Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

One Piece Film: Red: Eksperimen Oda yang Hasilnya Luar Biasa

Rifqi Probo oleh Rifqi Probo
23 September 2022
A A
One Piece Film: Red: Eksperimen Oda yang Hasilnya Luar Biasa

One Piece Film: Red: Eksperimen Oda yang Hasilnya Luar Biasa (Akun Instagram @onepiece_staff)

Share on FacebookShare on Twitter

One Piece Film: Red adalah film ke-15 dari seri One Piece (OP) yang pertama kali diumumkan pada November 2021 ini adalah film yang dibuat oleh Oda dengan memakai karakter vital wanita, yakni Uta yang disebutkan sebagai putri dari Shanks. Karakter utama kali ini beda, bila melihat pakem film One Piece yang ada. Karakter utamanya wanita, pun tidak punya “masalah turunan” ke kru Topi Jerami.

Mungkin, Oda merasa “jenuh” setelah membuat deretan film dengan karakter pria-pria di era keemasan pada masanya seperti Shiki, Z, Gildo Tesoro (yang beneran mas-mas emas), dan yang terakhir adalah Douglas Bullet dari One Piece: Stampede.

Film ini juga menjadi debut Jinbe sebagai kru Straw-Hat Pirates. Bisa mengindikasikan bahwa plot cerita berada setelah arc Wanokuni dengan beberapa catatan.

Oda juga menggandeng Ado (Oda x Ado) seorang musisi muda Jepang yang sedang naik daun untuk mengisi original soundtrack film ini, yang mana peran soundtrack di One Piece Film: Red menjadi sangat esensial. Soundtrack tidak hanya digunakan sebagai musik pengantar dan pengisi suasana, tapi soundtrack juga dipakai sebagai elemen set adegan di film.

“Beruntungnya”, fans OP dari luar Jepang yang screening filmnya beberapa waktu lebih mundur dari premier-nya di Jepang (6 Agustus 2022) bisa menikmati album Uta no Uta: ONE PIECE FILM RED sebagai acuan menonton film ini. Jadi, ketika film ini rilis (di Indonesia pada tanggal 16-18 untuk fans screeningnya, dan 21 september untuk general release-nya) penonton akan lebih familiar dengan lagu-lagu yang dijadikan elemen penting di film ini. Karena sebegitu pentingnya musik sebagai set yang dipakai di dalam film, banyak yang mengatakan film ini adalah “Film Bollywood Ala Eiichiro Oda”, creator dari seri One Piece yang juga bertindak sebagai Produser dan Supervisor One Piece Film: Red.

One Piece Film: Red didukung dengan prolog di serial animenya pada episode 1029 dan 1030 yang menceritakan bagaimana awal mula Luffy bertemu Uta bahkan Red Hair Pirates di Foosha Village. Serta dari serial manganya chapter 1055-1057 diselipkan halaman yang menggambarkan bagaimana awal mula Uta menulis lagu yang dijadikan setlist konser Uta.

Jalan cerita One Piece Film: Red

Film ini dimulai dengan fase pembuka yang cukup singkat padat dan tidak bertele-tele, di mana kru Straw Hat Pirates menentukan tujuan berlayar selanjutnya adalah menuju konser Uta, sang megabintang yang juga menjadi sosok “viral” di universe OP. Tidak seperti seri film OP sebelumnya yang mana adegan awal selalu menjadi ajang pamer skill, melainkan menjadi ajang reuni Luffy dengan sahabat kecilnya, Uta, yang telah berpisah selama 12 tahun.

Ajang reuni yang cukup menyenangkan ternyata adalah awal dari malapetaka di film ini. Karena banyak tanda tanya yang tidak terjawab semenjak pertemuan mereka di masa kecil akhirnya dijawab di film ini.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Banyak plot twist yang dihadirkan di film ini, yang cukup membuat penonton bersorak heboh dengan spectacle yang dihadirkan. Termasuk lagu-lagu dari album Uta no Uta yang diaplikasikan sebagai set dalam adegan secara apik yang didukung dengan visual yang sangat memanjakan mata penonton

One Piece Film: Red ini juga salah satu media Oda dalam mengkonfirmasi info yang tidak dimunculkan di serial anime maupun manganya, atau yang biasa disebut dengan canon. Canon yang muncul juga salah satu bagian yang cukup sentimental dan berdampak besar untuk cerita inti seri One Piece.

Seperti yang disebutkan dalam judul film ini yaitu Red, peran Red Haired Shanks juga menjadi cukup besar. Sepertinya Oda memanfaatkan media film ini untuk memberikan screen time yang cukup banyak untuk kru kelompok bajak laut Shanks yang mana di seri One Piece kemunculannya cukup bisa dihitung dengan jari.

