Pertama, adalah jawaban dari Ezra Adinugroho dan Cahyo, personel band emo Enamore. Inilah jawaban mereka:
“Nyamuk kan sebenarnya diciptakan salah satunya sebagai sumber makanan hewan lain, (sebagai salah satu penyambung rantai makanan). Namun, bisa jadi Tuhan menciptakan nyamuk memang untuk mengganggu manusia, seakan manusia tidak boleh tenang dan santai. Kalau ada nyamuk, pasti kita akan resah, bingung tepuk sana-sini, supaya nyamuknya mati.”
Lalu ada jawaban dari Rizky Fadli, seorang skateboarder, yang juga pegawai bioskop. Ini jawabannya:
Ya nyamuk itu sebenarnya butuh darah kita buat hidup, makanya mereka suka nyedot darah. Dan sepertinya, nyamuk ini masih ada keturunan vampir, soalnya vampir kan suka nyedot darah juga. Jadi, nyamuk dan vampir itu masih ada hubungan darah, sama-sama suka nyedot darah.
Masih terkait vampir, jawaban serupa juga muncul dari teman saya yang bernama Novianto, seorang pengusaha bunga. Begini jawabannya:
“Ya mending Tuhan menciptakan nyamuk, daripada menciptakan vampir. Walau sama-sama nyedot darah, tapi nyamuk kan tidak semenyeramkan vampir. Kalau digigit nyamuk kan paling ya cuma gatal. Lha kalau digigit vampir, bisa jadi vampir juga kita.
Dua jawaban dari dua teman saya, Rizky Fadli dan Novianto, masih seputar keterkaitan nyamuk dan vampir. Maklum, dua makhluk ini memang sama-sama mengisap darah, dan dua teman saya ini mungkin kebanyakan nonton vampir. Oke, kita lanjut lagi merinci jawaban dari teman-teman saya lainnya yang lebih nyeleneh.
Jawaban selanjutnya muncul dari Anto, seorang pegawai Bank yang kelihatannya baik-baik, tapi sebenarnya cukup nakal. Ini jawabannya: “Nyamuk diciptakan ke dunia ini ya supaya anak kecil bisa segera tidur. Seperti lagu ‘Nina Bobo’, kan anak kecil disuruh agar segera tidur. Nah, kalau tidak segera tidur kan ancamannya bisa digigit nyamuk. Jadi, peran nyamuk ya untuk nakut-nakutin anak kecil biar cepat tidur saja.
Lalu ada jawaban dari teman saya, Oka. Beliau ini adalah orang paling tua di kalangan teman-teman saya. Kelakuannya kadang ajaib, dan suka minum-minum. Jawabannya mengenai mengapa nyamuk diciptakan ke dunia ini adalah: “Supaya ikannya Legong (nama teman saya yang lain, dan dia suka banget mancing ikan) bisa makan. Larva nyamuk kan biasanya jadi makanan ikan. Kasihan kan, sudah susah-susah mancing, eh ikannya malah nggak bisa makan.
Reyhan, teman saya sejak SD yang sekaligus personel band post-grunge, Grey, memberikan jawaban yang unik. Begini jawabannya:
“Nyamuk itu diciptakan untuk ngetes ilmu kebal kita. Kalau biasanya tes ilmu kebal itu dengan senjata tajam, ini dengan nyamuk. Ibaratnya, ini tes tahap awal, lah. Kalau ternyata nyamuk tidak bisa menggigit kita, berarti kita sudah kebal di level pertama. Nah, baru kita bisa ngetes ilmu kebal dengan cara lain.
Teman saya yang lain, Alfanani, seorang sales HP, sekaligus teman saya sejak kecil, memberikan jawaban yang cukup nyeleneh. Begini jawabannya:
“Nyamuk diciptakan itu ya untuk membersihkan bolot (daki). Logikanya begini, kalau misalnya kita digigit, jadinya kan gatal, terus kita garuk. Nah, menggaruk kulit kan sekalian bisa jadi kegiatan membersihkan bolot (daki).
Sebuah jawaban yang di luar nalar. Saya saja sampai kaget dan baru ngeh kalau setiap kita menggaruk bekas gatal akibat digigit binatang ini, kita biasanya sekalian menggosok kulit, membersihkan daki atau bolot di kulit kita. Gila memang teman saya yang satu itu.
Itulah jawaban-jawaban dari teman-teman saya mengenai mengapa Tuhan menciptakan nyamuk di dunia ini. Tentu saja jawaban mereka berdasar pada kekesalan mereka, kejengkelan mereka akan keberadaan dan eksistensi binatang tersebut di dunia ini yang sering sekali mengganggu. Jadi, wajar jika jawaban mereka ini nyeleneh-nyeleneh.
Dan saya akan menutup tulisan ini dengan jawaban dari teman saya yang paling menjengkelkan buat saya. Namanya Nadhif, seorang pegawai tempat wisata, yang juga seorang freelance fotografer dan videografer. Ketika saya tanya mengenai mengapa Tuhan menciptakan nyamuk di dunia ini, dengan santai dan sewot-nya, dia menjawab “ngapain kamu tanya begitu?”
Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Jangan Hidup Seperti Nyamuk!