannya. Wkwkwk.
Saya yakin penyematan nama bulan mulia ini di rangkaian nama anak mereka selalu bermaksud baik. Mungkin juga sang anak ketika besar nanti akan berterima kasih kepada orang tuanya karena telah melahirkannya tepat di bulan suci dan dinamai dengan nama Ramadan.
Sebetulnya, ini bukan hal yang tak biasa juga, sih. Ini sama halnya dengan nama anak sesuai kelahiran mereka versi bulan-bulan masehi. Banyak anak yang lahir di bulan November diberi namanya Novi, lahir bulan Oktober diberi nama Okta, lahir bulan Desember diberi nama Desi, begitu seterusnya. Saya yakin banyak sekali anak yang dinamakan sesuai bulan-bulan lahirnya.
Begitu juga kalau lahir saat fajar, yang lahir malam dinamakan Laila (bahasa Arab), dan masih banyak waktu-waktu tertentu. Tentu maksud orang tua adalah sebagai pengingat ulang tahun kelahiran anaknya versi paling mudah.
Hari-hari berganti, banyak orang tua yang berlomba selain mencari nama terbaik untuk anaknya sebagai doa, juga mencari nama untuk anak mereka dengan nama yang pelafalannya agak susah dan jarang dijumpai. Saya sebut agak susah, karena biasanya orang tua masa kini mencari nama dari bahasa-bahasa asing yang memang sungguh asing di telinga masyarakat Indonesia pada umumnya. Bisa-bisa buat cari arti nama anaknya harus buka kamus dulu.
Praduga saya, mungkin ada beberapa anak yang ketika telah beranjak dewasa merasa, “Kok namaku banyak sekali sih yang nyamain?”, “Ah, orang tuaku nggak kreatif”. Nah, saya punya beberapa rekomendasi yang mungkin bisa menjadi referensi bagi para calon orang tua yang siapa tahu anaknya lahir di bulan Ramadan.
Mungkin, sudah ada beberapa orang yang sudah memiliki nama-nama ini. Namun setidaknya lebih jarang kalau menurut saya. Nggak se-semarak nama Ramadan. Gitu.
Berikut beberapa momen yang ada di bulan Ramadan yang bisa dijadikan referensi nama anak, selain Ramadan.
Satu: Tarawih
Mungkin bisa kalau anak tersebut lahirnya pada saat jam-jam orang sedang melaksanakan salat Tarawih. Kalau nama Ramadan dijadikan sebagai pengingat, justru nama Tarawih ini bisa jadi pengingat yang lebih spesifik, kan?
Dua: Nuzulul Quran
Momen Nuzulul Quran merupakan hari turunnya Alquran yang bertepatan tanggal 17 Ramadan. Nah, bisa tuh anak kalian dinamai “Nuzul” kalau tepat lahir di tanggal itu.
Tiga: Lailatul Qadar
Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Ini juga bisa menjadi referensi buat anak kalian yang lahirnya sekiranya di malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Meskipun keberadaan malam Lailatul Qadar sendiri tidak diketahui pasti kapan tepatnya.
Selain tiga saran saya di atas, mungkin teman-teman punya saran yang lain?
BACA JUGA Esai-esai Terminal Ramadan Mojok lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.