Keterlibatan kelompok bajak laut Shanks di film ini bisa menjadi acuan yang cukup krusial untuk kelanjutan petualangan Luffy cs.

One Piece Film: Red ini seolah-olah mengajak penonton untuk bertamasya sejenak bersama konsep musical yang dipakai, setelah film sebelumnya selalu didominasi dengan adegan aksinya. Adegan fighting di One Piece Film: Red pun dikonsep secara rapi dan menjadi sajian visual yang cukup mendebarkan untuk para penonton untuk menikmati setiap frame film ini.

Plot yang disajikan juga dirasa cukup mudah untuk diterima, baik untuk penggemar OP maupun penonton pada umumnya. Bagaimana film ini menceritakan hubungan Uta dengan Shanks juga menjadi bagian hangat tersendiri. Canon dari film ini juga menjadi spark yang cukup mengejutkan dan panduan yang juga wajib untuk para penggemar serial One Piece yang juga gemar dengan teori-teorinya.

Kekurangan yang lumayan fatal

Namun, ada kekurangan yang menurut saya lumayan mengganggu. Ada beberapa karakter yang dimunculkan, tapi tidak dengan peran yang cukup krusial, seolah-olah hanya sebagai media fan service. Terkesan sebagai pemancing sorak penonton di tengah plot saja, dan tidak begitu berdampak untuk kelangsungan ceritanya.

Selain itu, pembukaan yang terlalu singkat membuat film terkesan terburu-buru, termasuk beberapa adegan di tengah filmnya. Pun ada beberapa elemen di film yang membuat penggemar One Piece menjadi kurang yakin akan set waktu film ini dengan timeline besar di serialnya. Hal ini disebabkan karena One Piece Film: Red ini mencantumkan materi pasca-Wano, tapi juga mengkonfirmasi beberapa info yang belum diejawantahkan di serialnya.

Cukup disayangkan sebab untuk menjadi stand-alone film akan menjadi “terlalu” canon, dan untuk penggemar yang tidak menonton filmnya akan kehilangan part besar dari cerita besar One Piece.

Menurut saya, kekurangan tersebut lumayan fatal. Sebab, experience yang terlanjur menyenangkan jadi terganggu. Nggak ganggu banget, tapi ngganjel. Kayak selilit, kecil, tapi bikin mangkel.

Kesimpulan

One Piece Film: Red ini, terlepas dari kekurangannya, tetap harus ditonton. Meski dibuat musikal, bukan berarti kalian akan kehilangan keseruan. Justru, porsinya lebih berimbang. Kalau isinya pukul-pukulan doang, penonton nggak dikasih jeda buat napas, dan itu malah nggak menyenangkan.

Secara teknis, visual dan audionya amat bagus. Ceritanya pun bagus, saya yakin kalian akan merasa bahagia keluar dari bioskop. Atau malah mengkerut karena endingnya yang…

Nonton sendiri aja, pulang-pulang kalian pasti pengin diskusi, hehehe.

Sumber gambar: Akun Instagram @onepiece_staff

Penulis: Rifqi Probo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA One Piece Bukan Sekadar Komik, Dia Maha Karya!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 September 2022 oleh

Tags: eiichiro odamonkey d. luffyone pieceOne Piece Film: Redpilihan redaksiShanksUta
Rifqi Probo

Rifqi Probo

Ilustrator gambar kartun. Warga Skypiea.

ArtikelTerkait

“Orang Pintar” Lebih Cekatan Menangkap Cari Maling daripada Polisi Mojok.co

Maaf Polisi, Kami Lebih Percaya Lapor “Orang Pintar” kalau Kemalingan

26 Oktober 2023
Menelisik Alasan di Balik Runtuhnya Kejayaan Tupperware

Menelisik Alasan di Balik Runtuhnya Kejayaan Tupperware

26 September 2024
Orang Jakarta Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Tidak Cocok untuk Kalian Mojok.co

Orang dari Kota Besar Stop Berpikir Pindah ke Purwokerto, Kota Ini Belum Tentu Cocok untuk Kalian

11 Desember 2025
Benarkah Mystery Box di Online Shop Adalah Pembodohan Seller terhadap Buyer? terminal mojok.co

Benarkah Mystery Box di Online Shop Adalah Pembodohan Seller terhadap Buyer?

11 September 2021
Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Helm Motor Gratisan dari Dealer Terminal Mojok

Kenapa Bapak-bapak Suka Pakai Helm Motor Gratisan dari Dealer?

6 Juni 2022
Jalan Gegerkalong Kota Bandung Semakin Menyebalkan karena Pemkot dan Pengguna Jalan yang Nggak Peka Mojok.co

Jalan Gegerkalong Kota Bandung Semakin Menyebalkan karena Pemkot dan Pengguna Jalan yang Nggak Peka

7 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.